andita shena putri terlibat pernikahan rahasia bersama Kairo darel handro di usia mereka yang smaa sama baru menginjak 17 tahun , mereka sama sama memiliki pasangan, bagaimanakah cara mereka mengatasi ikatan pernikahan ini, haruskah mereka mengakhirinya, atau kah mempertahankannya, yuk mampir kalau mau tahu😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
akbar menutup mata darel "dika saya sudah peringatkan kamu" ucapnya tegas
"saya, juga tak bisa mengendalikan mata saya pak akbar" ucapnya melepaskan tangan akbar dari matanya, matanya mulai mengarah kebawah
"bagus itu yang seharusnya kamu lakukan sejak awal" ucap akbar masuk kedalam membersihkan perabotan yang pecah, kamar itu sangat berantakan dan hanya ada Laura di dalam sana apalagi tubuh Laura yang bugil, penuh dengan luka cambukan bibirnya berdarah bahkan bagian kemaluannya juga berdarah, akbar membersihkan kamar itu seperti tidak ada orang di dalamnya sedangkan darel, membersihkan lantai yang penuh dengan cairan aneh, Laura tidur dengan posisi tengkurap, darel tidak tahu apakah Laura tidur, pingsan atau sudaah innalillahi
Selsai membersihkan kamar yang di tempati laura, air mata darel terus menitik merasa kasihan pada Laura tapi ia harus kuat tidak boleh menangis darel hendak menekan lantai 1 tapi di cegah oleh akbar "tekan lantai 7 " ucapnya darel mengikuti arahan akbar
Dia sampai dilantai VIP dia masuk, betapa terkejutnya ia kamar yang sangat luas itu seperti habis terkena angin ribut, kamar itu tidak kalah berantakan dari kamar Laura, dan dia sangat mengenai fans fanatik leo yaitu Naura, tapi Naura memakai selimut jadi tubuhnya tidak ter ekspos, tapi pipi memar bibir sobek, rambut acak acak kan, memperlihatkan keadaannya tidak jauh berbeda dari adiknya
darel membayangkan bagaimana kalau wanita yang di sayanginya di posisi ini pasti dia akan sangat hancur darel melihat akbar sama seperti sebelumnya membersihkan kamar tanpa menghiraukan apapun
Mereka selsai membersihkan kamar itu sampai jam 10 akhirnya mereka pulang
"saya harap kamu menjaga mulut kamu, agar tidak membicarakan apa yang kamu lihat dan dengar tadi" ucap akbar menepuk bahu darel "kamu masih muda, jangan pernah berurusan dengan sesuatu yang merusak masa depanmu" nasehat pak akbar mereka akhirnya berpisah
Darel masih kepikiran tentang apa yang dilihatnya hari ini sampai ia teringat tentang shena ia merogoh kantongnya mengambil HP yang sedari tadi di katika ia melihat pesan dari shena
Shena
[ aku nginep di rumah Reni hari ini, jadi jangan tunggu aku pulang, jangan lupa makan juga]
Darel tersenyum membaca pesan shena ia sangat perhatian padanya, tapi darel tidak pulang ke apartemen dia memilih kerumah sahabatnya leo dia tidak bisa tidak bercerita soal hari ini
Darel tiba di sebuah rumah mewah ia menekan bel 3 kali ia menekan bel pemiliki rumah baru keluar
"siapa" kata leo dengan suara serak nan berat ia membuka pintu melihat sahabatnya "ngapain malam malam kesini " tanya leo melihat darel menggunakan jaket tebal
"gue boleh masuk" tanya darel tak menunggu jawaban darel lansung masuk, leo tinggal sendiri di rumah mewah ini hanya ada pelayan yang menemani
Leo mengikuti darel dengan langkan gontai ia menjatuhkan tubuhnya di sofa panjang menutup matanya yang terasa berat
Darel melihat leo yang akan tidur kembali dia segera menarik leo agar duduk
"gue mau cerita sesuatu" ucap darel serius
"hmmm apa" ucap leo berusaha membuka matanya
"Laura dan Naura mereka... " ucapannya terpotong kala leo kembali merebahkan tubuhnya ia menarik leo lagi "ini penting" leo menanggapi darel dengan malas "hmmm apa" ucap leo
"mereka di lecehin sama keluarga mereka sendiri" ucap darel, leo yang mendengarnya merasa lucu di tengah rasa kantuknya, pasalnya temannya ini datang jam 23:45 dia baru tidur jam 22:34 tadi
"apanya yang lucu le" ucap darel menautkan alisnya
"lo kalau ngomong ngaco banget sih, mana ada keluarga yang lecehin anak cucunya, kalau ada tuh keluarga ngak bener berarti anutan setan dah tuh, udah ah gue ngantuk, kalau mau nginep, tuh kamar banyak" kata leo merebahkan dirinya kembali
darel pun merasa lelah ia tidur di sofa juga
Di rumah Reni
Mereka sedang menonton film horor yang berjudul sumala yang katanya di ambil dari kisah nyata
Reni berulang kali menutup wajahnya saat melihat wajah asli sumala begitupun yang lainnya kecuali ika
Mereka terus menonton dengan sangat fokus tiba tiba
"AAAAAAAAAAAAA!!!!! " teriak mereka mati lampu
Shena segera mengambil hpnya dan menyalakan lampu hpnya
Seseorang dibalik pintu yang agak terbuka, suara langkah kaki mendekat, jantung mereka berdebar kencang seiring suara langkah kaki mendekat nafas mereka tertahan seakan tak di perbolehkan keluar
BRAAAAAKKKKKK Suara pintu yang terbuka oleh angin kencang
"AAAAAAAAAAAAAA!!!! " mereka berteriak
"non non Reni, " panggil bik uci dengan lilin di tangannya
Reni dan yang lainnya mengusap dada lega "huuuufftt biiiiii ngagetin aja deh, huuuhm" kata Reni
"heheheh maaf non, kalau ngagetin, saya cuman khawatir sama non, soalnya mati lampu" kata bik uci
"mati lampu kenapa, bik" tanya ika, soalnya di balik jendela kamar Reni lampu jalanan masih nyala
"ngak tahu non, tapi lagi di periksa sama pak harto, kita tunggu aja pak hartonya, kalau gitu saya pamit dulu kebawah ya non" kata bik uci
Reni yang masih takut mencegah kepergian bik uci "tunggu bik saya ikut kebawah" ucap Reni diikuti oleh yang lainnya
Selama perjalanan kebawah rasanya sunyi
"rumah lo angker deh ren, kayaknya, soalnya sunyi banget, mana ni rumah gede banget lagi" ucap kini merasa bulu kuduknya naik
"mana lama banget lagi ke bawah, tangganya mana sih perasaaan ngak selama ini deh" ucap shena ketakutan
"udaaah, ngak ada papa kok, jangan takutin diri sendiri" ucap ika, padahal dalam hati dia sama saja takut juga
"tuh dengerin" ucap Reni, tapi ia merasa aneh juga, dia sudah berjalan cukup lama, tapi tangga tidak kelihatan "bik tangganya mana kok ngak ada" tanya Reni bik uci diam bahkan tidak menoleh, Reni menelan salivannya sendiri, menahan nafas, ia memberanikan diri memegang pundak bik uci, rasanya sangat lama sekali hanya sekedar menepuk pundak daan hap
"bik, kita jalannya udah lama banget, tangganya mana" tanya Reni pelan, bik uci berhenti berjalan begitupun mereka yang mengikuti , bik uci mulai menoleh dengan pelan, tapi yang muncul bukan bik uci melainkan sumala yang memainkan lidahnya di gigi depan "sebentar lagi, samapai non" ucapnya dengan suara berbeda, mereka melotot saking kagetnya mereka ingin lari, tapi kakak mereka seakan akan di kunci , bik uci yang wajahnya seperti sumala mendekat dan melebarkan mulutnya untuk menekan mereka
"AAAAAAAAAA BIK UCIIIII!!! " teriak mereka
Mereka membuka mata dan ya ini sudah siang
Bik uci yang mendengar dirinya di panggil segera naik ke atas dengan terburu buru "iya non ada apa" suara lembut bik uci, membuka mata mereka yang terbangun dengan duduk
"ini beneran bik uci" kata mereka kompak, bik uci menautkan alisnya bingung
Semangat nulisnya ❤️❤️❤️