"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Setelah bermenit-menit dalam perjalanan akhirnya Riri sampai di restauran yang dia tuju, Riri langsung masuk dan menanyakan tempat yang katanya sudah di reservasi.
"Permisi mbak saya mau tanya meja reservasi atas nama Regos nomor berapa ya?" tanya Riri pada kasir restauran.
"Sebentar ya nona saya cek terlebih dahulu" Riri mengangguk dan menunggu sambil berdiri di depan meja kasir.
"Reservasi atas nama tuan Regos berada di meja nomor lima belas, sebelah sana nona" kasir itu menunjuk meja yang ada nomor lima belasnya.
"Terima kasih ya" ucap Riri sambil tersenyum.
"Iya sama-sama nona" kasir itu juga membalas senyum Riri.
Riri pun duduk dan menunggu teman kencannya, lama menunggu hingga waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan tapi teman kencannya belum muncul juga.
"Kenapa dia belum datang juga ini sudah hampir jam tujuh, katanya tidak suka orang terlambat tetapi dia sendiri sekarang belum terlihat" gerutu Riri kesal karena menunggu terlalu lama, Riri itu tidak suka menunggu terlalu lama.
Apalagi kalau orang yang berjanjian dengannya sampai telat satu jam, Riri akan marah dan langsung pergi dari tempat. Bosan menunggu akhirnya Riri menyibukkan diri dengan bermain ponsel tanpa menyadari ada seorang pria yang sedang duduk di hadapannya.
"Ekhm...permisi apakah ini dengan nona Riri?" tanya pria itu.
Merasa ada yang memanggil Riri mendongakkan kepalanya, alangkah kagetnya dia ternyata pria yang berkencan dengannya sekarang ini adalah pria brengsek yang telah menidurinya semalam.
"Kamu! kenapa kamu ada di sini?" tunjuk Riri dengan kaget.
"Menjadi pasangan kencanmu pastinya, ternyata kita bertemu kembali" ucap Regos sambil menyeringai.
"Dasar laki laki brengsek, aku tidak mau melanjutkan kencan ini lagi kita akhiri sampai di sini" Riri langsung beranjak pergi tetapi belum berjalan jauh tangan Riri di tarik oleh Regos.
"Duduk kembali ada yang ingin aku bicarakan denganmu" Regos mulai mengeluarkan sifat dominannya.
Riri yang merasa terintimidasi akhirnya menurut dan duduk kembali ke tempatnya. "Apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Ayo kita lanjutkan kencan ini hingga kamu mengandung anakku."
"Kamu gila? enggak mungkin aku hamil di luar nikah" Riri mulai terpancing emosi.
"Tidak mungkin bagaimana? kamu tidak ingat kejadian yang semalam?" tanya Regos sambil tersenyum simpul.
"Tidak mungkin akibat semalam dia langsung jadi."
"Oh iya? kamu meragukan spermaku ya?" Regos memiringkan kepalanya.
Riri tersenyum mendengar perkataan Regos. "Iya aku meragukannya, di lihat dari gaya hidupmu yang suka minum-minum pasti kualitas sperma yang kamu punya itu lemah" balas Riri dengan tersenyum mengejek.
Mendengar ejekan dari Riri membuat Regos emosi, "kenapa kamu emosi? kamu enggak terima? sekarang gini saja kita akhiri kencan ini aku tidak mau berurusan lagi denganmu" Riri pergi dari restauran dengan nafas memburu karena marah dan kesal.
Regos yang kesal langsung menelpon Ditya untuk mencari informasi tentang Riri. "Cepat kamu cari dan berikan kepadaku kurang dari dua puluh empat jam" perintah Regos mutlak.
"Baik tuan."
Regos saat ini sedang uring-uringan karena baru saja dia mendapatkan penolakan dari perempuan yang mana itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Para wanita di lingkungan Regos sangat memujanya hingga siap melakukan apapun perintahnya.
"Sudah lama aku tidak menaklukkan wanita, lihat saja Riri pasti kamu akan mencariku dan bertekuk lutut di hadapanku lalu memohon-mohon denganku" mata Regos berkilat emosi.