TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA SEMBILAN
"Ada kerjaan di luar kota?"
Snowy memekik saking terkejutnya. Mahesa pamit, besok dia ada lagi pekerjaan bersama Millers- corpora selama satu Minggu, yang padahal dia baru saja tiba di Jakarta.
Mahesa salah satu fotografer yang dijadikan andalan perusahaan besar untuk menangkap gambar-gambar iklan mereka. Tak terkecuali X-meria, B-meria, Cavalera textile, Ell-elektro, dan masih banyak perusahaan lainnya.
"Baru pulang loh, Kak!" protes Snowy.
Mahesa baru selesai mengenakan kaos hitamnya. Pria itu mendekati Snowy yang berdiri di depan cermin dalam kondisi bibir memberengut.
Mungkin, dengan pelukan hangat Snowy bisa merasakan kepeduliannya. "Aku punya istri yang luar biasa, dari pengeluaran, perawatan, makan, dan lainnya, makanya harus rajin-rajin kerja," ujarnya.
Mahesa punya keahlian, Mahesa bukan pria mokondo, meski Snowy anak orang kaya dan punya tabungan sendiri, Mahesa tetap ingin menjadi suami yang menafkahi. Jauh-jauh dia kuliah di luar negeri, tentu saja untuk sukses.
Snowy berbalik untuk membalik tubuh suaminya, lalu gendong di punggung Mahesa secara tiba-tiba. Pria itu terkekeh, istrinya memang lain, tak pernah merengek minta gendong, tapi langsung naik tanpa izin.
Yang itu berarti, Snowy minta keluar dari kamar tersebut. Mahesa membawa istri manjanya keluar dari kamar lalu turun ke lantai bawah.
"Snow lama-lama kering kalo sering ditinggal, gara-gara jarang diganti olinya!" gerutu Snowy cemberut.
Mahesa tertawa sekilas. "Cuma satu Minggu aja di sana. Ngambil foto buat iklan barunya. Setelah itu langsung pulang ambil kerjaan di kantor Papi."
"Kenapa nggak ngambil jabatan tetap ajah si di X-meria? Kenapa malah milih jadi Kang Poto keliling coba!?"
"Fotografer, Sayang."
"Sama ajah! Keliling dari perusahaan satu ke perusahaan lain."
"That's my passion!" Mahesa memang menyukai pekerjaannya. Sebab hidup terbaik adalah ketika menjalani hobi yang dibayar.
"Percaya deh. Saingan kamu cuma jam kerja, bukan cewek lainnya!" kata Mahesa.
Snowy setuju, karena ketika dia menyadap ponsel suaminya, tak ada apa pun yang dia temukan selain suara desahnya dan video mesumnya sendiri.
"Makan di luar yuk, sekali-kali." Snowy mulai jenuh hanya di rumah saja, dia juga perlu jalan sebelum Senin mengutuknya kembali.
"Boleh."
Snowy turun dari tubuh suaminya, lalu duduk di sofa hitamnya. "Snow yang pilih tempatnya ya?"
"Ok."
Mahesa setuju saja, lagi pula mumpung masih ada waktu manjain istri. Besok, dia sudah harus ke luar kota.
Segera Mahesa ambil dompet, kunci mobil, lalu jaket istri supaya bagian dada wanita itu tak lagi terekspos. Tak ada satu jam, mereka tiba di tempat tujuan.
Snowy minta makan di restoran andalannya dengan menu andalan pula. Tak ada yang spesial dari makan siang kali ini, pastinya Snowy hanya menikmati setiap detik bersama suaminya yang sederhana, itu saja.
Duduk berhadapan di fine dining dengan pakaian yang simple meski menu yang mereka pesan berkelas luxury.
"Oya, Snow lupa, ini mumpung hari Minggu, Snow mau ambil pets Snow boleh kan? Snow udah pesen dari kemarin. Lumayan kan kalo Kak Esa nggak di rumah bisa buat temen."
"Pets?" Mahesa meraih tisu lalu mengelap ujung bibirnya. Lalu Snow menjawab dengan anggukan kepalanya. "Boleh. Sekarang abisin makannya, kita ambil pets kamu."
Snowy menyengir, rupanya Mahesa setelah menikah tidak terlalu buruk. Bahkan terasa begitu manis. "Snow juga udah bayar uang muka, tinggal bayar sisanya."
"Satu kan?" Mahesa memastikan. "Aku nggak mau kalo sepasang terus beranak pinak di rumah Kita."
Snowy mengangguk. "Cuma satu kok, lagian satu juga mahal banget harganya."
"Berapa?"
"Setengah M."
"What?"
Mahesa tercengang, hanya seekor binatang peliharaan saja setengah M. Dia juga suka memelihara binatang, dulu kucing dia yang diberi nama Lucknow hanya berkisar lima jutaan.
"Snow ... beli pets yang biasa ajah, ngapain mahal banget begitu hmm?" saran Mahesa.
"Snowy suka sama pets-nya!" Snowy cemberut kembali.
Mahesa tahu, selain cowok, Snowy tak pernah ditolak untuk urusan apa pun, Papi Rega pasti akan beri berapapun yang Snowy minta kalau dia tak menurutinya.
Lalu, apa gunanya Mahesa di hidup Snowy, kalau sampai menikah dengannya Snowy masih mengandalkan Papi Rega. "Ok."
Mahesa akhirnya mengalah. Dia masih punya tabungan untuk sekedar menuruti kemauan istrinya yang manja.
"Makasih ya." Snowy bangkit hanya untuk mengecup pipi suaminya. Kemudian, waktu sudah menunjukkan pukul 11.00.
Mereka langsung menuju ke tempat di mana Snowy memesan pets. Tempatnya lumayan asri, banyak kucing mungil, anjing kecil, dan bahkan hamster berlarian di kandang.
"Ini Nona Snowy yang kemarin telepon ke nomor Bapak kan?" Seseorang bertopi ala koboi menyambut kedatangan Snowy dengan senyum keramahan.
"Iya Pak, saya yang beli pets Bapak!" Snowy hampir menyalami pria itu, sebelum Mahesa yang menggantikan tangannya.
Snowy lupa, kalau selama dia menjadi istri Mahesa, tak ada yang boleh menyentuh dirinya selain lelaki posesif itu saja.
Bapak itu tersenyum. "Mari silahkan diperiksa dulu sebelum kami kirimkan ke alamat Nona."
"Ok!" Snowy bersemangat. Keduanya masuk di iringi beberapa orang berseragam ala pets shop tersebut.
"Sekalian kita bawa ajah, Sayang. Ngapain minta dikirim hm? Kasihan mereka juga repot, Snow." Mahesa menegur.
Snowy terbiasa beli apa pun di antar, bahkan hanya pets saja harus diantar. Orang kaya memang luar biasa.
"Emang Kak Esa bisa gitu bawanya?"
"Why not?" Mahesa mengedik bahunya. Hanya pets mungil, mereka bisa bawa itu sekalian ke dalam mobil.
Yah, rencana itu sebelum suara raungan berat terdengar di telinga mereka. "Hey..."
Snowy langsung berlari menuju kandang yang di isi oleh harimau putih kecil. "Jefri!"
"S-sayang...." Mahesa mendelik, Jefri? Siapa Jefri, dan mana yang Snowy maksud pets seharga setengah M. Tiba-tiba bulu kuduk di sekujur tubuhnya berdiri.
"Hey Jefri, kamu yang akan temani Snowy kalau suami Snowy lagi ke luar kota buat jadi kang poto keliling." Snowy mengusap lembut kaca yang menghalangi harimau barunya.
Mahesa terpaku bisu. "Bilang ini nggak seperti yang Kak Esa pikirin kan?" lirihnya bergumam.
"Emang Kak Esa mikir apa?"
Mahesa menatap Snowy dengan mata yang meredup redup ingin pingsan. "Dia pets yang mau kamu beli hmm?"
Snowy mengangguk antusias. "Iya, Snowy emang beli pets jenis harimau."
"What," lirih sekali. Meski terkejut, Mahesa hanya mampu berucap lirih saking tak lagi bisa keluarkan suara hebohnya, ia lemas.
Snowy langsung menyatroni pawang harimau barunya. "Pak, Snow mau pegang pets Snow dong, boleh kan?" pintanya.
"Boleh..." Lelaki itu segera mengarahkan Snowy ke kandang kaca tersebut. Snowy suka dengan warna putih harimau itu, lucu.
"Sayang!" Mahesa mencekal lengan istrinya, dia berusaha membujuk sebelum terlanjur membayar sisa harganya.
"Apa?"
"Kenapa bukan kucing ajah hm? Kucing lebih aman, kita bisa ajak ke kamar, atau ke mana pun kan?" bujuknya.
"Ini juga kucing kok, cuma lebih gede ajah! Jefri juga bisa dibawa ke kamar kok."
"Ya Tuhan!" Mahesa ingin mati saja untuk saat ini. Kenapa ujiannya bertubi-tubi sekali setelah menikahi Snowy.
"Kak Esa takut?"