NovelToon NovelToon
Takdir Ke Dua

Takdir Ke Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Duar duar duar

Huhhhhhhhhh

suara party Popper dan teriakan para teman-teman sang pemilik pesta memeriahkan malam ulang tahun itu.

malam di mana Seorang wanita cantik mengetahui fakta menyakitkan di dalam hidupnya.

"Aku bersumpah akan merebutnya darimu, cepat atau lambat!" begitulah isi pesan yang di kirim selingkuhan suaminya malam itu

"Lakukan apa maumu! tapi jangan harap bisa mengalahkan ku." Jawab Arneta tak terpengaruh sedikit pun

jika biasanya istri sah akan meraung bahkan tak segan melabrak selingkuhan dari suaminya, Delisa sangat berbeda. ia brani melawan hingga membuat rivalnya berniat untuk mencelakainya.

akankah Arneta dapat mempertahankan pernikahannya? ataukah, Arneta justru kehilangan nyawanya?

simak kisahnya hanya di Novel "Takdir Ke dua"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gugatan 2

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bug

"Dasar pria bodoh. kau membuang berlian hanya untuk batu kali seperti Bulan, di mana akal sehatmu itu hah?"

Bug Bug Bug

Tuan Ardiansyah terus memukul dan menendang tubuh Putra semata wayangnya, hingga asisten Tomi tiba untuk menyelematkan.

"Tuan, saya mohon tuan, tenangkan diri anda!" Ujar Tom sembari berusaha untuk menyelamatkan Vincent dari amukan Ayahnya.

Kesempatan itu juga di gunakan Vincent untuk bangkit dan bersembunyi di belakang tubuh Tommy, agar tak kena bogem mentah lagi dari Ayahnya.

Nafas Ardiansyah memburu, bajunya nampak kusut setelah puas melampiaskan kekecewaannya pada sang Putra.

"Dengar ini baik-baik! jika sampai Arneta benar-benar menceraikan mu, maka aku tidak akan segan mencoret nama mu dari daftar ahli waris ku. hiduplah sesuai keinginanmu bersama pelacur itu, Ayah tidak perduli!"

Ucap Ardiansyah sembari menunjuk ke arah Vincent, yang kini tengah bersembunyi di belakang tubuh asisten Tommy.

Glek

Vincent bergetar hebat, jantungnya seolah ingin melompat dari tempatnya setelah mendengar ancaman dari Ayahnya.

"Sial, Bulan benar-benar sudah mengacaukan semuanya. lagi pula, untuk apa wanita jalang itu datang ke sini di waktu yang tidak tepat seperti ini? Sial, ini benar-benar sial. awas kau Bulan, tunggu saja, apa yang akan aku lakukan setelah ini!!"

Geram Vincent dengan tangan terkepal kuat.

Setelah kepergian Ayahnya, Tommy membantu Vincent untuk kembali ke meja kerjanya, lalu berupaya untuk mengobati luka yang ada di wajah atasannya itu.

Settttttttt

Desis Vincent ketika Tommy tengah membersihkan luka bogem mentah dari Ayahnya.

"Tuan, maafkan saya." Ujar Tommy penuh penyesalan

"Sudah lupakan saja. toh, ini bukan salahmu, Tom. aku sudah peringatkan wanita itu agar tidak berupaya masuk dalam kehidupanku. namun, nyatanya wanita itu bebal juga. entah apa motivasinya ingin menuntut pertanggungjawaban dariku di saat hubungan kami hanya berlandaskan simbiosis mutualisme." ujar Vincent lagi

Tommy nampak berdiri, lalu meletakkan kotak p3k itu kembali pada tempatnya semula. "Tuan,... " panggil Tomi hingga menarik perhatian Vincent untuk menoleh ke arahnya

"Apa?"

Bersamaan dengan itu, Tommy menghela nafasnya gusar. "Lalu, apa yang akan anda lakukan sekarang?"

Bukan tanpa alasan Tommy bertanya demikian. sebab, ia tau jika tuan Ardiansyah pasti akan benar-benar merealisasikan apa yang sudah ia ucapkan. sehingga bukan tidak mungkin jika setelah ini karier Vincent akan benar-benar di pertaruhkan.

Sementara itu, Vincent nampak paham betul kemana arah pertanyaan Tommy tadi hanya bisa menghela nafasnya dalam-dalam sembari menyandarkan punggungnya ke atas kepala kursi.

"Aku tidak bisa berbuat banyak jika Ayah sudah bertindak, Tom. tapi aku bisa berbuat sedikit lebih extreme pada seseorang yang sudah membuat ini jadi berantakan!"

"Maksud anda kepada Bulan?" Tebak Tommy

Vincent mengangguk, Kini ia menyesal sempat terlena pada rayuan Bulan kala itu. Andai saja ia tak ikut serta dalam perkumpulan para pengusaha muda kala itu, ia pasti tak akan mengenal siapa itu Bulan meskipun wanita itu adalah Artis ternama.

"Memangnya apa yang sudah di perbuat Bulan, hingga menyebabkan Tuan besar semarah itu?" Tanya Tommy semakin penasaran

Vincent lantas meliriknya, lalu menghela nafasnya dalam ketikan mengingat kejadian tadi.

Setelah berhasil masuk ke dalam ruangannya, Bulan tiba-tiba berhamburan memeluknya hingga tanpa malu langsung mendaratkan sebuah ciuman pada Bibirnya.

Vincent jelas terkejut. sebab, di sana juga ada Ayahnya yang menyaksikan semuanya secara langsung.

Lantas pria itu reflek mendorong tubuh Bulan hingga jatuh Tersungkur.

"Vi, apa yang kau lakukan?" Pekik Bulan sembari melindungi perutnya agar tidak terkena benturan.

Nampaknya kala itu, Bulan belum sadar jika di dalam ruangan itu tidak hanya ada mereka berdua, melainkan ada seseorang yang kini tengah menatapnya dengan nya langsung.

Vincent yang masih Shock, kini nampak terdiam. sementara Bulan mencoba bangkit setelah tersungkur ke atas lantai. untung perutnya tak membentur apapun sehingga ia dapat melindungi calon anaknya.

"Siapa Kau?"

Deg

Bulan lantas membeku di tempatnya berdiri, suara itu nampak begitu asing. namun, terdengar begitu tegas di telinganya hingga membuatnya membeku.

Mendengar itu, Vincent bergegas mendorong pergi Bulan dari sana sebelum Ayahnya kembali bertanya macam-macam padanya. "Pergilah! siapa kau beraninya masuk ke ruang kerjaku tanpa ijin." Geram Vincent

"Apa kau bilang? Siapa aku. apa maksudmu itu, Vi? kau lupa siapa aku?"

Jelas Bulan tak terima di perlakuan sedemikian rupa oleh Vincent, hingga ia memilih memberontak.

Melihat itu, Ardiansyah tentu tak tinggal diam. mengingat wanita yang tiba-tiba muncul itu sudah lancang masuk bahkan mencium Putranya. "Tunggu dulu!"

Deg

Vincent terdiam dengan jantung yang berdetak lebih cepat. sementara itu, Bulan kini mengintip ke arah Pria paruh baya yang kini berdiri di belakang tubuh kekasihnya.

"Anda siapa? bisakah anda keluar! saya harus berbicara empat mata dengan calon suami saya." Ucap Bulan, yang dengan sengaja ingin menunjukan statusnya di hadapan pria yang ia pikir Karyawan Vincent itu.

"Apa kau bilang?" Karena Geram, tanpa menunggu jawaban dari Vincent, Ia melayangkan tamparan keras pada wajah Putranya hingga membuat Bulan terbelalak tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Dalan hatinya, Bulan bertanya-tanya siapakah pria paruh baya itu sebenarnya?

Namun, karena di kuasai emosi wanita itu sampai tak bisa berfikir logis. Bulan lantas berteriak demi membela pria pujaan hatinya agar terhindar dari serangan pria yang ia anggap karyawan bisa itu.

"Hei, lepaskan dia. beraninya kau memukul CEO dari perusahaan ini? apa kau mau di pecat, Hum?"

Mendengar itu, Ardiansyah lantas menghentikan tindakannya hingga menoleh ke arah Bulan yang kini menatapnya dengan tatapan merendahkan.

Belum sempat Ardiansyah membuat perhitungan dengan Bulan, beberapa petugas keamanan keburu masuk ke dalam dan langsung menyeret wanita itu keluar dari ruangan itu di susuk oleh asisten Tommy yang baru saja tiba.

"Maafkan saya Tuan, saya terlambat." Ujar Tommy beralasan, padahal dirinya sendiri yang sudah membuat Bulan masuk ke dalam sehingga tuan Ardiansyah bisa melihat sendiri perilaku buruk Putranya yang sudah berselingkuh.

****

"Begitu lah ceritanya." Ujar Vincent penuh penyesalan

"Baiklah Tuan. lalu, apa yang bisa saya lakukan? apakah saya harus membuat Bulan diam. atau saya harus membujuk Tuan Besar agar memaafkan anda?"

"Tentu saja. kau harus membereskan kekacauan ini dengan segera, Tom! karena aku harus mengurus sesuatu yang lebih penting dari ini semua,yaitu Arneta." Ujar Vincent setelah ingat dengan surat gugatan yang di kirimkan pagi ini ke kantornya.

Surat gugatan yang membuat Ayahnya sampai turun tangan datang ke ruangannya untuk meminta penjelasan. namun, sayangnya Bulan muncul di waktu yang tidak tepat hingga menambah peluk masalah yang harus ia hadapi sat ini.

1
Innara Maulida
rasakan kau cabutan uban,,,emng enak berani main api harus mau' terbakar...
Innara Maulida
kmu salah lawan,,kamu salah lawan,,wahay bulan setengah 🤣
Erchapram
Lanjut Thor, ceritanya bagus. 1 kopi untuk kamu
Erchapram
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!