NovelToon NovelToon
Melihat Kematian Dari Cermin

Melihat Kematian Dari Cermin

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Nafisa, gadis istimewa yang terlahir dari seorang ibu yang memiliki kemampuan istimewa. Tumbuh menjadi gadis suram karena kemampuan aneh yang dimiliki.

Melihat tanda kematian lewat pantulan cermin, membuatnya enggan bercermin seumur hidupnya. Suatu ketika ia terpaksa harus berdamai dengan keadaannya sendiri, perlahan ia mulai berubah. Dengan bantuan sang sahabat, ia menolong orang-orang yang memiliki tanda kematian itu sendiri.

Simak kisah menarik Nafisa, kisah persahabatan dan cinta, juga perjuangan seorang gadis menerima takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cermin 25

“Apa maksudmu Shel? orang Fisa masih sama saja, belum ada perubahan sama sekali, kamu salah lihat kali,” ucap Kia di sambungan telepon.

“Ya Allah, Arjuna sendiri yang bilang, kalau nggak percaya coba cek kamarnya Ki.”

Kia diam termenung, itulah sepenggal percakapan keduanya barusan. Ia masih tak percaya dengan ucapan wanita itu, diam-diam Kia berjalan ke dapur, membuat susu panas dan mengantarnya ke kamar sang putri.

Tok tok tok…

“Fisa, boleh Ibu masuk?”

Tak ada jawaban dari dalam sana, hanya suara keran air mengalir dari dalam kamar mandi. Sepertinya putrinya itu berada di sana, telinga tertutup suara air hingga tak mendengar panggilan darinya. Perlahan Kia membuka pintu, matanya jelalatan menatap sekeliling.

Kamar putrinya jauh dari kata rapi, wanita itu menghela nafas berat, mulai mengomel tentang memiliki seorang putri yang tidak disiplin, padahal dianya sendiri juga begitu dulu. Tazkia lupa kenapa dia dan mendiang ibunya dulu juga sering bertengkar.

“Dasar ini anak, mirip siapa sih dia bisa jorok banget kayak gini,” gumamnya. Memungut bungkus snack yang teronggok di ujung ruang, memasukkannya ke dalam kantong sampah. Setelah itu meraih beberapa pakaian yang tercecer dan melipatnya, sambil melirik putrinya yang tak kunjung keluar dari kamar mandi.

“Ngapain sih? Fisa! kamu mandi malam-malam?”

Nafisa tak juga mendengar teriakannya, membuat ibu satu anak itu geram. Ia meraih tas sekolah putrinya yang bahkan tidak digantung, tapi sayang sekali resleting tas terbuka sehingga isi tas keluar semua saat Kia mencoba mengangkatnya.

“Astaghfirullahaladzim. Aduh ini anak,” ujarnya lagi. Meraih satu persatu barang-barang putrinya. “I-ini, cermin, dan ini, jadi benar yang dikatakan Shella?”

Suara kunci pintu kamar mandi yang dibuka dari dalam mengejutkan Kia, wanita itu segera membenahi tas putrinya dan berpura-pura hendak menggantungnya.

“Ibu…” Fisa berlari merebut tas dari tangan ibunya, “apa yang ibu lakukan?” tanyanya begitu tas berpindah tangan.

“Apaan sih kamu? ibu cuma antar susu terus lihat kamarmu berantakan ini, ya ibu bersihkan.”

Fisa mengecek ke dalam tas dan berkata, “ibu lihat isi tas Fisa?”

“Memangnya kamu pikir ibu kurang kerjaan? lagipula apa yang kamu sembunyikan sampai-sampai ibu dilarang lihat,” omel Kia lagi. Putrinya itu hanya cemberut, mengucapkan terimakasih untuk susu hangatnya lalu mendorong sang ibu keluar kamar.

“Dasar ya anak ini, mau main rahasia-rahasiaan sama ibu? apa yang kamu sembunyikan itu? apa jangan-jangan kamu punya pacar?”

“Nggak ada, nggak ada yang kayak gitu ibu… memangnya ibu pikir ada yang mau deketin Fisa kalau si Arjun itu nempel terus kayak perangko, udah ih Fisa mau tidur.”

Kia menahan senyum, tepat sebelum pintu tertutup Fisa berteriak, “ya udah kalau gitu sama Arjun saja, ibu dan ayah setuju kalau dia!”

“Apa-apaan sih Ibu! diam nggak!” teriak Fisa dari dalam kamar, Kia tertawa senang turun ke lantai dasar, ia sangat senang mengetahui fakta putrinya telah berubah. Meski gadis itu masih menyembunyikan semua dari dirinya. “Apa dia lagi jatuh cinta ya?” gumamnya lirih.

“Siapa yang jatuh cinta?”

“Astaga, ya Allah Husin… bikin kaget aja kamu ini!” teriak Kia saat tiba-tiba Husin muncul dari dapur dengan segelas kopi panas.

“Kamu aja Sayang yang nggak konsen, mikirin apa sih? siapa juga tadi yang sedang jatuh cinta? kamu? kamu suka lelaki lain gitu maksudmu?” Husin berjalan mendekat, memasang wajah penasaran bercampur kecewa dan sedih. Kia menertawakan akting suaminya yang kaku itu.

“Jangan bercanda kamu, mana ada yang kayak gitu. Putri kesayanganmu itu loh yang kumaksud.”

“Hah? maksudnya Fisa? jatuh cinta sama siapa dia? wah nggak bisa gini, aku harus tanya sekarang juga.”

Husin meletakkan kopi di atas meja samping televisi, setelah itu berjalan cepat menuju kamar putrinya di lantai dua. Namun, dengan cekatan Kia mencegahnya, wanita itu menggeleng pelan. “Kamu mau jadi ayah kuno yang menyebalkan? turun sekarang juga! nggak gitu caranya meski kita penasaran setengah mati.”

Husin menghela nafas berat, ia mengaku salah sebab terbawa emosi. Mendengar putri kecil yang sangat disayanginya itu menyukai pria lain selain dirinya membuatnya emosi sejenak. “Lantas bagaimana Sayang?”

Tazkia tersenyum senang, melambaikan sebelah tangan di depan wajah, meminta sang suami mendekat. Husin mengikuti titahnya, mendekatkan telinga di samping sang istri. Wanita itu berbisik dan Husin mengangguk mengerti.

“Baiklah, kamu atur aja. Aku ikut,” ungkapnya kemudian.

***

Sesuai rencana Kia, hari ini keluarganya dan keluarga Shella sepakat pergi berlibur. Tujuan mereka adalah bukit bunga yang akhir-akhir ini viral karena pemandangan yang indah dan juga wisata glamping yang baru saja dibuka.

“Fisa, pergi cek lagi barang-barangmu, pastikan tidak ada yang ketinggalan ya,” titah sang ibu, gadis itu hanya mengangguk, seperti biasa rambut acak-acakan khas Nafisa menjadi pemandangan pertama saat gadis itu turun dari kamarnya. “Dasar anak ini, kenapa tampilannya kayak gitu, kenapa juga disembunyikan dari ibunya,” gumam Kia begitu sang putri menyusul ayahnya di depan rumah.

Dering ponsel mengejutkan Kia, nama Shella tertera di sana. “Hallo, ada apa Shel?”

Ki, bawa jaket lebih, punyaku ketinggalan, di sini dingin banget.

“Hah, kamu ini kebiasaan ya. Yaudah aku mau berangkat,” ucap Kia menutup panggilan. Rumah Shella memang jauh lebih dekat menuju bukit bunga daripada rumahnya, jadi wajar jika mereka sudah sampai lebih dulu.

“Ayo Sayang, sudah selesai belum?” panggil Husin dari depan rumah.

“Iya tunggu sebentar,” teriak Kia pergi ke kamar mengambil jaket untuk diberikan pada Shella. Setelah itu mereka segera berangkat, dihari yang cerah itu memang sangat cocok pergi berlibur bersama keluarga. Fisa pun sudah sangat tak sabar, ini kali pertama ia pergi ke bukit bunga yang menurut Nuria sangat indah itu.

“Ibu, nanti kita menginapkah?” tanyanya.

“Bagaimana bisa? besok kan kamu harus sekolah, kita hanya akan menikmati pemandangan sampai sore saja, terus pulang,” jawab ibunya.

Fisa cemberut, sebenarnya ia sangat ingin menginap, tidur dalam tenda dan menikmati sosis bakar kesukaannya di malam hari, menyanyi bersama dan bermain game. Tapi apalah daya, benar kata ibunya ia harus sekolah besok.

“Kalau mau menginap, lain kali kita berangkat sabtu sore sepulang sekolah, jadi bisa menginap sampai minggu pagi. Sekarang memang rencananya mendadak Nak, jadi nggak apa-apa ya,” bujuk sang ayah. Fisa mengangguk mengerti.

Mobil mereka melaju di jalanan sepi, udara mulai dingin begitu mereka semakin dekat dengan tempat yang dituju, Fisa mengeratkan jaket di tubuhnya, efek hujan semalam membuat suhu dingin semakin menggigit, belum lagi kabut yang menyambut di depan mereka.

“Sayang, pelan-pelan saja kabutnya tebal,” ucap Kia, sang suami mengangguk mengerti.

Mobil bergerak lambat membelah kabut, samar-samar mereka melihat sebuah papan nama bertuliskan bukit bunga. Mobil mendekati papan dan berbelok di sampingnya, seorang satpam berpakaian seragam putih hitam menyambut mereka, mengarahkan kendaraan untuk parkir.

Setelah itu Fisa dan Kia turun terlebih dulu, tak lupa membawa serta barang-barang bawaan mereka, Husin menyusul di belakang. Lelaki itu tersenyum senang melihat tawa di bibir istri dan putrinya, mereka berdua tampak sangat rukun hari ini.

Untuk mencapai lokasi glamping mereka harus berjalan naik, cukup lelah tapi terbayarkan oleh pemandangan bunga-bunga berbagai warna yang indah di sekitar mereka. “Ibu, bagus sekali kan? kayak di mana gitu vibesnya,” ucap Fisa.

“Bener, wah rasanya mata ibu dimanjakan oleh pemandangan ini, meski dingin dan jalannya sedikit sulit tapi kalau dapatnya view kayak gini nggak nyesel deh,” ungkap Tazkia lagi.

“Sayang, apa itu Arjun?” Husin menunjuk seorang lelaki yang berjalan mendekat, lelaki itu tersenyum dan bersalaman dengan mereka begitu mendekat.

“Assalamualaikum Tante, Om, Naf.”

“Waalaikumsalam, sudah lama menunggu?” tanya Husin.

“Belum kok Om, ayah dan mama ada di atas, biar Arjun antar dan bantu bawa, Tante,” ucap Arjuna mencoba mengambil alih tas dan beberapa kantong plastik berisi bekal di tangan Kia.

“Sudahlah Nak, nggak apa-apa biar tante bawa sendiri.”

“Kalau gitu punyaku aja Arjun, tanganku udah pegel,” kata Fisa yang langsung mendapat teguran dari sang ibu. Gadis itu cemberut, tapi Arjun justru tersenyum.

“Biarlah Tante, nggak apa-apa kok. Sini Naf.” Arjun mengambil alih semua barang bawaan Nafisa, lalu berjalan lebih dulu. Dan Fisa berlari-lari kecil mengikutinya.

“Lihatlah Sayang, mereka sangat cocokkan? aku jadi ingat kita dulu,” ucap Kia.

“Apa maksudmu? mau jodohin putri kita sama Arjun? tidak semudah itu,” gerutu Husin berlalu pergi.

“Astaga, dasar bapak-bapak posesif,” ucapnya kesal.

....

1
Heri Wibowo
mungkin Husein cemburu melihat anaknya dekat dengan cowok
ERiyy Alma: Biasa Kak, bapak-bapak posesif ama putrinya. 🤭
total 1 replies
ERiyy Alma
Haloha readers tercinta, mohon maaf untuk hari ini author belum bisa update karena ada acara keluarga mendadak. Insya Allah next ya... makasih 🙏
Heri Wibowo
beruntung Arjuna diasuh di dalam keluarga penyayang.
Heri Wibowo
lanjut kak
Heri Wibowo
lanjut kakak
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
lanjut kak.
Heri Wibowo
takdir kematian sudah ditetapkan, tidak ada satu manusia pun bisa menghindarinya.
ERiyy Alma
Maaf ya agak telat, sudah update dari semalam sebenarnya. Tapi entahlah kenapa bisa baru muncul. 🤭🙏
Heri Wibowo
Terima kasih double update-nya kakak
ERiyy Alma: sama-sama... 😊
total 1 replies
Heri Wibowo
Alhamdulillah Ana bisa diselamatkan
ERiyy Alma
Maaf, untuk bab selanjutnya mungkin agak molor ya. Karena hari ini acara author padat sekali. Tapi, insya Allah next bisa langsung dua bab. hehe 🙏🤭
Heri Wibowo
lanjut kakak.
Heri Wibowo
ditunggu update selanjutnya kakak
Heri Wibowo: oke kakak
ERiyy Alma: Tunggu ya Kak, insya Allah nanti kalau udah longgar bakal update normal, sehari 2x kayak biasa. Beberapa hari ini memang lagi ada acara, jadi padet jadwalnya. Hehe..😅🙏
total 2 replies
Werewolf hayho
Jadi itu yg bkin Alena nakal, hmz..
Heri Wibowo
dibalik kenakalan Alena di sekolah ternyata dia sering mendapatkan kekerasan dari ayahnya
Heri Wibowo
Apa mungkin Hana bisa diselamatkan ya
Heri Wibowo
Iyah gantung, lanjut kakak.
Heri Wibowo
nggak apa-apa Kak yang penting update setiap hari
ERiyy Alma: insya Allah diusahakan Kak... 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!