Elise, Luca dan Rein. Mereka tumbuh besar disebuah panti asuhan. Kehidupan serba terbatas dan tidak dapat melakukan apa-apa selain hanya bertahan hidup. Tapi mereka memiliki cita-cita dan juga mimpi yang besar tidak mau hanya pasrah dan hidup saja. Apalah arti hidup tanpa sebuah kebebasan dan kenyamanan? Dengan segala keterbatasannya apakah mereka mampu mewujudkannya? Masa depan yang mereka impikan? Bagaimana mereka bisa melepaskan belenggu itu? Uang adalah jawabannya.
Inilah kisah mereka. Semoga kalian mau mendengarkannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeffa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Gerobak Part 1
Paman Josh menatap mereka dengan tatapan bahagia. Elise yang baru saja tiba terlihat kebingungan dengan tingkah aneh Paman Josh pagi ini. Ini pengiriman kedua sejak dua hari yang lalu mereka membawa apel dan juga kentang. Paman Josh kini tertawa dengan suara besarnya. Walaupun sudah sering mendengarnya tetap saja Elise masih tidak terbiasa dengannya.
"Hahaha Laris manis. Jualan kalian laku keras!!" pujinya.
"Oh ya. Sungguh paman?" tanya Elise tidak percaya begitupun dengan kedua temannya.
"Sungguh. Lihatlah kotak sayur itu. Kosong bukan?" tanya Paman Josh menunjuk kotakan kayu yang terlihat kosong melompong.
"Harganya terlalu murah untuk kualitas sebagus ini. Jadi aku akan menaikan harganya. 30 keping silver untuk kentang dan 40 keping silver untuk apel. Bagaimana?" tanya paman Josh.
"Tentu saja paman. Terima kasih." ucap Elise senang begitupun dengan Rein dan Luca.
"Jadi berapa banyak yang kalian bawa saat ini?" tanya Paman Josh tidak sabaran. Mereka menurunkan keranjang yang digendongnya. Menunjukan tumpukan hasil panen.
"Kali ini kami membawa 5 karung apel dan 5 karung kentang ditambah sekeranjang beri." Elise menunjuk hasil panen mereka dengan senang.
"Aku akan ambil semua. Untuk beri ini bisakah kalian memberikan 100 keping silver untuk sekeranjang beri ini. Anggap saja promosi. Jika mereka laku dipasaran aku akan memberikan kenaikan harga." Paman Josh memberikan tawaran. Rein dan Luca menatap Elise meminta persetujuan.
"Baiklah Paman. Khusus untuk paman." Elise memberikan jempol mungilnya sebagai tanda setuju.
"Baiklah. Ayo bantu aku meletakkannya di keranjang itu. Aku akan pergi ke atas sebentar untuk mengambil uangnya." tanpa disuruh dua kali mereka segera melakukan perintah paman Josh dengan senang.
"Sepertinya kita perlu membuat gerobak. Semakin lama kita permintaan dan hasil panen semakin melimpah." kata Elise ditengah pekerjaan.
"Aku setuju. Bagaimana jika kita pergi ke tempat pembuangan setelah ini." tanya Rein kepada Luca.
"Tentu. Aku juga sudah selesai dengan pekerjaan dikebun." mereka pun kembali melakukan pekerjaan dengan tenang hingga Paman Josh kembali dan menyerahkan uang pembayaran.
...****...
Mereka segera menuju ke tempat pembuangan bersama-sama setelah menyelesaikan pengantaran ke toko Paman josh. Cuaca sangat terik, cahaya panas terasa menyengat dikulit. Mereka berniat untuk mengumpulkan kayu bekas. Untunglah hari ini tidak ada siapapun di tempat pembuangan sehingga mereka bebas melakukan apa saja hari ini.
Dan disitulah mereka tahu sesuatu, sebenarnya ada satu skill Rein yang berguna untuk masalah daur ulang. Entah sejak kapan, ternyata Rein memiliki skill 'recyle' dimana skill itu akan menghancurkan barang-barang tersebut dan meninggalkan beberapa bagian terbaiknya saja. Elise memilih perabotan bekas dari kayu yang masih bagus kemudian membawanya ke Rein. Dan Rein menggunakan skill 'recycle'nya untuk membongkar beberapa perabotan bekas untuk mendapatkan kayu yang kuat dan lurus. Setelah mendapatkan kayu yang kuat dan lurus.
"Wood Saw." Rapal Rein yang dalam sekejap kayu terpotong menjadi ukuran yang sesuai. Elise membuka sebuah buku desain dan mencari kerangka gerobak sederhana berserta kerangka roda yang tergambar didalamnya. Elise menunjukan gambar ini kepada Rein dan Luca. Agar mereka bisa membuat sesuai dengan gambar. Tanpa adanya kesalahan apapun.
Dan dimulailah pembuatan gerobak yang rumit ini. Pertama Rein mengerjakan roda terlebih dahulu karena proses pembuatannya yang rumit. Rein memilih kayu yang sesuai untuk ban roda dan poros. Tentu saja kayu harus kuat dan tahan lama. Rein memotong kayu menjadi bentuk lingkaran dengan diameter yang diinginkan. Rein ahli sekali dalam membuat masalah perkakas. Rein menggunakan skill Wood Shape untuk membentuk kayu sesuai keinginan dan memperhalus permukaan.
"Wood Shape." Ucapnya pelan dan dalam sekejap potong kayu menjadi bentuk silinder untuk poros. Luca memastikan poros cukup kuat untuk menopang beban.
"Wood Shape." Sedetik kemudian kayu ringan berubah bentuk menjadi jari-jari roda. Lagi-lagi Luca memeriksa jari-jari roda kuat dan fleksibel.
Kali ini Rein dan Luca merakit jari-jari roda ke ban roda menggunakan paku yang terbuat dari kayu. Rein sendiri yang membuat paku tersebut, sebenarnya Elise bisa membelinya dari toko perkakas dwarft tetapi tentu saja harganya lumayan mahal. Untung saja Rein ahli dalam hal ini. Rein kembali memastikan jari-jari roda terpasang dengan baik. Pasang poros ke roda dengan menggunakan paku.
"Soil Reinforcement." Kali ini Luca yang menggunakan skill tanah. Gunanya untuk mengeraskan tanah sebagai alat meredam suara dan mengurangi gesekan antara poros dan roda.
"Berhasil!!" Sorak Elise paling kencang. Mereka berhasil mendapatkan sebuah roda.
"Belum. Kita butuh tiga lagi agar gerobak stabil." Cibirnya. Setidaknya satu proses sudah berhasil kan. Fikir Elise.
Setelahnya Rein kembali mengulang proses pembuatan roda sebanyak tiga kali. Barulah kemudian mengerjakan pembuatan bahan gerobak sendirian tanpa bantuan karena dengan sketsa dan prosesnya tidak serumit pembuatan roda. Pertama Rein menggunakan skill 'Wooden Saw' untuk memotong papan kayu sesuai ukuran kemudian memasang papan kayu sebagai dasar dan sisi gerobak. Tidak lupa untuk membuat tempat duduk kusir didepan gerobak tempat Erie akan menarik gerobak. Memang rencananya Erie yang akan dijadikan sebagai kuda untuk menarik gerobak. Sehingga ukuran gerobak harus menyesuaikan dengan ukurannya.
Luca dan Elise tidak memiliki pekerjaan. Elise memilih berkeliaran mencari potion untuk Tama makan siang. Sedangkan Luca memilih untuk mencari pakaian sisa untuk didaur ulang yang Elise minta tadi untuk membuat pakaian baru. Elise mendapatkan ide baru. Elise memasukan Tama kedalam kantong dan bergegas kembali ke posisi Rein berada.
"Hei Rein, bisakah kau mendaur ulang kain juga?" Ucap Elise senang dengan ide yang terbesit dibenaknya.
"Bisa. Maka kain itu akan menjadi gulungan benang." Ucap Rein santai tetapi tangannya cekatan bekerja.
"Sungguh? Kau sudah mencobanya?" Tanya Elise penasaran.
"Sudah. Ah aku lupa cerita, kain yang waktu itu kita kumpulkan aku jadikan uji coba. Dan menghasilkan benang dengan berbagai warna. Kamu tahu tidak jika semua barang di tempat pembuangan bisa didaur ulang kembali menjadi barang baru ditangan ku." Jelasnya.
"Jadi kamu melakukan daur ulang? dengan semua barang itu?" tanya Elise bingung
"Ya. Lihat saja ini." Rein mengeluarkan barang-barang hasil daur ulangnya. Ada besi, mitril, benang dan banyak lagi. Semua ini jika dijual akan menghasilkan uang.
"Hei Rein. Jujur saja kamu sengaja menyembunyikan ini dan berniat menjualnya sendirikan?" tanya Elise curiga.
"Tidak. Aku lupa sungguh." Elise masih menatap Rein yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Berati aku harus mencari cara untuk merajutnya." Ucapku pelan.
"Apa?" Tanya Rein bingung menghentikan sejenak pekerjaannya.
"Tidak. Aku pinjam kantongmu. Aku pergi dulu." Ucap Elise membawa pergi kantong Rein dan menghampiri Luca. Hatinya senang. Semuanya bisa dijadikan uang. Mereka akan segera menjadi kaya raya. Bayangkan saja jika semua tumpukan sampah ini menjadi uang.