Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria yang menorehkan luka
"Ayo semuanya bersiap. Tuan Alexander sudah datang!" Seru Mbak Wiwin membuat mereka semua segera berdiri tegap.
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki pun mulai terdengar memasuki lobby perusahaan.
"Selamat datang Tuan Alexander dan Nyonya Alexander...." Sapa mereka berbarengan pada pria paruh baya yang berjalan dengan elegan dan berdampingan dengan istrinya yang masih terlihat cantik di usianya yang tak lagi muda.
Tuan Alexander menganggukkan kepala membalas sapaan mereka. Hingga pandangan mereka pun kembali beralih pada pintu lobby saat mendengarkan suara pentofel yang beradu dengan lantai mulai memasuki lobby.
"Selamat datang Presdir..." Sapa mereka kembali bersamaan pada pria yang terlihat begitu gagah dengan setelan jas bewarna navy yang dikenakannya.
Kenapa aku merasa tidak asing dengan wajah itu? Batin Naina sambil terus menatap langkah kaki Presdir mereka.
Tak berbeda jauh dengan Tuan Alexander, Presdir muda itu pun mengangguk menjawab saapaan mereka. Hingga tiba-tiba saja langkah Presdir itu pun terhenti lalu tanpa diduga membuka kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
Deg
Jantung Naina tiba-tiba saja berdetak begitu kencang saat melihat dengan jelas siapakah pemilik wajah yang tertutupi oleh kaca mata hitam itu.
Daniel?
Naina mematung di tempatnya. Tubuhnya tiba-tiba saja membeku saat manik matanya bertatapan dengan tatapan elang yang kini terhunus kepadanya. Naina segera mengalihkan pandangannya. Ia tidak ingin pria yang telah menorehkan luka di hatinya itu melihat kelemahannya.
Presdir muda itu pun kembali berjalan saat wanita yang ditatapnya mengalihkan pandangannya. Barisan pun mulai dibubarkan saat Tuan Alexander beserta istri dan anaknya sudah lenyap dari pandangan mereka.
"Presdir Niel tampan bukan?" Ucap Sasa begitu senang saat bisa melihat wajah tampan Presdirnya dari dekat. "Naina... Presdir Niel tampan bukan?" Ucapnya lagi saat tak mendapatkan jawaban dari Naina.
"Agh... Iya..." Jawab Naina tersenyum kaku.
"Naina... Aku lihat kau tidak tertarik dengan Presdir Niel..." Ucap Sasa dengan kening mengkerut.
"Ya. Aku biasa saja saat melihatnya." Dusta Naina.
"Sudahlah... Kau membuat otak polosnya tercemar. Lebih baik kita segera kembali bekerja!" Titah Dimas yang sudah merasa jengah.
"Kau ini sungguh tidak asik!" Sungut Sasa.
"Ayo kita kembali bekerja, Sasa." Ajak Naina.
Sasa pun mengangguk lalu mengikuti langkah Aga yang sudah berjalan lebih dulu meninggalkan mereka.
"Sasa... Kau duluan saja masuk ke ruangan. Aku ingin ke kamar mandi lebih dulu." Ucap Naina saat mereka baru saja keluar dari dalam lift.
"Oke...." Balas Sasa lalu berjalan meninggalkan Naina.
Melihat kepergian Sasa, Naina pun buru-buru melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
"Ya Tuhan... Bagaimana ini..." Lirih Naina lalu membasuh wajahnya dengan air. "Hatiku benar-benar tidak tenang saat mengetahui jika aku bekerja di perusahaan pria yang telah menorehkan luka di hatiku..." Gumam Naina merasa sedih.
"Bagaimana aku bisa begitu ceroboh tidak mencari info lebih dulu tentang siapakah pemilik perusahaan ini. Dan bagaimana aku bisa melupakan jika Alexander adalah nama belakang Daniel... Naina... Kau sungguh ceroboh..." Naina memukul kepalanya. Andai saja ia belum menandatangani surat kontrak bekerja di perusahaan Alexander, mungkin saat ini ia sudah memilih untuk keluar dari pekerjaannya.
Tiba-tiba saja Naina teringat dengan tatapan Daniel tadi. Sepertinya pria itu tidak mengenalinya. Naina pun menatap pantulan wajahnya di cermin. Wajahnya saat ini sungguh berbeda dengan wajahnya yang dulu selalu tertutupi oleh kaca mata tebal. Mungkin saja itulah yang menjadi penyebab Daniel tidak mengenali wajahnya saat ini.
***
Like, komen dan vote yang banyak dulu yuk. Nanti aku up lagi deh☺