NovelToon NovelToon
Cinta Suami Amnesia

Cinta Suami Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami / Suami amnesia
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: Mama eNdut

Anara Bella seorang gadis yang mandiri dan baik hati. Ia tak sengaja di pertemukan dengan seorang pria amnesia yang tengah mengalami kecelakaan, pertemuan itu malah menghantarkan mereka pada suatu ikatan pernikahan yang tidak terduga. Mereka mulai membangun kehidupan bersama, dan Anara mulai mengembangkan perasaan cinta terhadap Alvian.
Di saat rasa cinta tumbuh di hati keduanya, pria itu mengalami kejadian yang membuat ingatan aslinya kembali, melupakan ingatan indah kebersamaannya dengan Anara dan hanya sedikit menyisakan kebencian untuk gadis itu.
Bagaimana bisa ada rasa benci?
Akankah Anara memperjuangkan cintanya?
Berhasil atau berakhir!
Mari kita lanjutkan cerita ini untuk menemukan jawabannya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama eNdut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendekatan

"Kau bahkan bisa membuatku kesini untuk mengucapkan terimakasih".

Asraf berjalan memasuki toko roti di mana Nara bekerja. Ia melangkah memasuki toko roti dengan percaya diri, setelan jas hitamnya yang rapi dan kaca mata hitam yang elegan menambahkan kesan misterius. Rambutnya yang terurus dan terlihat basah membuatnya semakin menarik. Langkahnya yang panjang dan santai, membuat semua perempuan di sekitarnya tidak bisa tidak memandangnya dengan kagum.

"Permisi ada yang bisa saya bantu?", sapa seorang pramuniaga, salah satu teman dari Nara.

"Saya mencari Anara".

"Nara masuk siang, mungkin sebentar lagi dia datang".

"Baiklah jika begitu aku akan menunggunya".

Asrag berjalan di sisi ruangan, di mana disana ada sebuah kursi tunggu yang biasa di gunakan untuk menunggu antrian. Beberapa saat kemudian Andre, pemilik toko bakery itu keluar dari ruangannya dan menjumpai Asraf, dia sangat terkejut, orang sekelas Asraf datang ke toko rotinya! Dengan sopan Andre menyapanya dan menanyai tujuannya kemari. Setelah mendapat jawaban Andre meminta Asraf untuk menunggu Nara diruang kerjanya sementara dirinya pamit keluar karena ada sesuatu yang harus ia urus. Sebelum itu ia meminta salah satu karyawannya untuk menyiapkan roti serta minuman untuk Asraf dan juga menyampaikan pesan pada Nara untuk menemui Asraf di ruang kerjanya saat dia datang.

Tidak berselang lama, di luar toko terlihat Nara yang turun dari mobil mewah berwarna hitam yang mempesona. Ia melambaikan tangan pada seseorang di dalam mobil, senyum hangat terukir di wajahnya. Mobil itu perlahan-lahan menjauh, meninggalkan Nara sendirian di depan toko roti yang cukup ramai.

Dengan langkah ringan, Nara memasuki toko, disambut aroma roti hangat dan suara riuh pelanggan. Rambutnya yang panjang tergerai, dan matanya bersinar dengan senyum ramah. Ia menyapa pelanggan dan karyawan dengan hangat.

Saat Nara berjalan masuk, teman kerjanya, Joy, menyapanya dengan senyum. "Hai, Nara! Selamat siang!"

Nara membalas senyumnya. "Selamat siang juga Joy", sapa balik Nara.

"Mas Andre minta kamu ke ruangannya. Ada tamu yang menunggumu."

Nara penasaran. "Tamu, Siapa?"

Joy tersenyum misterius. "Mas Andre tidak bilang. Tapi katanya penting".

Nara mengangguk, rasa penasaran memuncak. Ia berjalan menuju ruangan Andre, berharap menemukan jawaban. Saat membuka pintu, ia terkejut melihat Asraf duduk di sana, menatapnya dengan senyum elegan.

"Dia lagi, apa yang dia inginkan?", batin Nara saat melihat siapa yang ingin bertemu dengannya. Nara mencoba menyembunyikan keheranan dan kecurigaannya. Ia memaksakan senyum dan bertanya, "Anda, maaf apa benar anda mencari saya? Ada yang bisa saya bantu?".

Asraf bangun, mendekati Nara. " Ya, aku ingin berbicara denganmu. Tentang sesuatu yang sangat penting. Sebelum itu bisakah kita berbicara dengan santai, aku, kamu seperti sebelumnya."

"Maaf tetapi saya sedang berkeja sekarang dan anda juga tamu di sini, sudah seharusnya seperti ini", ucap Nara.

Asraf tersenyum misterius, matanya berkilauan. "Ah, baiklah. Kedatanganku ke sini hanya ingin mengucapkan terima kasih. Atas sesuatu yang kamu lakukan untukku." Ya, tujuan Asraf kemari untuk mengucapkan terimakasih karena Nara membantunya membuat tumpeng ulang tahun untuk perusahaannya sehingga acara tersebut berjalan dengan lancar.

Nara tersenyum, lega. "Oh, untuk masalah itu tidak perlu anda sampai datang ke sini untuk berterimakasih pada saya, itu sudah tugas dan tanggung jawab saya yang telah lalai sebelumnya, selain itu saya melakukannya untuk nama baik tempat saya bekerja".

Asraf mengangguk. "Ya ya ya, tapi aku ingin berterima kasih secara pribadi. Karena bantuanmu, acara ulang tahun perusahaan kami sukses besar."

"Baiklah jika begitu, sama-sama Pak. Apa ada sesuatu yang lain? Jika tidak, saya harus kembali bekerja," kata Nara dengan senyum ramah.

Asraf mengangguk, matanya masih terpaku pada Nara. Sebenarnya, banyak yang ingin dia ketahui tentang gadis itu, namun susah sekali baginya untuk mendekati gadis itu.

"Ah, tidak ada lagi. Terima kasih atas bantuanmu," kata Asraf dengan senyum.

Nara tersenyum dan berpamitan sebelum keluar ruangan. Asraf memandanginya dengan rasa penasaran yang semakin besar. Dia ingin tahu lebih banyak tentang Nara, tapi dia terlalu tertutup.

Saat Nara keluar dari ruangan dan selesai menutup pintu ia berpapasan dengan Andre. Andre memandangnya dengan senyum hangat.

"Apa kalian sudah selesai?".

"Iya Mas, dia hanya ingin berterima kasih atas tumpeng kemarin."

"Oh begitu, baguslah setidaknya nama toko kita bagus di matanya".

"Iya Mas, kalau begitu saya izin bekerja dulu".

Andre mengangguk, Nara segera berlalu menuju ruang karyawan di mana dia biasa meletakkan tas serta mengambil topi dan celemek.

Di sisi lain, setelah menurunkan Nara di tempat kerjanya, Vian yang harus menemui klien segera meminta Arland untuk melajukan mobilnya ke Vista Resto. Dalam perjalanan, Vian mempelajari beberapa berkas dokumen dan memikirkan rencana bisnisnya untuk membahas strategi pengembangan usaha baru.

Saat tiba di restoran, Via turun dan memasuki ruangan yang elegan. Dua orang laki-laki dengan setelan jas rapi menyambut kedatangannya di ruang VIP, dia adalah Henry dan Bagas, asistennya. Singkat cerita, pertemuan bisnis berjalan lancar. Vian dan Henry membahas strategi pengembangan usaha baru, berbagi visi dan misi. Mereka sepakat untuk memperluas jaringan bisnis dan meningkatkan kualitas bahan-bahan untuk pembangunan.

Saat Vian mengantar klien keluar dari ruangan VIP, perhatiannya teralihkan kepada kerumunan orang di sekitar meja makan. Mereka mengerumuni seorang gadis muda yang terlihat kesakitan dan kesusahan bernapas.

Vian menajamkan penglihatannya dan terkejut.

"Gadis itu...".

Gadis itu adalah Gaby, Vian ingat jika gadis itu adalah mantan tunangannya yang di ceritakan oleh Arland sebelumnya.

"Ada apa dengannya?".

Seorang pelayan yang sedang lewat dan tidak sengaja mendengar ucapan Vian segera menjawab, "Dia memesan nasi goreng seafood Tuan. Dan setelah memakannya dia menjadi seperti itu".

Arland yang mendengar penuturan pelayan itu segera mendekat ke arah Bosnya. "Nona Gaby memiliki alergi udang seperti anda Tuan".

"Kenapa tidak segera di tangani?".

"Kami menunggu tenaga medis Tuan".

Vian mengingat dengan jelas betapa tersiksanya rasa gatal yang tak tertahankan dan kesulitan bernapas saat serangan alergi udang itu. Rasa sesak di dada, kulit terasa terbakar, dan napas yang terengah-engah membuatnya merasa tak berdaya. Pengalaman pahit itu masih terukir jelas dalam ingatannya.

"Alergi seperti ini tidak bisa menunggu".

Tanpa pikir panjang Vian berlari mendekat di ikuti oleh Arland.

"Vian...", ucap Gaby dengan nada lemah saat menyadari lelaki itu adalah orang yang di kenalnya.  Wajah Gaby memerah dengan banyak ruam di beberapa bagian. "Vian.. aku tidak bisa bernapas."

Vian tidak menjawab, dia segera mengangkat tubuh Gaby dan membawanya pergi.

Vian memutuskan untuk menolong Gany dengan membawanya ke Rumah Sakit dengan mobilnya, karena menunggu tim medis akan membutuhkan waktu yang cukup lama sementara kondisi Gaby yang mengkhawatirkan sudah tidak bisa menunggu.

1
Muliati Sherina
ceritanya banyak alurnya belum terlalu ngerti tapi ceritanya cukup menantang dan bikin penasaran, mampir baca novel aku masih pemula biar semangat judulnya" jarum penunggu"
Nur Adam
lnjut
Antok Antok
Sepertinya aku yang pertama.... lanjut Thor
WiwikAgus
bagus /Good/
Antok Antok
kelomang lukis jadi inget mainan jaman kecil dulu
Antok Antok
Menarik
Antok Antok
Semakin menarik... semoga novel ini berlanjut sampai tamat. dan banyak p mbacanya yang suka.... lanjut torrrrr
Antok Antok
Awal yang bagus, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!