NovelToon NovelToon
Kasih Sayang

Kasih Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Penyelamat
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fatimah Afath ( arasimah )

seorang istri yang bersabar selama dua tahun menunggu suaminya berubah tapi malah berulah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatimah Afath ( arasimah ), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Draft

Raka sudah menduga jawaban Santi sebelumnya. Raka ingin meyakinkan Santi, namun di tolak oleh Santi jika omongan Raka hanya sebuah candaan oleh Santi.

Santi langsung melarikan diri ke belakang rumah Raka. Raka yang ditinggalkan merasa bingung harus meyakinkan Santi bagaimana.

Ketakutan Santi lebih besar kini, apalagi tentang statusnya yang kini telah berubah dan di pandang sebelah mata oleh orang - orang.

Maka Santi tidak berani memikirkan lamaran Raka. Santi lebih lebih baik mundur perlahan daripada memalukan diri sendiri.

Raka yang ditinggalkan oleh Santi merasa bingung. Mencari Santi namun tidak menemukan Santi dimana pun.

Bu Hamidah yang melihat Raka mondar mandir pun bertanya," Kenapa nak, dari tadi ibu lihat kamu bolak balik saja."

" Tidak ada apa - apa bu, ya sudah bu sudah siang Raka berangkat dulu ya bu. " Jawab Raka sambil mencium punggung tangan ibunya.

Sedangkan Santi sedang bersembunyi di kamar mandi belakang. Menunggu Raka berangkat terlebih dahulu. Untuk sementara Santi tidak berani bertemu dengan Raka.

Raka langsung berangkat kerja tanpa bertemu dengan Santi dan penolakannya. Raka mengetahui Santi akan menolak Raka yang adalah majikannya. Pasti Santi merasa minder dengan dirinya sendiri.

Santi baru keluar setelah melihat mobil Raka sudah berangkat kerja. Santi pun keluar diam - diam dari kamar mandi. Namun Santi terkejut dengan tepukan tangan di pundaknya yang dilakukan oleh Bu Hamidah.

Bu Hamidah merasa bingung kenapa Santi mala merasa terkejut dengan tepukan tangan darinya.

" Kamu kenapa San?"Tanya Bu Hamidah.

" Tidak apa - apa bu?" Jawab Santi

" Terus kenapa kamu terkejut? " Tanya Bu Hamidah.

Santi pun bingung bagaimana menjelaskannya. Namun bu Hamidah tidak mau ambil pusing.

" Dari mana saja kamu saya cariin ? " Tanya bu Hamidah.

" Maaf bu saya tadi mules jadi berada lama ditoilet " Jawab Santi.

" Oh pantas saya cari kemana - mana tidak ketemu." Ujar bu Hamidah

Santi pum izin pamit undur diri untuk menjemur cuciannya. Santi langsung ketempat cucian berada. Santi melanjutkan menjemur cuciannya.

Bu Hamidah kembali ke kamarnya. Santi melanjutkan bebersih di rumahnya bu Hamidah lagi. Santi bertekad pulang sebelum Raka pulang. Santi ingin datang setelah Raka sudah berangkat kerja.

Pukul delapan pagi Parman sudah berobat ke klinik terdekat. Tempat Parman berobat sebelumnya kini diantar oleh bu Surti saja. Sedangkan masjid masih di gantikan oleh warga yang masih mengetahui jika Parman masih belum sembuh.

Kini Parman sedang mengantri untuk berobat sambil dipapah oleh istrinya Surti. Parman berobat diantar naik becak yang dicarikan oleh Surti.

Saat nama Parman di panggil Surti memapah Parman suaminya sampai ke dalam ruangan.

" Pak Parman " panggil Suster yang berjaga.

" Ya Sus, " Jawab Surti.

" Silahkan masuk ayuk bu Bapaknya di bawa." Suster mempersilahkan Surti dan Parman masuk.

Surti dan suster membantu Parman masuk ke dalam dan langsung di tidurkan di ranjang. Sedangkan Surti duduk dibangku,dokter pun langsung memeriksa Pak Parman.

" Ini kenapa lagi pak kok bisa bengkak kayak gini." Tanya dokter.

" Iya dok, kemarin di paksa jalan seharian karena ada panggilan pengadilan pak. " jawab Parman.

" Kenapa tidak pakai kursi roda pak, kalau kayak gini kan jadi bengkak lagi dan pasti nyeri sekali kan pak?." Tanya dokter.

" Iya dok," Jawab Parman.

" Kalau bisa untuk berapa hari ini jangan dipaksakan buat jalan ya pak, takutnya bengkaknya tambah Parah. " Jelas dokter.

Suster mencatat setiap komentar dokter diresume pasien. Sedangkan Surti ingin menangis rasanya, namun di tahan oleh Surti.

Akhirnya dokter menyarankan Parman untuk menggunakan kursi roda saja. Sekarang dokter dan Suster terpaksa memerban kaki Pak Parman untuk mengurangi cidera yang serius.

Parman pun diambilkan kursi roda oleh suster. Parman pun diantar menggunakan kursi roda sampai di apotik. Tetangga yang dekat rumahnya Parman pun melihat Parman langsung menegur Parman.

" Pak belum sembuh ? " Tanya tetangga Parman.

" Belum Pak," Jawab Surti.

" Itu kenapa sampai diperban pak? " Tanya tetangga Parman.

" Kakinya tambah bengkak pak, karena kebanyakan jalan." Jawab Parman.

" Oh kalau bengkak memang tidak usah banyak terlalu jalan, Kalau mau pakai kursi roda." ujar tetangga Parman.

" Tapi kursi Roda mahal pak." Jawab Surti.

" Kayaknya saya masih punya pak bekas pakai almarhum bapak Saya dulu yang terkena struk, bapak mau pakai tidak ? ." tawar tetangga Parman.

" Kalau ada terima kasih pak bisa kita pinjam." Jawab Surti.

" Bisa bu, Nanti setelah saya pulang kerja saya antarkan ke rumah ya? " Tawar tetangga Parman yang bekerja sebagai perawat di klinik tempat parman berobat kini.

" Baik pak terima kasih." Jawab Surti dan Parman.

" Ya sudah saya permisi dulu masih mau kerja terlebih dahulu." Ucap tetangga Parman untuk kembali kerja.

Parman dan Surti pun mengucapkan syukur ada bantuan dari Allah yang tak diduga - duga datangnya. Akhirnya nama Parman di panggil, Surti maju ke depan dan mendengarkan obatnya kapan saja diminum.

Setelah mengambil obat Parman dan Surti membayar dikasir namun nama Parman sudah dibayarkan oleh hamba Allah. Sekali Parman dan Surti mengucapkan rasa syukur yang tiada hentinya.

Parman dan Surti pulang menggunakan becak yang menunggunya padahal Parman dan Surti sudah bilang ditinggal saja. Namun abang becaknya masih setia menunggu untuk mengantarkan Parman dan Surti kembali ke rumahnya.

Parman dan Surti naik becak hingga sampai tiba di rumahnya. Tukang becak juga membantu Surti dan Parman untuk berjalan sampai dalam rumah. Surti membayar becaknya namun saat dibayarkan lebih tukang becaknya menolak. Sebab Tukang becak berkata," Saya hanya mengambil apa yang menjadi hak saya saja."

Surti pun akhirnya mengucapkan terima kasih. Apa yang Surti alamai ini adalah salah satu buah kebaikan yang selama ini ditanam oleh mereka.

Kini dikembalikan dalam keadaan manisnya. Surti dan Parman mengucapkan rasa syukur yang panjang. Karena Allah masih sayang dengan dirinya.

Parman rebahan di kasur untuk istirahat sedangkan Surti kembali lagi dengan beberesnya. Setelah pulang Parman langsung makan dan minum obat barulah beristirahat total. Kali ini Surti memberikan obat yang harus diminum oleh dokter.

Surti merasa lelah pun duduk diruangan tamu. Sambil menyetel film kesukaannya drama ikan terbang.

Setelah menonton drama ikan terbang Surti merasa mengantuk dan tertidur di ruang tamu. Sedangkan jam sudah menunjukan pukul dua belas siang waktunya makan siang. Surti mengambilkan makan untuk suaminya.

Saat Surti memasuki kamar Parman sudah terbangun karena terbiasa ke masjid. Namun Parman belum bisa ke masjid kini karena kondisi kakinya yang sekarang tambah bengkak kakinya.

Parman di dudukan untuk makan siang. Namun Parman hendak menolak. Langsung di beritahukan bahwa mau sampai kapan Parman meninggalkan masjid.

Namun Parman yang mendengarnya merasa sedih.

1
Fatimah Afath
kak saya sudah mampir dan like tolong dilike juga ya novel saya "kasih sayang" terima kasih
🎧✏📖: saya mampir , jika berkenan mampir juga
total 1 replies
Fatimah Afath
baik
Fatimah Afath
/Cry/
Edgar
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Fatimah Afath: maaf ya soalnya lagi sibuk kmerin 2 anak sakit ganti - gantian
Fatimah Afath: terima kasih atas semangatnya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!