NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Putri Ku.

Istri Pilihan Putri Ku.

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Buna Seta

Tidak terpikirkan oleh Sabrina lulus kuliah kemudian menikah. Pertemuanya dengan Afina anak kecil yang membuat keduanya saling menyayangi. Lambat laun Afina ingin Sabrina menjadi ibu nya. Tentu Sabrina senang sekali bisa mempunyai anak lucu dan pintar seperti Afina. Namun tidak Sabrina sadari menjadi ibu Afina berarti harus menjadi istri Adnan papa Afina. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Sabrina berperan menjadi istri Adnan dan menjadi ibu sambung Afina???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bibit Unggul.

Selama dua hari menginap di hotel, pasutri itu menghabiskan waktu bersama. Walaupun kemarin sempat terjadi kisruh dengan Bella namun David segera menemui Adnan minta maaf atas nama istrinya.

"Bung Adnan, saya minta pamit," kata David. David akan segera mengajak istrinya kembali ke negara asal nya.

"Memang tidak menginap di rumah mertua mu Dav?" tanya Adnan ia sudah selesai sarapan lalu membersihkan mulut dengan tisue.

"Sudah seminggu, kami menginap disana Bung," David sebenarnya masih betah di Indonesia, tapi sudah malu dengan kelakuan Bella istri nya. Sehingga memutuskan pulang cepat.

"Hati-hati Dav, tapi saya mohon jagalah istri Anda, agar jangan berani mengusik anak saya. Walupun istri Anda telah melahirkan Afina. Tetapi istri Anda sudah tidak mengakuinya sejak lahir," tegas Adnan.

Hak asuh Afina secara hukum memang Adnan yang berhak. Sejak sidang perceraian tiga tahun yang lalu pengadilan negeri memutuskan demikian.

"Saya mengerti Bung," pungkas David dan akhirnya pergi. Saat ini mereka sedang sarapan pagi.

"Papa ngomong apa sih Bun?" tanya Afina polos.

"Oh itu obrolan laki-laki sayang... sekarang habiskan dulu sarapanya ya," jawab Sabrina.

"Iya Bun" Afina makan dengan lahap, mungkin karena hatinya senang bisa makan bersama bunda dan papa nya.

Sabrina sedih menatap anak sambungnya, saat ini ia belum berani berbicara jujur kepada Afina, tentang siapa ibu kandung nya yang sebenarnya. Selain menjaga perasaan Adnan, semua juga tahu bahwa Bella bukan ibu yang baik untuk Afina.

"Nan, kalian mau langsung ke rumah kamu yang baru?" tanya Fatimah beliau sudah membawa koper ingin pulang bersama Rhacmad.

"Iya Ma, Mama sama Papa nggak ikut," Adnan segera beranjak.

"Hari minggu saja Mama kesana Nan, kan mau sekalian syukuran rumah kamu," mama Fatimah berniat membuat tasyakuran mengundang tetangga sekitar agar anak dan menantunya saling kenal.

"Apa Sabrina tidak capek Ma," Adnan menatap Sabrina minta persetujuan.

"Tidak Mas, benar kata Mama, kita harus cepat beradaptasi dengan lingkungan rumah baru Mas." Sabrina mengangguk santun kepada mertuanya.

"Baiklah, jika begitu sampai besok," Mama Fatimah berangkat lebih dulu bersama suaminya.

"Kita juga pulang sekarang saja Mas, Afina makananya sudah habis kok," Sabrina segera beranjak.

"Ayo" Adnan pun ke luar dari hotel ambil mobil ke parkiran sementara Sabrina dan Afina menunggu di depan hotel.

Adnan menyusul papa Rachmad, setelah istri dan anaknya masuk ke dalam. Ia mengendari mobil dengan kecepatan sedang. Sepanjang jalan tidak berhentinya tersenyum. Walaupun ia di depan hanya sendirian karena Afina ingin di temani Sabrina di belakang tidak masalah. Di belakang Sabrina dan Afina bercanda ria itulah yang membuat Adnan terasa bahagia. Keluarganya kini semakin lengkap hingga mobil sampai di rumah Adnan yang baru.

"Kita mau tinggal di sini Bun, Pa?" Afina menoleh Sabrina yang menuntunnya di samping kiri, dan Adnan di sebelah kanan potret keluarga harmonis.

"Betul, sayang..." Sabrina tersenyum, begitu juga dengan Adnan.

Adnan membuka pintu lalu menarik koper tidak membiarkan Sabrina membawanya.

"Fina... sekarang punya kamar sendiri, Papa tunjukan yuk," Adnan menggendong nya ke lantai atas, sementara Sabrina mengambil alih koper.

"Mas aku langsung ke kamar ya," Ijin Sabrina hendak membuka pintu.

"Iya, aku ke kamar Fina dulu," sahut Adnan sambil berlalu menuju kamar Afina

"Di rumah Nenek aku juga punya kamar kan Pa," kata Afina.

"Tapi kamar Afina yang sekarang berbeda sayang..." Adnan menurunkan putrinya di depan kamar lalu membuka pintu.

"Tararaaaa..." Adnan tersenyum.

"Yayy..." sorak Afina. Matanya melebar kala melihat kamar yang semuanya serba pink warna kesenangannya. Tempat tidur minimalis lengkap bantal guling dan boneka.

Afina kemudian membuka lemari, yang isinya khusus untuk menyusun mainan anak perempuan boneka lucu-lucu.

"Bagus kamarnya Pa, terimakasih ya" Afina naik ke tempat tidur lalu merebahkan tubuhnya.

"Kamu senang sayang..." tanya Adnan.

"Senang dong Pa," jawab Fina memeluk guling.

"Tapi... mulai nanti malam Fina bobo sendiri okay," pinta Adnan.

"Nggak bisa dong Pa, nanti malam... Bunda mau Fina ajak bobo di sini, Papa yang bobo sendiri," Afina membalikkan kata-kata Adnan.

Adnan hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Papa tinggal dulu ya" ucapnya sambil membuka pintu.

"Iya Pa,"

Adnan ke kamar utama tampak Sabrina sedang memindahkan pakaian dari koper ke dalam lemari. Pria itu menghentikan langkahnya. Masih tidak percaya dan seperti mimpi bisa mempersunting wanita cantik, sholehah, seperti Sabrina. Padahal jarak usia hingga 10 tahun dan Sabrina ternyata sangat dewasa dalam menyikapi satu persoalan.

"Ya Allah... semoga kami selalu bersama," doa Adnan dalam hati.

"Mas... kok bengong di situ?" Sabrina menoleh Adnan yang terpaku di depan pintu.

"Istirahat dulu In, memang kamu nggak cape?" tanya Adnan kemudian menutup pintu.

"Nggak kok, cuma membereskan pakaian sedikit," pakaian mereka memang belum di pindahkan ke rumah ini, kecuali pakaian yang mereka bawa dari hotel.

"Rumah ini belum di tempati kok sudah bersih Mas, memang ada yang membersihkan?" Sabrina memindai sekeliling.

"Ada bibi biasanya pulang pergi, tapi mulai besok... bibi akan menginap di rumah ini." Adnan membuka jaket lalu menggantungkan di hanger.

"Sebenarnya aku juga bisa mengurus rumah kok Mas," usul Sabrina.

"Kamu kan kuliah In, besok saja sudah mulai masuk," Adnan menjelaskan. Sabrina memang saat ini sedang melanjutkan kuliah S-2.

"Mas, aku kan kuliah cuma pagi, kalau misalnya sore les privat anak-anak boleh nggak?" Sabrina agak ragu mengatakan ini.

"Boleh, yang penting bisa mengatur waktu bekerja dan keluarga In," Adnan tentu tidak ingin terlalu mengekang istri nya. Sabrina masih sangat muda dan masih punya semangat yang luar biasa.

"Terimakasih Mas," Sabrina tersenyum. Dan senyum itu seketika membuat dada Adnan berdebar.

"Ina..." di ciumnya wanita di depannya itu.

Adnan sungguh tidak kuat menahan hasrat pada wanita yang baru dinikahinya ini. Padahal baru setelah subuh tadi pagi melakukan.

"Mas... aku mau memasak untuk kita makan siang ya," Sabrina beralasan sungguh badanya sangat lelah jika sudah begini, bukan tidak mungkin Adnan meminta lebih.

"Nggak usah memasak In, lagian di kulkas belum ada stok," Adnan tahu itu hanya alasan istri nya.

"In... sini bobo" Adnan menepuk bantal.

"Masih pagi nggak boleh bobo, nanti diabetes," Sabrina menahan tawa dengan ucapannya sendiri.

"Aku memang sudah diabetes karena kamu In, makanya aku minta obat" Adnan merebahkan tubuh Sabrina yang sedang duduk.

"Mas... nanti Fina kesini loh,"

Adnan sudah tidak menyahut, ia segera berjalan menengok ladang Sabrina yang baru tadi pagi ia tanami bibit unggul, kini menambahkan bibit berkwalitas.

Dok dok dok.

"Bundaaa... buka pintunya..."

*******

"Nahlo Nan, kamu ngeyel di bilangin Sabrina" 🤭🤭🤭 kalau nggak segara di bukain pintu... Afina nyelonong loh"

1
Andi Bahraeni
Luar biasa
Runik Runma
huh dasar
Soraya
mampir thor
Arin
/Heart/
Vicki Andrian
pengen tk pites adnan
fajar Rokman.
mampir thor
Reni Setia
makasih untuk novelnya
Ria Bionde
Luar biasa
Nining Moo
gengsi,,,genhsi aja Jangan afina yg jadi alasan padal mau🤣
Nining Moo
jangan jangan si alfin bukan anaknya adnan🤔🤔🤔
Samaniah
anak sambung q pun kl manggil q mama,sdgkan manggil ayahnya bapak..
lbh gk nyambung lg 🤣🤣🤣🤣
Samaniah
istri dr jalan,,🤣🤣
Sri Wulan Hazariah
Luar biasa
Sitipatimah
Lumayan
himawatidewi satyawira
waduuh nenek pnh modus
himawatidewi satyawira
111-222 ma anknya..
himawatidewi satyawira
beli asahan linggis di tk bangunan nan..
himawatidewi satyawira
ayoo nan.
hajar bello
himawatidewi satyawira
kl fina sdh ditemukan bakalan ngajak jln" pake mobil baru itu..gitu lho mbak
himawatidewi satyawira
hajar man..suruh berdiri di pojokan, angkat kaki dua"nya jg tngn diikat, mulut dilakban
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!