Pembalasan Sukma

Hangatnya mentari pagi dan udara segar membangunkan Liza yang sedang tidur. Selepas kejadian pertempuran di ranjang semalam membuat mood lebih baik untuk memulai aktivitasnya sebagai pengantin baru.

Liza beranjak dari tempat tidurnya dan membuka jendela kamar bagus. Karena semalam mereka bertiga tidur bersama.

Liza membuka jendela kamar dan merasakan

perpaduan antara sinar mentari pagi dan embun membuat suasana pagi makin sempurna.

Semenjak Bagas menikah dengan Liza, orang tua Bagas memilih untuk tinggal bersama dengan Dika yaitu adik Bagas.

saat ini istri Dika juga tengah hamil muda, membuatnya takut jika ditinggal Dika saat sedang bekerja.

Jarak antara kedua rumah mereka juga tidak jauh, hanya beberapa langkah dari rumahnya.

membuat Nenek dan kakek gampang jika ingin melihat cucunya.

Pada saat Liza membuka pintu depan rumah, matanya di kejutkan oleh cairan kental merah. Dia belum menyadari bahwa yang dilihatnya itu darah. Dia mulai mendekatkan diri untuk melihat lebih jelas dan menyentuh dengan jari telunjuknya.

Liza mencoba mencari dari mana sumber darah ini, dengan mengikuti jejak darah yang sangat panjang sampai menuju ke suatu pohon yang berada di tepat di sebelah rumah Bagas.

Dan betapa terkejutnya Liza melihat sesosok mayat lelaki tergantung di atas pohon dalam kondisi yang sangat mengenaskan.

" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa " Teriak Liza ketakutan.

Mendengar Liza berteriak keras Bagas dan bagus terjaga dari tidurnya dan segera menghampiri Liza di depan rumah.

"Ada apa sayang ?" tanya Bagas

"Mas......" Liza menunjuk ke arah mayat Riyan yang terangkut di atas pohon.

"Ya tuhan,, Riyaaannnnnn" Bagas menangis sejadi-jadinya melihat sahabatnya meninggal dengan tragis.

"Dimana"...

"Disana".....

"Cepat..........

"Ya Tuhannnn.....

"Aaaaaaaaa.......

Kabar ditemukan mayat tergantung di atas pohon membuat masyarakat begitu antusias ingin menyaksikan sendri dan berbondong-bondong berlari kerumah Bagas.

Tak terkecuali kakek tua yang tinggal di sebuah gubuk tua seorang diri.

Sekolah dia hanya tampak seperti seorang kakek tua biasa, tapi siapa sangka kakek tersebut sangat hebat dalam hal-hal ghaib.

Dulunya kakek adalah suami dari Mbah Inah. Mereka memutuskan berpisah dikarenakan berbeda pendapat. Mbah Inah yang sangat ter obsesi dengan ilmu hitam, sedangkan kakek

Lebih memilih untuk memperdalam ilmu agamanya.

Semua orang telah berkumpul di halaman rumah Bagas, mereka menyaksikan seorang mayat yang memang benar tergantung di atas pohon.

"Kegelapan telah menyelimuti desa kita" kakek keluar dari tengah kerumunan orang.

"Apa itu kek?" tanyak Bagas panik

Kakek langsung mendelik ke arah Bagas.

Mencoba meraih tangan Liza melihat garis tangan Liza.

"Cahaya"........

"ketika cahaya datang, muncullah kegelapan" ucap kakek kepada semua orang. Membuat mereka semua panik ketakutan

Liza yang takut langsung menarik tangannya dan langsung memeluk Bagas erat.

Kakek memejamkan mata mencoba menerawang dengan mata batinnya tentang hal yang telah terjadi. Seketika kakek tersentak saat melihat seorang gadis cantik yang dibunuh sadis oleh ketiga lelaki yang ada di hadapannya.

Kebetulan lelaki yang membunuhnya juga ada dihadapannya.

"Bersihkan rumahmu" pesan kakek untuk Liza

"Semua bisa kembali, pulang kerumah masing-masing. perbanyaklah doa, hindari keluar setelah magrib." pesan kakek kepada semua orang dan pergi meninggalkan tempat tersebut.

Bagas yang masih ada di tempat kejadian memohon bantuan untuk menurunkan jasad Riyan sahabatnya yang masih tersangkut di atas pohon.

"Bapak-bapak tolong kita turunkan mayat di atas ya.." karena tidak mau masalah makin rumit jika mayat itu tidak segera dikuburkan maka mereka hanya bisa menuruti perkataan Bagus.