Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunggu
Anggrek menarik nafas panjang dan menganggukkan kepalanya. Bagaimanapun mereka tidak punya pilihan, apa yang sahabtnya katakan memang benar. Setiap ada event fasion show dan mereka tidak menemukan model maka Anggreklah yang akan menjadi tumbalnya.
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, selain memiliki tinggi badan yang memumpuni Anggrek juga memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Perempuan yang sekarang sudah menjadi istri orang itu dulunya aktif saat kuliah dan pantang baginya untuk mengatakan tidak jika itu hal yang positif. Sehingga dia sering tampil di hadapan orang banyak di tambah dengan wajah yang sangat mendukung hingga dia adalah pilihan ketika waktu sudah tidak lagi mampu di ajak kompromi.
"Baiklah, nanti aku akan katakan pada suamiku." Anggrek langsung memulai pekerjaannya tanpa pikir panjang.
"Nah begitu dong Sayangku! Itu juga yang dari kemaren aku ingin katakan tetapi dirimu dari jauh dan aku takut kau menyemburku dengan api kemarahanmu! Hingga diriku terbakar habis tanpa bosa melawan! Tolong aku wahai pangeran yang temgah di jodohkan oleh Nenekku padaku! Calon istrimu akan di aniaya oleh sahabatnya yang ternyata berwajah malaikat bertingkah mirip dengan..." perkataan Amanda terhenti karena Anggrek memukul kepala gadis itu dengan gulungan kertas.
"Berhenti mendrama jika kau tidak ingin kalah kali ini! Ayo kita harus selesaikan ini secepat mungkin! Aku tidak ingin ketinggalan kesempatan ini," kata Anggrek.
Studio terlihat sangat sibuk setelah tahu jika owner dari AA colection itu akan menjadi modelnya. Mereka sama-sama memutar otak untuk membuat pakaian yang indah dan selesai dalam waktu singkat.
Untungnya rancangan yang kemaren di buat oleh Anggrek dan di ajukan untuk seleksi design lulus dan masuk 2 besar. Gaun itu bukan gaun terbuka, gaun yang sengaja di rancang oleh Angrek oleh Anggrek untuk terlihat elegan dan bisa di pakai oleh wanita berhijab ataupun non muslim yang jelas tidak menggunakan kerudung.
"Nona, apakah riasan ini sudah pas?" tanya salah seorang pekerja yang mengerjakan riasan yang ada di baju yang nanti akan di showkan.
"Iya yang ini bisa! Hanya saja ini perlu di perhalus dan beri warna netral agar terlihat lebih bagus," kata Anggrek.
"Sohib, ini bagaimana apakah sudah pas dengan seleramu? Karena ini nanti kau yang memakainya," kata Amanda yang berteriak dari ruangan jahit.
"Selesaikan kerangka kasarnya! Setelah itu aku aku akan mencobanya!" kata Anggrek, tidak ada senyum di wajah manisnya dari tadi wanita itu mengejar design rancangan yang akan mereka gunakan untuk final. Ya begitulah Anggrek meski belum tahu apakah masuk final atau tidak baginya jika mencoba jangan setengah-setengah tapi langsung 1000% atau tidak sama sekali.
"Nona, bagaimana untuk sambungan warna yang ini?" tanya salah seorang pekerjanya yang ikut dalam menyelesaikan hiasan-hiasan yang akan di gunakan pada gaun itu.
Anggrek memeriksanya dan kembali memberikan koreksinya. Cepat waktu berlalu hingga tidak terasa hari sudah petang dan baju yang akan Anggrek kenakan di Fasion Show belum sepenuhnya siap. Bahkan baru selesai rancangan kasarnya saja.
Bahkan Amanda sampai menangis karena sedari tadi ada saja yang harus di rubah karena memilih si perfect untuk menjadi modelnya.
"Sudah jangan menangis! Tidak semua harus selesai hari ini! Nanti aku akan bawa ini ke rumah dan aku akan selesaikan agar kamu tidak bingung lagi maksudku!" kata Anggrek.
"Kau masih harus menyiapkan yang lain. Tidak usah begitu, setidaknya bantu saja aku hingga jam 10 malam lalu pulanglah setelahnya," kata Amanda.
"Aku akan coba menghubungi Suamiku dulu, takutnya dia pulang lebih awal dari pada diriku jika aku pulang di jam segitu," kata Anggrek.
Amanda juga tahu apa kesulitan sang sahabat tapi harus bagaimana? Ini sudah mendesak dan dua minggu lagi mereka harus tampil. Anggrek juga perlu berlatih bukan?
"Baiklah," kata Amanda dengan wajah lesu.
To my husband
Assalamu'alaikum. Abang nanti pulang jam berapa?
Anggrek mengirimkan pesan, tapi ternyata Arjuna langsung menghubungi sang istri.
"Assalamu'alaikum Abang!" sapa Anggrek dengan ceria hingga membuat Amanda mencibir mendengar cara sang sahabat berbicara dengan suaminya.
"Awas aja nanti aku akan memanggil suamiku nanti dengan sebutan, sweety honey sweetheart!" kata Amanda dengan suara mengejek tapi masih di dengar oleh Anggrek.
"Abang pulang jam berapa nanti?" tanya Anggrek kembali melalui smabungan telepon.
"Aku nanti pulang mungkin agak larut. Tapi kamu jangan menungguku, paling cepat sepertinya jam 11 malam aku baru bisa pulang," kata Arjuna dengan nada lelah yang teramat jelas dari suaranya.
Anggrek terdiam tapi dalam hatinya gelisah, dia juga khawatir jika suaminya terlalu di forsir dalam bekerja. Baiklah dia akan memikirkan caranya agar Arjunanya pulang saat dia juga pulang.
"Baiklah, Abang. Aku izin pulang jam 10 malam karena masih ada pekerjaan yang belum siap. Jika aku sudah selesai aku akan langsung menghubungi Abang!" kata Anggrek.
"Kenapa harus pulang semalam itu Anggrek! Kamu itu perempuan, mau naik kenderaan umum lagi. Jangan membuat aku khawatir Anggrek! Aku tidak mau tahu pokoknya kamu harus pulang sebelum jam 6 sore," kata Arjuna.
Mendengar protesan sang suami Anggrek mendapat ide.
"Abang ini sangat penting untukku! Ini impianku Abang! Aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja, jika Abang mau menghabiskan waktu begitu lama hanya demi perusahaan yang sangat Abang sayangi akupun begitu Abang! Lagi pula aku kesepian di rumah tidak ada orang! Bagaimana jika Abang aja yang jemput aku nanti?" kqta Anggrem bernegosiasi.
"Tapi aku pulangnya lama Istriku!" kata Arjuna yang tengah menahan kesla dan lelah.
"Justru itu, nantikan Abang bisa balik lagi ke kantor setelah menjemputku! Aku sangat yakin di kantor seorang CEO pasti ada kamar di dalamnya. Jangan bilang ruangan Abang ngak ada kamar di dalamnya, aku aja yang cuma studio sederhana ada kamar di ruanganku!" kata Anggrek yang mulai kesal karena waktu untuk nenyelesaikan rancangannya tidaklah banyak.
"Baiklah nanti aku akan jemput kamu," kata Arjuna mengalah.
Setelah perdebatan itu selesqi batulah Anggrek bisa bernafas lega.
Setelah itu Anggrek dan Amanda bersama beberapa rekan yang memang mengerjakan proyek bersama denganya memutuskan untuk benar-benar menyelesaikan pekerjaan mereka. Minimal kerangka kasarnya.
Tidak terasa hari kian larut bajkan untuk makanpum mereka memilih sambil mengerjakan pekerjaan masing-masing.
Hingga jarum jam menunjukkan pukul 9.30 malam. Anggrek tersenyum, semua yang dia rencanakan berjalan lancar.
"Baiklah semuanya, bagi team penjahit jika tidak ada yang harus di tambahkan lagi silahkan pulang terlebih dahulu! Ambil waktu kalian untuk beristrahat karena kita akan bertempur lagi besok," kata Anggrek menyuruh teman-temannya pulang termasuk Amanda.
Dengan ponsel pintarnya wanita muda itu menyiapkan makan malam untuk menunggu jemputan sang suami. Ya Anggrek tidak berniat pulang ataupun membiarkan Arjuna kembali ke kantor.
Dengan senyuman riang Anggrek menunggu sang suami yang sudah mengabari jika dia sudah jalan ke studio.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...