Kisah ini mengisahkan tentang seorang gadis lugu dan seorang pilot playboy yang saling jatuh cinta. Pertemuan pertama mereka terjadi di dalam pesawat, ketika sang pilot memenuhi permintaan sepupunya untuk mengajak seorang gadis lugu, ke kokpit pesawat dan menunjukkan betapa indahnya dunia dari ketinggian, serta meyakinkannya untuk tidak merasa cemas. Tanpa diduga, pertemuan ini justru menjadi awal dari kisah mereka yang dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RUDW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mirabella Orang Kaya!
Hallo readers...
Tolong luangkan waktu kalian beberapa detik di akhir bacaan untuk klik like, vote dan kirim hadiah kepada author ya. Supaya cerita ini terus berlanjut dan author terus semangat menulis.
Terima kasih💕💕
Sepanjang perjalanan menuju rumah. hanya Mirabella yang bersuara tiada henti. Dia menjelaskan apa saja yang terlihat sepanjang jalan kepada Clarissa. Sementara di posisinya, Clarissa mendadak gugup dan kaku, karena dia hanya duduk berdua dengan Xander di kursi penumpang belakang. Jarak mereka lumayan dekat. Clarissa begitu gugup untuk sekedar menggerakkan tubuhnya.
Mirabella duduk di depan bersama supir. Tadinya, Clarissa sudah memaksa Mirabella duduk bersama di belakang tetapi tuan yang punya mobil yaitu Xander menolak. Katanya, dia ingin duduk di belakang karena lebih luas untuk bersandar dan tidur sejenak. Mau tidak mau, mereka yang menumpang setuju saja.
"Darling, kamu dengar tidak. Dari tadi aku bicara sampai mulut berbusa, kamu cuma bilang, ham, hem, hum doang" tanya Mirabella gemas
"Aku harus jawab bagaimana lagi Mira. Nyatanya aku tidak tahu gedung-gedung yang kamu jelaskan. Aku cuma bisa mendengar" respon Clarissa.
"Baiklah..baiklah. Aku kira kamu mengantuk darling" lanjut Mirabella
"Aku yang mengantuk dan kau sangat mengganggu, bocah. Ribut sekali " serobot xander yang kini bersandar memejam mata. Mereka tadinya kira pria itu sudah tertidur.
"Ck.. tutup saja telinga mu. Apa susahnya" jawab Mirabella tidak mau kalah.
"Tetap saja suara mu sangat cempreng. Tidak enak di dengar"
Clarissa yang melihat adu mulut kedua saudara sepupu tersebut. Bukannya takut malah tersenyum hangat. Rasanya dia rindu dan ingin sekali menikmati moment seperti ini. Tetapi dia anak tunggal yang berakhir di panti asuhan. Hari-Harinya di isi dengan belajar, bekerja dan sekolah.
Hingga tidak terasa perjalanan mereka berakhir dan mobil memasuki sebuah pekarangan yang luas. Halaman depan terdapat kolam dilengkapi air mancur. Sisi kiri kanan terdapat taman yang indah. Di depan sana nampak sebuah bangunan lantai tiga, berdiri megah, kokoh dan estetik khas gaya Eropa.
Clarissa menganga dan ingin bertanya tetapi Mirabella mengintruksi lebih dulu.
"Kita, sudah sampai. Ayo turun " Gadis itu sudah keluar mobil dan menunggu Clarissa. Sementara yang ditunggu masih terpaku di dalam.
Sampai suara bariton Xander yang berbisik syaduh di telinganya membuat Clarissa gelagapan
"Kamu tidak mau turun? Atau mau ikut pulang ke rumah ku, hmm?"
Clarissa yang kaget langsung menoleh. Ternyata wajah Xander begitu dekat dengannya. Deru napas hangat dan aroma manis dari mulutnya begitu jelas menerpa wajah mulus Clarissa. Untuk sesaat keduanya terpaku. Sampai kening Clarissa di sentil ringan oleh pria tampan tersebut.
"Turun sana. Sebelum sahabat mu berteriak panik, takut saya bawa kamu kabur"
Clarissa mengangguk kaku dan langsung turun. Xander tersenyum melihat tingkahnya. Begitu buka pintu, benar saja, tatapan heran Mirabella menjadi yang pertama dia lihat.
"Kenapa lama? Apakah kak Xander menggoda kamu?" Jangan percaya, dia itu buaya!" dia memperingati Clarissa karena dia tahu, betapa playboy saudara sepupunya itu.
"Tidak kok, aku hanya kaget kita berada dimana" elak Clarissa
Karena kaca mobil terbuka, Xander bisa mendengar ucapan Mirabella. Dia mendengus dan menatap tajam adik sepupunya itu. Sementara Mirabella hanya menjulur lidah membalas Xander.
"Hei, cepatlah. Jangan bergosip. Ambil koper kalian di belakang " perintah Xander tetapi Mirabella memangku tangan karena sopir sudah lebih dulu menurunkan barang-barang mereka.
Sementara itu, dari arah rumah. Keluar seorang wanita paruh baya dengan gayanya yang elegant, cantik serta keibuan. Berjalan terburu-buru menghampiri Clarissa dan Mirabella terdiri.
"Oh God, Mirabella putri mommy yang cantik. Akhirnya kamu pulang nak" matanya dipenuhi air yang berlinang tiada henti.
"Mommy " Lirih Mirabella menyambut sang mommy
Untuk sesaat Clarissa kembali terpaku menyaksikan sahabatnya menangis dan berpelukan dengan wanita parubaya yang dia panggil mommy. Otaknya masih loading. Mencerna semua itu.
Wait... Kalau wanita itu mommy Mirabella, cantik, berpakaian mahal, keluar dari rumah seperti istana di depan sana, artinya rumah itu adalah rumah sang sahabat dan Mirabella orang kaya!
Clarissa melotot seketika, ketika dia sudah menyadari semua. Matanya melihat sekeliling. Betapa luas halaman yang mereka pijak saat ini. Bangunan di depan sana, dari luar saja begitu mega apa lagi di dalamnya.
Clarissa tiba-tiba minder dan tidak enak hati. Benar dugaannya selama ini. Mirabella bukan gadis sembarangan.
Matanya kembali melihat kedua orang di depan sana. Kini pelukan mereka terlepas dan mata wanita parubaya tadi menatap lembut padanya. Tidak sadar, Clarissa tersenyum.
"Hai nak, kamu yang namanya Clarissa, sahabat Mirabella?" Clarissa mengangguk menjawab pertanyaan tersebut.
"Ternyata, kamu aslinya lebih cantik ya dari yang di foto. Mata mu sangat indah sayang." lanjutnya lagi membuat Clarissa memandang Mirabella penuh tanya
"Sorry darling, aku sering mengirim foto kita berdua. Dan perkenalkan ini mommy ku, mommy Catherine" jujur Mirabella dan Clarissa mengangguk paham.
"Hallo tante, perkenalkan saya Clarissa teman Mirabella " ucap Clarissa sopan dengan wajah malu-malu. Seperti biasa gadis itu selalu gugup ketemu orang baru. Catherine tersenyum gemas.
"Kamu, manis sekali nak" dia mencubit lembut ujung hidung Clarissa.
"Oh iya, kalian pasti capek dan Lapar. Ayo sekarang kita masuk. Mommy sudah masak yang enak-enak. Koper kalian biar nanti satpam yang bawa ke dalam"
Catherine menarik bersamaan lengan Mirabella dan Clarissa di sisi kiri dan kanan. Tetapi langkahnya terhenti setelah mendengar teriakan seseorang di belakang sana.
"Aunty melupakan ku?" ucap Xander dengan kepala yang kini keluar dari jendela mobil. Wajahnya di buat cemberut seperti bocah. Clarissa sampai tertegun. Dia kira pria di depan sana hanya bisa serius padahal bisa bersikap kekanakan juga dan itu terlihat lucu di matanya.
Sementara itu, Catherine yang baru menyadari keberadaan Xander langsung menepuk keningnya.
"oh my.. ponakan tampan Aunty. Maaf ya, sampai lupa kalau kamu juga ikut ke sini. Ayo masuk, kita makan malam dulu" ajaknya tapi Xander menolak.
"Tidak usah Aunty. Aku pulang saja. Mom menunggu di rumah jangan sampai dia menceramahi ku kalau pulang terlambat. Esok saja aku ke sini"
"Baiklah nak. Hati-hati di jalan. Salam untuk orang tua kamu"
Xander mengangguk dan ingin segera menaikkan kaca mobil tetapi urung karena Clarissa mengatakan sesuatu.
"Terima kasih tuan Xander. Anda banyak memberi saya pengalaman selama penerbangan hari ini.Terima kasih juga untuk tumpangannya." Ucap Clarissa tersenyum tulus. Senyumnya lagi-lagi memacu detak jantung Xander.
"Ya, sama-sama" jawab Xander terkesan biasa saja. Padahal di dalamnya sedang berperang menahan gejolak yang tidak biasa.
Mereka bertiga melambai tangan melihat mobil Xander keluar halaman rumah.
Setelah mobil itu Hilang dari gerbang, barulah mereka melanjutkan langkah menuju rumah besar di depan sana.
"Dimana daddy dan kakak?" tanya Mirabella begitu masuk ke dalam istana yang sangat dia rindukan ini
"Masih dalam perjalanan. Sebentar lagi akan sampai. Sebaiknya kalian berdua mandi dulu. Terus turun untuk makan. Clarissa, nanti kamar kamu akan di tunjuk Mirabella ya. Jangan sungkan. Semoga betah di rumah sederhana kami. Anggap saja rumah sendiri " ucap Catherine tulus seraya mengelus lembut kepala Clarissa. Mengantarkan perasaan hangat ke seluruh tubuhnya.
"Terima kasih banyak tante" Jawab Clarissa sedikit sungkan. Bagaimana bisa Catherine menyebut ini rumah sederhana. Padahal bentuknya sudah seperti istana, tadi sekilas dia lihat tidak terhitung jumlah pembantu yang berlalu lalang.
Dia sampai bertanya-tanya, kenapa bisa Mirabella terdampar di kota kecil paling ujung negara ini. Apalagi kampusnya tidak semegah dan tidak seberkualitas di ibu kota. Termasuk, Mirabella bahkan betah di asrama yang kecil, sumpek dan jauh dari standar orang kaya. Kuliah sambil kerja pula. Penyamaran yang sangat sempurna.
Dia berpikir, Mungkin sebaiknya nanti, dia akan tinggal di kosan saja kalau sudah mulai bekerja. Sangat sungkan rasanya tinggal di istana yang megah ini.
"Ayo darling. Aku tunjukkan kamar kamu" Mirabella menarik tangan Clarissa. mengajaknya memasuki lift menuju lantai dua. Clarissa lagi-lagi terkejut dengan fasilitas di rumah ini. Dia menatap Mirabella menuntut penjelasan.
"Mira, Aku berharap kamu menceritakan segalanya nanti. Jujur aku merasa tertipu" ucapnya sedikit sedih dan sungkan
"Sorry darling. Baiklah. Nanti setelah makan aku akan menjawab apapun yang menjadi rasa penasaran kamu"
Clarissa mengangguk. Kemudian, mereka tiba di lantai dua. keluar dari lift, Mirabella mengantar Clarissa ke sebuah kamar di sudut ruangan.
"Ini kamar kamu. Kamar ini mommy benar-benar persiapkan dari jauh hari untuk menyambut kamu. Yang itu kamar ku. Kita bersebelahan. Masuk dan mandilah. Nanti, aku ke sini lagi untuk memanggil kamu turun makan malam"
Clarissa mengangguk. "Terima kasih Mira"
"Sama-sama. Hey, jangan sungkan begitu. Kita sahabat dan sekarang kita adalah keluarga, oke" Mirabella menyadari perasaan sungkan sahabatnya. Maka dia mencoba menenangkan gadis itu.
"Baiklah. Aku masuk dulu"
"Ya, darling. Aku akan ke sini nanti"
Clarissa masuk kamar dan pemandangan kamar ini sekali lagi membuat dia terpukau.
Desain, warna dinding kamar dan kasurnya benar-benar di buat khas anak perempuan. Apakah ini benar-benar dipersiapkan untuknya seperti perkataan Mirabella tadi. Seketika perasaannya kembali menghangat. Mirabella dan keluarganya terlalu baik padanya. Dia tidak tahu harus membalas seperti apa.
Tidak mau larut dalam suasana hati yang haru dan sungkan. Clarissa memutuskan untuk segera mandi.
Ahh.. lagi-lagi kamar mandi ini benar-benar seperti fasilitas hotel. Sangat lengkap. Bahkan dia sempat bingung menggunakan seperti apa. Untungnya dia tidak terlalu kuno sekali untuk mencoba. Akhirnya dia tahu dan segera membersihkan diri. Tidak sampai sepuluh menit dia mandi. Lalu mengambil pakaian dari koper. Rupanya, satpam rumah langsung mengantar ke kamar.
Tidak lama setelah dia selesai berpakaian, Mirabella datang memanggil. Keduanya segera turun menuju ruang makan.
Tetapi, dari arah depan terdengar seruan yang mengalihkan perhatian mereka.
"Mirabella, princess daddy. Dimana kamu nak?"
"Daddyyyyy!!!
Teriak Mirabella langsung berlari memeluk seorang pria parubaya yang muncul dari ruang depan . Di belakangnya, juga ada seorang pria dewasa. Dia tampan, Clarissa akuinitu begitu melihat pertama kali. Pria itu tersenyum lembut bahkan membelai kepala Mirabella yang kini berada di pelukan sang daddy.
"Hei, bocah nakal, kau tidak rindu padaku, hmm?" Seketika Mira beralih memeluk pria tersebut. Semua terpantau dalam penglihatan Clarissa. Bagaimana dua pria di depan sana menyambut Mirabella penuh kasih. Sejenak dia merasa betapa kehidupan sahabatnya sempurna. Memiliki keluarga yang begitu hangat. bukan soal harta atau kekayaan, tetapi nampak sekali keluarga ini sangat penuh cinta kasih.
Dia yang tidak pernah merasa di situasi seperti Mirabella seketika berkaca-kaca. Tetapi tetap bersyukur, Tuhan begitu baik dengan mengirimkan malaikat dalam hidupnya seperti suster Maria dan tentu saja Mirabella.
"Hallo, siapa gadis manis yang di sana?" sapa daddy Mirabella membuat Clarissa kikuk di tempat.