NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy / Slice of Life
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?

•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Tidak hanya itu, dia menjadi pasangan seorang Kaiser Blue Maverick ketua geng motor HORIZON. Cowok bad boy yang membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 26

"Anterin bini Lo, Kai. "

"Nggak usah kak. Aku udah pesen ojek kok. " Diandra mengibaskan tangannya menolak dengan halus.

Kaiser tersenyum puas mendengarnya. Laki-laki itu membuka kaca helm. "Tuh, kan. Bini gue bilang apa? Udah pesen ojek. Gak usah bawel deh. "

Plak

Krisna yang kesal memukul lengan adiknya. "Lo jadi suami nggak ada otak. Harusnya Lo bonceng adik gue. "

"CK!." Kaiser berdecak kesal lalu menyalakan motornya. Sejak kapan cewek killer itu jadi bini gue? Dih, ngimpi!

•••

Sesampainya di SMA ANDROMAX, Diandra berjalan dengan pelan-pelan menuju kearah kelas. Dia mengenakan jas dan kaos kaki panjang juga topi. Semuanya tampak rapi.

"Hai, kak Dia!." Sapa ramah seseorang mengalihkan perhatian Diandra.

Diandra tersenyum. "Hai, juga. Kamu Ayya kan?."

Ayya mengangguk kepala mengiyakan. "Iya. Ini Ayya yang kakak kenal waktu itu. Kakak kenapa pegangin perut terus. Sakit?."

Diandra menggelengkan kepalanya. "Enggak, kok. Aku cuma tadi sarapan kebanyakan. Jadi kekenyang deh. Hehe. "

Ayya mengangguk kepala. "Temenku udah dateng. Aku pergi dulu ya. " Melambaikan tangannya dan pergi berlawanan arah dengan Diandra.

"Ngomong sendirian cih!." Cibir Indar menyaksikan Diandra melambaikan tangannya.

"Melambaikan tangan bareng setan kalik. " Fida berujar.

"Serem banget ya. Cewek killer ini lebih bahaya dari dugaan kita semua. " Timpal Liora bergidik ngeri.

"Kabur yuk!." Indar berujar sambil berjalan setengah berlari. Dia dengan sengaja menyenggol bahu Diandra.

•••

Diandra berjalan menuju kearah lapangan upacara. Gadis itu tampak sendirian tidak ada yang mendampinginya.

"Sendirian? Gue temenin mau?."

Diandra menoleh dan terkejut. "Kenzie? Kamu nggak bareng sama yang lain?. "

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. "Emang kenapa?." Dia bertanya balik.

Diandra hanya tertawa canggung. Dia juga cukup terkejut melihat kedatangan cowok itu tiba-tiba.

"Bos! Kenzie tuh. " Alaska berujar sambil menepuk-nepuk pundak Kaiser.

"Anjing! Bisa-bisanya Kenzie mau deketan sama cewek killer itu? Baby, aku nggak mau mereka deket. " Vanesa bergelantungan manja di lengan Kaiser.

"Di santet mungkin si Kenzie. Lo pada kan tahu kalau Kenzie nggak segitu deketnya sama cewek. " Elang berujar dan berdiri di belakang Alaska.

Rival pun mengangguk kepala setuju. Dia berdiri di samping Elang. "Gak ada salahnya sih. Kita kerjain aja dia gimana?. Gue punya ide. "

"Apaan tuh?." Alaska penasaran.

Rival tersenyum miring. Dia mendekat untuk berbisik. "Kita gantung aja sepatunya. Gue yakin, dia bakalan bingung gimana pulangnya. "

Kaiser semakin mengepalkan tangannya kuat. Dia bisa melihat keakraban kedua insan berbeda jenis kelamin itu. Gue gak bakal biarin Lo deketan sama bini gue. Dia itu urusan gue.

"Rival Charlotte, Alaska Wicaksana dan Elang Hercules, perhatikan barisannya. " Peringati pak Bambang dengan tegas dan kumis tebal.

"Iya, Pak. " Serentak ketiga laki-laki itu menjawabnya.

•••

"Anak-anak, silahkan kerjakan tugasnya hari ini juga. Saya mau keluar sebentar. " Guru wanita itu berujar lalu pergi meninggalkan kelas XII IPA 1.

Setelah kepergian wanita itu, mereka semua menatap kearah Diandra yang tengah mengerjakan tugas dari guru. Senyuman licik terbit di bibir mereka.

Dalam waktu hitungan detik, semua buku berada di atas meja Diandra. Gadis itu menghela nafas berat. Mereka menyuruhku untuk mengerjakan tugas mereka.

Kiara tersenyum sinis pada Diandra. Gadis itu menatap tajam sampingnya. Gue gak percaya kalau Lo itu dalang dari pembunuhan Abang gue.

"Hai, Dia!." Sapa Indar dengan senyuman merekah di bibirnya. "Lagi ngapain sih? Sibuk banget. Kaya kita dong, santai. "

"Gue bantuin Lo gimana? Mumpung gue lagi baik nih. " Fida menambahkan.

Sret

"OMG! Buku Lo kena coretan, Ndar. " Liora berseru dengan heboh.

"Lo gimana sih ngerjainnya? Gue minta dititik bukan dicoret kek gini. Lo kerjanya nggak becus banget. " Kesal pemilik buku itu meskipun sebenarnya dia tahu Liora yang sengaja merobeknya.

"Maafkan aku. Aku nggak sengaja. Seb—."

"Jangan digituin tolol! Yang ada buku gue makin kotor. " Pemilik buku itu lantas mengambil bukunya dengan kasar.

"Sabar ya, Dia. Mungkin ini nasib Lo. " Liora menepuk bahu Diandra dengan kencang.

"Nggak ada kerjaan banget Lo pada. Gue muak anjing!." Kesal seorang laki-laki pada ketiga gadis itu.

Fida menoleh lalu terkekeh geli."Gak usah dilihat sih. Ini permasalahan antar sesama cewek. Lo gak perlu ikut campur, Yas. "

Laki-laki itu mendengus dingin. "Gue yang bakal disalahin sama wali kelas. Gue dikira gak becus jadi ketua kelas. Gue kan udah bilang dari awal masuk kelas unggulan sini, nggak ada pembullyan. Dan kenyataannya mata Lo semua pada katarak. "

Brak

"Lo bilang mata kita katarak? Lo malah buta tolol!." Pekik Indar emosi.

"Ngefans sih boleh aja. Tapi gak usah berlebihan gitu. Alay banget sih Lo pada. " Cibir ketua kelas sinis.

"Yang jelas gue gak ikut-ikutan. Kalau mereka bertiga ketahuan melakukan pembullyan, gue bakal ngusir mereka bertiga. " Timpal seorang gadis geram.

"Mentang-mentang ortu Lo kaya, Lo gak bisa seenaknya bully temen, Ndar. Gue yakin kalau Lo gak beneran pinter. " Timpal gadis yang satunya lagi.

Indar mendekat dan menjambak rambut gadis yang mengatainya. "Berani Lo ngatain gue? Lo pikir Lo mampu masuk unggulan sini? Lo juga busuk, Cell. "

Cella pun membalas jambakan tersebut. "Gue bukan Lo bangsat! Gue berulang kali lihat Lo nyontek punya orang lain. Asal Lo tahu, gue tahu muka Lo sebenarnya. "

Aksi itu terus berlanjut hingga Diandra selesai mengerjakan buku-buku. Gadis itu menghela nafas panjang. Kenapa selalu seperti ini?

Bug

"Kerjain tugas gue juga. " Kiara menghantam kepala Diandra di meja. "Gue gak mau ada kesalahan sedikitpun. Ngerti Lo?."

Diandra mengangguk kepala dengan mengusap-usap kepalanya. Kiara.. Kenapa kamu juga memusuhiku? Bukankah kita dulu sahabat?

•••

Diandra berjalan menuju kearah toilet sembari memegangi perutnya. Aduh, mules perutku. Mana masih antri lagi.

"Eits, gue duluan. " Sela seorang gadis mengusir Diandra.

Hampir lima menit lebih Diandra menunggu gilirannya. Gadis itu bergegas masuk ke salah satu bilik.

"Barusan gue lihat cewek killer itu masuk bilik sini, Nes. " Teman perempuan Vanesa berujar.

Vanesa tersenyum miring. Dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Saatnya ngerjain orang ah. Seru banget pastinya."

Setelah melakukan hal itu, Vanesa dan temannya pergi dengan perasaan riang gembira. Mereka berjalan menuju keluar toilet.

Suara WC terdengar jelas di toilet cewek. Diandra pun keluar dan reflek mundur beberapa langkah. "I itu apa?."

Diandra penasaran dan mendekat lalu mengambilnya. Dia mengamatinya dengan seksama. "Kain apa ini? Bentuknya aneh. "

Gadis itu pergi meninggalkan toilet dan berjalan menuju kearah taman belakang sekolah. Duduk di salah satu bangku dan kembali mengamati kain tersebut.

Grap

"Maksud Lo apa ambil celana dalam gue hah?."

"Eh? Itu punya kamu. Tadi aku lihat ada di toilet cewek." Diandra berujar.

Laki-laki itu melotot mendengarnya. "Lo beneran gila ya. Bisa-bisanya ambil barang punya orang. "

Pletak

Diandra meringis merasakan jidatnya disentil. Sudah berulang kali jidat itu kena sentilan. "Aku nggak tahu apa-apa. Kamu salah paham. "

"Cih!." Laki-laki itu berdecih kemudian pergi meninggalkan Diandra seorang diri.

Bug

"Sendirian aja. Mau temenin nggak?." Seorang laki-laki dengan sengaja duduk samping Diandra.

Gadis itu terkejut dan menjauh. Namun tangan laki-laki itu menahannya. "Aku nggak mau deketan sama kamu. Kamu jahat!."

Alfian terkekeh geli mendengarnya. "Kenapa kalau gue jahat? Gue kan cuma jebak Lo. Tapi hasilnya Lo berhasil dari jebakan gue. "

Gadis itu meringis kesakitan ketika tangannya diremas kuat. "Jebakan kamu itu gila!."

Alfian semakin tertawa mendengarnya. "Gue bakal ngelakuin itu lagi ke depannya. "

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!