Aulia, gadis sederhana yang baru saja bekerja sebagai office girl di kantor megah milik CEO ternama yang dikenal kaku dan sulit didekati, tiba-tiba menjadi pesuruh pribadinya hanya karena kopi buatan Aulia.
Hayalannya menjadi karyawan yang baik dan tenang hancur seketika akibat bosnya yang tukang suruh-suruh hal yang tidak-tidak semakin membuatnya jengkel.
Sifatnya yang ceria dan kelewat batas menjadi bulan-bulanan bosnya. Akankah ia mampu bertahan demi uang yang berlimpah? Atau...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yey! Libur Masak!
...****************...
Aulia baru saja hendak keluar dari ruangan Aldiano setelah mengantarkan kopi, ketika tiba-tiba bosnya yang super nyebelin itu bersuara.
"Hari ini kamu tidak usah masak makan siang untukku."
Aulia membeku di tempat, lalu perlahan menoleh dengan ekspresi penuh harapan. "Serius, Bos?"
Aldiano masih fokus dengan dokumen di tangannya. "Hmm."
Mata Aulia berbinar. "Wah, akhirnya! Hari ini saya bisa makan siang dengan tenang tanpa perlu masak buat bos nyebelin!" katanya dengan semangat, langsung ngeloyor pergi sebelum Aldiano berubah pikiran.
—
Saat jam istirahat tiba, Aulia langsung menuju kantin bersama teman-temannya.
"Hari ini aku bisa makan santai tanpa gangguan!" serunya dengan semangat sambil menaruh nampan makanannya di meja.
Rani mengangkat alis. "Tumben? Biasanya kan lo sibuk masak buat Pak Aldiano."
Aulia mengibaskan tangan. "Hari ini dia nggak minta dimasakin, jadi aku bebas!"
Teman-temannya saling pandang sebelum Rani tiba-tiba berbisik, "Jangan-jangan bos lo lagi makan sama cewek?"
Aulia, yang baru saja hendak menyuap nasi, langsung tersedak. "Hah?! Cewek?!"
Salah satu temannya, Intan, ikut menyahut,
"Iya, ya! Kok tumben-tumbenan Aldiano nggak nyuruh lo masak? Biasanya kan setiap hari lo yang jadi chef dadakan buat dia."
Aulia mengerutkan kening. Hmm… aneh juga sih.
"Udahlah, jangan mikirin bos nyebelin itu! Ayo makan!" kata Aulia akhirnya, memilih untuk tidak memikirkan hal aneh-aneh.
Mereka pun mulai makan sambil asyik bergosip, tertawa-tawa membahas rumor terbaru di kantor.
Tapi di tengah makan, Aulia sempat berpikir sebentar. Bener juga… kalau bukan aku yang masak, apa Aldiano masih bisa merasakan makanan?
...****************...
Setelah makan siang yang menyenangkan bersama teman-temannya, Aulia kembali bekerja dengan perasaan puas. Begini, dong! Bisa makan dengan tenang tanpa diganggu bos nyebelin.
Tapi kedamaian itu tidak berlangsung lama.
Sekitar pukul dua siang, Teddy tiba-tiba muncul di pantry dengan wajah sedikit cemas. "Aulia, bisa ke ruangan Pak Aldiano sebentar?"
Aulia mengerutkan kening. "Hah? Buat apa?"
Teddy menghela napas. "Dia nggak bilang, tapi sepertinya ada urusan penting."
Aulia mendengus pelan. "Duh, nggak bisa sehari aja, ya, aku bebas dari bos nyebelin itu?"
Saat sampai di ruangan Aldiano, Aulia menemukan bosnya itu duduk di kursi kerjanya dengan ekspresi gelap.
"Kamu sengaja, ya?"
Aulia berkedip. "Hah? Sengaja apa?"
Aldiano menatapnya tajam. "Kenapa makanannya nggak ada rasanya?"
Aulia menahan tawa. "Lho, bukannya tadi bapak sendiri yang bilang saya nggak usah masak? Jadi saya pikir, ya sudah, bapak bisa cari makan sendiri."
Aldiano mengusap pelipisnya dengan frustasi. "Aku memang makan di restoran siang ini, tapi semua makanan yang aku coba nggak ada rasanya sama sekali!"
Aulia mencoba menahan diri, tapi akhirnya meledak juga. "Hahahaha! Jadi bos lapar, nih?"
Aldiano menatapnya dengan tajam. "Jangan ketawa."
Tapi Aulia malah semakin ngakak. "Wah, ini karma sih, Pak. Ternyata cuma saya yang bisa bikin bapak makan dengan rasa, ya?"
Aldiano mendecak kesal. "Jadi sekarang masak sesuatu."
Aulia langsung berhenti tertawa. "Hah?! Nggak mau, saya kan udah bebas hari ini!"
Aldiano menyipitkan mata. "Aulia."
Aulia mundur selangkah. "Aduh, Pak , masa saya harus masak terus? Saya juga manusia, lho, punya kehidupan!"
Aldiano tetap menatapnya dingin. "Kamu yang buat perutku seperti ini, kamu juga yang harus bertanggung jawab."
Aulia melongo. "Hah?! Bos ngomongnya kayak saya ini penyebab utama penyakit bos!"
Aldiano menyilangkan tangan di dada. "Aku lapar, Aulia."
Aulia mendengus kesal. "Duh! Fine! Saya masak, tapi kali ini bapak harus nunggu di dapur bareng saya!"
Aldiano mengangkat alis. "Kenapa?"
Aulia tersenyum penuh kemenangan. "Biar bapak tahu gimana repotnya masak itu!"
Aldiano menatapnya sejenak sebelum akhirnya bangkit berdiri. "Baik. Tapi jangan terlalu lama."
Aulia mendecak. "Bapak maunya makan enak tapi nggak mau sabar. Ini sih bos paling nyebelin yang pernah ada!"
Aldiano hanya mengangkat bahu. "Selama makanannya enak, aku tidak peduli."
Dan akhirnya, Aulia menyeret bosnya yang super menyebalkan itu ke dapur karyawan. Hari yang tadinya tenang malah jadi penuh drama lagi!
.
.
.
Next👉🏻
Dalam dunia kerja, tidak ada adaptasi dengan dikasih waktu berkeliling. Perusahaan manapun waktu adalah uang, dan mereka tidak mau yang namanya rugi.
kalo diterima itu artinya sudah siap langsung bekerja. perkara tidak tahu, biasanya diminta untuk bertanya pada senior/pegawai yang sudah lama bekerja. itu logik bukan hujatan ya.
Tolong riset dulu ya biar logik ceritanya
dibandingkan temui, pilih kata 'menghadap' karena ini lingkungan kerja. Ada SOP jelas yang harus diperhatikan dan ditaati pegawai.
"Silahkan langsung menuju lantai lima belas. Kamu menghadap ke Pak Edwin bagian HRD," jawabnya bla bla
"Permisi. Saya Aulia, Office Girl yang baru. Mau lapor dulu nih, biar dibilang rajin," ujarnya