Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah baru
"Harusnya kamu menyuruh pengawalmu menembaknya. Dia mati, masalah selesai," sengit Eriel yang langsung menelpon Fazza.
Jeff sudah menceritakan semuanya padanya. Lengkap dengan mengirimkan video dan foto foto yang difoward Fazza.
Untungnya istrinya sudah tertidur jadi Eriel bisa gercep menelpon
Fazza.
Dia sudah sangat geregetan dengan kemurahan hati Fazza. Sahabatnya itu masih setengah setengah kalo membasmi penjahat.
"Sudah ada pengawal yang mengawasi gerak geriknya kalo dia selamat."
Suara enteng Fazza yang menyahut membuat Eriel tambah geregetan.
"Kita tau dia selicin belut. Kamu terlalu menganggap remeh dia," kecam Eriel lagi dengan nada sangat marah.
"Aku hanya ingin kasih dia peringatan dulu. Siapa tau setelah ini dia sadar dan kembali ke negaranya."
Eriel tertawa mengejek.
Fazza terlalu naif, celanya dalam hati.
"Ngga mungkin dia sadar. Model penjahat begitu di otaknya hanya ingin membunuh orang saja!" semprot Eriel setelah tawanya reda.
"Yah, kita lihat saja beberapa hari lagi. Aku akan terus memantaunya," jawab Fazza masih tenang padahal Eriel sudah ngga tahan mau menggebrak meja saking geramnya.
"Dia bisa saja melakukan hal nekad."
"Ya, kita hati hati saja."
"Huh," dengus Eriel.
Seandainya langsung di dor, laki laki itu ngga akan berulah lagi. Dan mereka juga ngga akan perlu berurusan dengan penjahat itu lagi.
BRAKK
Eriel beneran menggebrak meja setelah Fazza memutuskan sambungan telponnya.
*
*
*
TOK TOK TOK
Setelah mengetok pintu kamar hotel yang ditiinggali Cassie dan Vina, Malik menatap Deva yang ada di sampingnya.
Mereka berdua berpisah dengan Ziyan yang ngga mau menjadi obat nyamuk.
"Mereka masih tidur?" tanya Malik karena pintunya belum juga terbuka.
Deva melirik jam di pergelangan tangannya.
"Mungkin mereka sedang mandi."
Baru saja Deva mengakhiri ucapannya, pintu pun terbuka.
Vina yang membukanya.
"Ada apa? Kenapa pagi pagi banget?"
"Mau melihat keadaan kalian," jawab Deva sambil nyelonong masuk.
"Aku mau ngantar Cassie pulang," sahut Malik juga ikutan masuk.
Vina hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan keduanya.
Bahaya si Malik kalo lama bersama Deva.
Rupanya Cassie sudah rapi dan siap untuk pergi.
Rautnya nampak terkejut melihat kehadiran Malik.
Dia masih marah dengan sikap kurang ajar Malik tadi malam.
Cassie bermaksud pergi tanpa diketahui laki laki itu, tapi Malik seperti tau dengan niat yang ada dihatinyya.
"Sebaiknya kita sarapan dulu," usul Malik yang melihat wajah keruh Cassie.
"Yaa.... Aku juga lapar. Ayo, Vin." ajak Deva.
Vina menatap Cassie yang tampak keberatan
Dia sepertinya lagi marah dengan Malik, batin Vina kemudian melirik Malik penuh tuduhan.
Malik balas menatap heran, seakan bertanya loh, kenapa marah?
Tad malam mereka berdua ngapain?
Ngga mungkin sampai melewati batas, kan.
Cuma sepuluh menit, kok.
Banyak pertanyaan bermunculan di dalam kepala Vina.
"Ayo, Vin," gandeng Deva pada lengan calon istri yang selalu menolak diajak nikah
"Oke.... Ayo, Cassie. Tadi katanya kamu buru buru."
Cassie mengangguk segan.
Kamu baikanlah sama Malik, ya, batinnya seakan sedang mengirimkan telepati pada Cassie yang sedang menatapnya.
"Kita duluan, ya." Setelah melihat anggukan Malik, Vina menarik tangan Deva agar mengikutinya.
"Jangan lama lama.di dalam kamar. Bisa langsung dinikahkan," kekeh Deva bercanda.
Vina hanya tersenyum mendengarnya. Mereka sudah meninggalkan kamar.
Cassie jadi canggung mendengarnya.
Menikah? batinnya jadi gugup.
Dia tambah kesal melihat Malik hanya melambaikan satu tangannya ke udara.
Apa maksudnya?
"Emm.... Aku mau langsung pulang aja," tukas Cassie cepat.
Tatap kesalnya beradu dengan tatapan elang Malik.
Dia jadi teringat kejadian malam tadi.
Aku harus segera jauh jauh darinya, batinnya sambil mengalihkan tatap.
Dia mengambil tas jinjingnya, serius untuk pergi.
Malik meraih tangan Cassie.
"Aku minta maaf," ucapnya sungguh sungguh.
Cassie melengos dengan jantung berdebar cepat. Dia heran, kenapa selalu begini di dekat Malik.
Dan ci-uman Malik semalam sebenarnya ngga membuat dia marah, tapi dia malu. Malu karena juga menikmatinya.
Padahal mereka belum lama kenal, tapi rasanya dia merasa sudah sangat dekat.
"Aku hanya ingin memastikan."
"Memastikan apa?" tanya Cassie cepat. Di wajahnya tersirat perasaan ingin tau walau tetap ngga ramah.
Malik tersenyum lembut.
"Nanti kalo sudah saatnya kamu pasti mengerti."
Sepasang mata mereka masih beradu pandang.
"Kita sarapan sekarang, ya. Kalo kelamaan nanti beneran disuruh nikah," tawa Malik pelan.
Cassie tersadar, wajahnya merengut dengan detak jantung yang semakin cepat.
Dia pun menurut saja ketika Malik menggandengnya. Hatinya tersenyum. Tangan Malik membuat aliran darahnya terasa hangat.
Setibanya di luar kamar, mereka bertemu Hera yang tampak terkejut melihat keduanya.
Perasaan malu juga mengungkungi dirinya. Teringat penolakan Malik tadi malam.
Cassie melirik Malik yang tampak cuek, terkesan tidak peduli. Bahkan melewatinya tanpa menegur
Cassie yang merasa ngga enak tersenyum pada Hera. Gadis itu membalasnya.
"Bukannya dia anak sahabat daddy kamu?" bisik Cassie kepo.
"Kamu sudah ngga marah?" Malik tersenyum jahil.
"Masih," ketus Cassie. Malik tertawa pelan. Seakan tawanya berharga sangar mahal.
Apaan, sih, kesal Cassie dalam hati.
Malik ngga menjawab, dia masih saja tertawa pelan membuat Cassie tambah kesal.
Nyesal nanya. Cassie mempertahankan raut marahnya pada Malik.
Sementara itu Hera menatap iri. Barusan tadi dia juga melihat adik tirinya bersama bosnya.
Mereka pacaran, ya? batinnya ngga rela. Stok laki laki berkualitas tinggi sudah hampir punah.
Aku harus bisa mendapatkan salah satunya, tekatnya dalam hati.
Ada Deva dan Ziyan. Dia merasa setara sekarang.
Tapi yang dirinya khawatirkan, kalo mereka sudah melihat kelakuannya saat merayu Malik.
Ngga dia sangka Malik sangat kuat imannya.
Aku akan pake taktik lain, niatnya dalam hati.
Dia jadi terobsesi dengan laki laki yang full privilege, anak sahabat papinya.
Sekarang kedudukannya sudah sama.
*
*
*
Vanda tersenyum lembut melihat kehadiran Malik dan Cassie. Dia segera menghampiri keduanya.
"Hampir aja mami jemput."
"Kelamaan, ya, tante....," canda Sean yang berada di dekat keduanya.
Dia sudah ngga sabar melihat pasangan baru ini. Semua ini gara gara informasi dari Deva.
"Kalo lima menit lagi masih belum ke sini, bakal langsung dinikahin, ya, tante," seloroh Deva kemudian tergelak gelak bersama Sean.
Vanda tersenyum mendengar candaan itu. Begitu juga Malik.
Cassie hanya menunduk rikuh.
Semoga ingatan Lili segera pulih
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Liliana adalah Cassie,, Cassie adalah Liliana..
hayu ingat Cassie sayang., ❤
berdarah , pingsan, setelah sadar ingatan nya kembali.
Hera dpt karma atas perbuatan nya
maka jadi perempuan jgn murahan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
kok Hendra di paksa ele... masak sih.... secara diumur beda jauh kan...
akibat Hera gatal sih maka nya Dy di gituin cowok
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
udah jelas² circle nya Malik Cs gak ada respect sama loe.. gak usah cari perhatian dech... bikin malu mommy Maona dan papi Bara aja
😖😖
DinDut itu pacarku ngasih iklan