NovelToon NovelToon
Orange Crush

Orange Crush

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Balas Dendam / Teen School/College / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Njniken

Bagimana jika dimasa lalu kalian dikhianatin sahabat kalian sendiri? Akankah kalian memaafkan orang tersebut? Atau kalian akan membalaskan dendam kalian?

Lalu bagaimana dengan hidup Calista yang di khianati oleh Elvina sahabatnya sendiri. Lalu kemudian ada seseorang laki-laki yang mengejar Calista, namun disatu sisi lain laki-laki itu disukai oleh Elvina.

Bagimana menurut kalian? Akankah Calista memanfaatkan moment ini untuk balas dendam di masa lalu? Atau bahkan Calista akan mendukung hubungan mereka?

Calista tersenyum remeh, lalu memperhatikan penampilan Elvina dari atas sampai bawah. "Pacarnya ya? Pantes, kalian cocok! Sama-sama baj**ngan!" Kata Calista tanpa beban, ia mengacungkan jari tengahnya sebelum ia pergi.

Kepo? Yuk simak cerita kelanjutannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Njniken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. always cute

Disaat yang sama

Barra kini keluar dari rumahnya untuk menuju ke markasnya. Ia mengendarai motornya melewati jalan raya menyalip satu persatu pengemudi di jalan raya itu.

Dari balik helm full face nya Barra tersenyum puas. "Rasain Lo! Enak kan berurusan dengan Barra?" Ucapnya lalu kemudian menambah kecepatan motornya.

Tak lama dari itu Barra sampai di markas nya. Markas geng motor yang ia dirikan selama lebih 5 tahun itu.

Barra memarkirkan motornya disana, lalu kemudian ia masuk ke dalam Markas tersebut.

"Sore bos...." Sapa beberapa anak yang berada di markas tersebut. "Yoi... Mana yang lain?" Sahut Barra.

"Yang lain lagi di Kamar. Bang Nelson dan yang lain-lain lagi latihan futsal katanya di samping Markas." Jawab salah satu anak Wolf sembari bermain ponselnya.

"Oke." Sahut Barra lagi. Mendengar nama Nelson, Barra pun menghampiri Nelson di samping Markas.

Tanah Markas yang di beli Barra ini sangat luas. Dan sampingnya di jadikan lapangan futsal. Lalu samping kiri lagi lapangan bola voli. Dan Area depan adalah tempat parkir anak-anak Wolf.

Sampai di samping kanan Markas ternyata benar ada Nelson, Niko, Gilang, dan Daren serta anak-anak lainnya sedang bermain futsal.

Barra pun duduk di sana sembari memperhatikan cara mereka bermain futsal. Lalu tak lama dari itu setelah mencetak goal, Daren berhenti sejenak untuk menghampiri Barra.

"Gimana? Masih bagus kan kita mainnya? Gue ngeraguin elo Bar, Lo jarang main beginian. Jangan malu-maluin Lo!" Ucap Daren menjahili sahabatnya itu.

Barra menatap sinis pada sahabatnya itu. Ia Pun melepaskan jaketnya lalu kemudian ikut bergabung pada teman-temannya.

"Okay. Ayo kita uji kemampuan ini!"

Memang benar yang di katakan Daren. Barra memang pernah mengikuti perlombaan sepak bola, futsal, voli dan lain-lain. Namun itu dulu saat Barra masih SD. Namun saat memasuki dunia SMP, hal itu hilang semua. Barra mulai menjadi cowok nakal.

Nakalnya juga kelewat karena dia kesepian. Saat memasuki dunia SMP orang tua Barra melepaskan Barra karena di anggap anaknya sudah besar. Orangtua nya yang pebisnis itu meninggalkan Barra untuk keluar kota bahkan ke luar negeri.

Barra hanya anak tunggal, ia hanya memiliki teman-temannya. Hingga ia berfikir untuk membeli rumah yang akan di huni oleh dirinya serta teman-temannya.

Dan jadilah Markas ini. Markas yang berlantai dua. Lalu kemudian mereka berfikir untuk membuat geng motor. Yang dimana geng motor itu di ciptakan untuk membantu masyarakat yang kesusahan. Seperti kecopet, adanya perampokan, dan lain-lain. Karena juga geng motor Barra sering keliling di malam hari pasti banyak penjahat yang keluar juga di malam hari.

****

Disaat yang sama di rumah Barra

Kini Calista mengobrol santai dengan mama Elina. Pembawaan mama Elina saat berbicara membuat Calista nyaman dan tidak canggung.

Mama Elina sendiri merasa nyaman dengan Calista. Calista sangat sopan terhadapnya.

"Oh iya Tante. Btw kenapa Barra nyebut saya tamu special tadi?" Tanya Calista pada mama Elina. Barra ini kelakuannya di luar nalar.

"Memang Barra kelakuannya kurang ajar. Tapi memang kamu tamu spesial buat saya. Sebenarnya suami saya melihat kamu. Sebagai pemilik sekolah suami saya ingin melihat perkembangan siswa siswinya. Dan ternyata kamu yang nilainya paling menonjol. Kami memuji kamu di depan Barra. Lalu Barra iri dengan pujian itu. Mungkin ini sebabnya kamu di ajak Barra datang ke rumah."

"Dan saya pun sebenernya juga pengen bertemu dengan kamu. Eh ternyata Barra sudah membawa kamu kesini." Ucap mama Elina.

Calista pun merasa senang jika memang alasannya seperti itu. Namun disini yang membuat masalah adalah Barra. Ya kali dia ditinggalin di rumahnya sendiri. Calista juga tau ternyata Barra iri dengannya.

"Oh, begitu. Tapi sebenernya saya juga nggak semenonjol itu kok Tante. Banyak siswa siswi yang nilainya lebih baik dari saya." Sahut Calista. Tidak enak dia di puji seperti itu.

"Iya it's okay kok. Oh, btw ini udah malam. Kamu makan malam sekalian ya disini? Biar Tante masakin, kamu pasti belum makan kan?" Tanya mama Elina. Ia meras tidak enak sendiri.

"Saya bantuin ya Tante. Kebetulan saya bisa memasak." Ucap Calista. Lebih baik seperti ini juga dari pada cuma mengobrol.

"Wow. Kamu bisa memasak juga." Ucap mama Elina. Dia benar-benar terkejut dengan seorang gadis yang masih remaja tapi sudah bisa memasak.

Calista pun mengikuti mama Elina pergi ke dapur. "Lumayan Tante. Kebetulan saya ikutan les memasak."

"Wow. Keren banget kamu Calista. Kamu menantu idaman nih." Calista hanya tertawa kecil menanggapi. Ia merasa tidak enak di puji seperti itu.

"Btw apa makanan favorit kamu?" Tanya mama Elina seraya melihat bahan-bahan yang ada di kulkas.

"Saya suka seafood sama orange juz. Tapi masak yang lain tidak apa-apa tante. Terserah Tante aja." Jawab Calista.

"Kebetulan nih Tante punya udang sama kepiting. Kamu mau nggak?"

"Boleh Tante." Kata Calista.

"Kita bumbu nya pake saos Padang mau?"

"Oke Tante!"

Kini kedua wanita itu sibuk berkutat di dapur. Mama Elina menanak nasi sedangkan Calista menyiapkan bumbu-bumbu yang akan dimasak.

Mereka memasak sembari bercerita dan juga tertawa. Hingga tak terasa masakan sudah jadi.

Mama Elina pun mencoba merasakan masakannya. "Gimana Tante?"

"Euumm.... Enak banget Cal, kamu pandai banget memasak. Sekarang tinggal buat orange juz nya aja."

"Biar saya aja Tante."

"Oke deh."

*****

Tak terasa sudah jam 18.00

Barra serta anak-anak Wolf itu menyudahi kegiatan latihan futsal mereka. Kini mereka tengah duduk di pinggir lapangan itu.

Mereka mengontrol nafas mereka yang ngos-ngosan setelah berlatih keras itu. Keringat pun membanjiri tubuh mereka.

Setelah merasa agak stabil, Barra beranjak dari duduknya. "Lo mau kemana?" Tanya Nelson yang melihat Barra mengambil kunci motornya yang ada di saku jaketnya itu.

"Gue mau pulang. Ada Calista dirumah." Ucap Barra terang-terangan. Sedangkan keempat temannya itu mendelik mendengar nama Calista.

"Lo mau apain tuh anak?" Tanya Gilang sewot. Ia tidak Rela jika Calista akan di tiduri oleh Barra.

"Inget ya! Gue nggak suka cewek modelan begitu. Sok imut, gue sukanya yang sexy!" Tekan Barra sekali lagi. Rupanya teman-temannya ini lupa gimana selera Barra.

"Terus Lo ngapain bawa dia ke rumah elo?" Tanya Niko. Ia juga penasaran untuk apa Barra membawa Calista di rumah.

"Kepo Lo pada! Gue cabut bye!" Kata Barra. Kini ia merasa panas, ia tidak menggunakan jaketnya.

****

Sesampainya di rumah.

Barra langsung masuk ke rumah. Saat dirinya masuk, aroma masakan enak tercium dari indra penciuman Barra.

Barra pun reflek langsung ke dapur. Ia melihat kedua wanita itu tengah memasak. Tanpa ia sadari jantung Barra berdebar melihat Calista yang sedang memasak dengan mamanya. Rasanya bahagia sekali jika di lihat.

fuck! Calista always cute.

1
Kim nara
Barra otaknya geser apa y thor malah d tinggal kabur anak orang dah d bawa ke rumah nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!