SAFFIYA
********
"MAS!!" teriak seorang wanita kepada suaminya, Rayan.
Namun, pria itu tetap saja bungkam dan memalingkan wajahnya ke arah lain.
Dalam hati, ia mulai merasa frustasi dan kecewa dengan tingkah istrinya hari demi hari.
" Apa yang terjadi pada istriku? Mengapa dia berubah menjadi seperti ini? " gumam Rayan dalam hati.
Ia menahan rasa sakit yang mendera jiwa, sementara istrinya seolah dia tidak peduli dengan semua perasaan yang tengah suaminya itu rasakan.
" Mas! kok kamu diam aja sih? ngomong dong. aku udah kayak ngomong sama patung aja. " lanjutnya istrinya kesal.
Rayan memalingkan pandanganya menatap istrinya itu sejenak, kemudian menunduk sambil menghela nafas panjang.
" Huuuff... " gumam Rayan sambil mencoba menahan amarahnya.
" MAS!! " panggil istrinya lagi.
" Mawar! bukan aku tidak ingin menjawab, tapi aku tahu mulutku bisa menjadi sangat tidak sopan saat aku marah," jawab Rayan menatap dalam ke mata istrinya, mencoba mengekspresikan perasaannya secara jujur.
" Itulah kenapa aku benci berdebat denganmu, Mawar. Aku tidak pernah menyesal diam saat kamu marah, karena aku takut kata-kata yang akan keluar dari mulutku justru akan melukai perasaanmu. Dan aku tahu betul, hal itu akan menjadi sesuatu yang selalu kusesali nantinya. Jadi, lebih baik aku memilih untuk diam daripada menyakiti hatimu." lanjut Rayan menghela napas panjang, merasa lega telah mengungkapkan isi hatinya pada Mawar.
Namun, perkataan suaminya itu tidak berhasil meredam amarah Mawar mereda.
Sebaliknya, wanita itu semakin emosional dan melampiaskan kekesalan hatinya kepada Rayan dengan mengeluarkan kata-kata yang kasar dan tidak sopan.
" Hentikan Mawar! tolong sudahi amarahmu, DIAM! " ucap Rayan mulai terbawa emosi.
" Apa hakmu menyuruhku diam? Bukankah selama ini aku sudah bersabar dengan hidup di tempat seperti ini? dengar ya mas, aku benar benar tersiksa hidup di tempat kecil seperti ini. " Geram Mawar kesal.
" Mawar! " ucap Rayan yang mulai emosi.
" Kenapa? Marah? " tanya Mawar kesal, kemudian menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan ucapan.
" Dengar ya, Mas. Semenjak menikah denganmu, kehidupanku berubah total. Aku pikir setelah menikah, aku akan tinggal di rumah mewah dan semua kebutuhanku tercukupi. Namun nyatanya, hidup di kontrakan kecil seperti ini." lanjut Mawar dengan nada bicara sinis.
" Ya walaupun aku bukan berasal dari keluarga yang berada, setidaknya aku bisa berharap bisa mendapatkan suami yang kaya raya. namun nyatanya apa, punya mertua kaya raya anaknya malah mau hidup di tempat seperti ini. " ucap Mawar menyinggung nafkah yang Rayan berikan.
Ia merasa sedih dan kecewa dengan keadaan tempat tinggal mereka saat ini, semenjak pisah dari rumah mertuanya Mawar benar benar merasa semuanya serba kurang.
Walaupun Rayan sudah berusaha memenuhi kebutuhanya semua, namun semua itu tidak membuat Mawar puas.
Ia ingin hidup di tempat mewah dan bergelimang harta.
Rayan hanya bisa diam mendengar ucapan istrinya itu. Namun ia tahu bahwa ia tidak ingin menyakiti perasaan sang istri, jika menjawab semua kata-katanya.
" Ngapain juga aku harus nerima lamarah pria ini dulu, tau bakalan hidup seperti ini. ogah banget nikah sama dia, mana orangnya mandul lagi. " gumam Mawar yang semakin menjadi. Walaupun ia tidak tau pasti tentang kesehatan suaminya itu, namun Mawar berani mengatakan Rayan pria mandul.
" Asstagfirullah Mawar! " jawab Rayan tidak percaya dengan apa yang ia dengar itu.
" Udah ah, aku capek. kalau mas lapar masak sendiri, punya tangan dan juga kaki gunain dong. jangan cuma tau merintah aja. " lanjut Mawar kemudian berlalu masuk kedalam kamar.
Rayan mendengar ucapan istrinya yang terdengar begitu pelan namun menghakiminya.
Tanpa di sadarinya, tangannya bergerak mengelus-elus dadanya, merasakan sesak di hati yang tak tertahankan.
Dalam hati, Rayan merasakan berbagai perasaan berkecamuk, kecewa, sedih, dan sekaligus marah.
" Kenapa kamu berubah seperti ini Mawar? kamu bukan Mawar yang aku kenal dulu. " batin Rayan yang begitu gelisah.
Namun, ia menyadari bahwa ia tidak bisa terus-menerus tenggelam dalam perasaan buruk tersebut.
Rayan butuh ketenangan dan pemikiran yang jernih untuk menghadapi situasi yang sedang terjadi di kehidupan rumah tangganya saat ini.
Rayan memilih untuk keluar sejenak, menenangkan fikiranya agar amarahnya tidak meledak.
_________
Dua bulan lalu....
Takdir mempertemukan Rayan Aditya dengan seorang wanita bernama Mawar.
Rayan, seorang pria yang hidup sederhana dan berdedikasi pada tujuan hidup mandirinya.
Setiap hari ia menjalani kehidupanya sebagai mahasiswa S2 dan juga seorang guru dengan sangat ceria.
Walaupun berasal dari keluarga yang cukup berada, namun Rayan memilih untuk menjalani kehidupnya sendiri.
Sejak duduk di bangku kuliah, ia sudah belajar hidup mandiri dengan mengelola bisnis kecil kecilan berupa caffe.
Bisnisnya itu berjalan cukup sukses, sehingga bisa membiayai kehidupanya sehari hari dan juga kuliah.
Kedua orang tuanya sangat bangga, karena di umurnya yang masih sangat muda. Rayan sudah bisa menentukan masa depanya sendiri.
Namun semua itu berubah, kehidupannya yang tenang berubah drastis ketika ia mengenal seorang gadis.
Suatu hari, ketika Rayan pulang dari mengisi kelas di sebuah pesantren, tak sengaja aku bertemu dengan Mawar di tepi jalan.
Gadis itu tampak kesusahan, nampak roda belakang sepeda yang ia tumpangi melilit ujung gamisnya yang panjang.
Karena merasa kasihan, Rayan pun menghampirinya kemudian menolong Mawar melepaskan pakaianya yang terlilit di roda sepedanya itu.
Sejak pertama kali bertemu dengan Mawar, Rayan tak bisa mengendalikan jantungnya yang berdebar kencang.
Senyum manis yang melukiskan kebahagiaan di wajah Mawar membuatnya merasa seperti terhipnotis.
Kata-kata yang lembut dan sopan, menandakan betapa anggun dan berbudi peribadi gadis itu.
" Bagaimana aku bisa begitu mudah terpesona hanya dengan satu pertemuan? " gumam Rayan dalam hati, merasa heran akan perasaan yang muncul tiba-tiba ini.
Ada satu hal yang pasti, Mawar telah menggoreskan kesan yang sangat mendalam, membuat Rayan tak bisa melupakan wajah dan suaranya yang menghiasi pikirannya setiap malam.
Apakah ini pertanda bahwa takdir akan mempertemukan mereka kembali suatu hari nanti? Entahlah, namun satu yang pasti, Rayan tak akan pernah bisa melupakan Mawar.
Setiap kali pulang mengisi kelas di pesantren, dengan sengaja Rayan terus melewati jalanan itu. berharap bisa bertemu lagi dengan gadis yang sudah berhasil mengetuk hatinya.
Setelah beberapa kali berusaha, akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan Mawar.
Sejak pertemuan kedua mereka, Rayan memberanikan diri untuk mengenal Mawar lebih jauh. dan gadis itu pun terlihat seperti menyukai Rayan.
Beberapa waktu mereka mengenal, Rayan pun langsung datang menemui kedua orang tua Mawar untuk menyampaikan niat baiknya.
Karena tidak ingin pacaran hanya untuk menambah dosa, Rayan memutuskan untuk langsung menghalalkan gadis pujaannya itu.
Kedua orang tua Mawar menerimanya dengan baik, karena melihat Rayan merupakan pemuda yang baik dan juga pekerja keras.
Acara pernikahan mereka di buat cukup meriah, karena Rayan juga berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan.
Awal mula pernikahan mereka, semuanya tampak baik baik saja.
Mawar tinggal bersama kedua orang tua Rayan di rumah besar mereka, di sana wanita itu di perlakukan dengan sangat baik. bahkan segala kebutuhanya benar benar di penuhi oleh mertuanya.
Hal itu membuat Mawar semakin terlena dengan kemewahan yang di dapat dari mertuanya.
Namun semua itu membuat Rayan merasa tidak enak, karena ia berfikir. ketika kalimat ijabkobul terucap dari bibirnya, maka semua tanggung jawab dan juga kebutuhan istrinya ialah yang harus menanggungnya.
Satu bulan pernikahan mereka, Rayan mengajak mawar untuk tinggal berdua. mereka pindah ke rumah kontrakan yang cukup kecil, namun nyaman untuk di tempat berdua.
Awal awal wanita itu, selalu bersikap manis dan lemah lembut di hadapan Rayan.
Namun seiring berjalannya waktu, Mawar jusrtu semakin menunjukan sifat aslinya.
Ia selalu membentak setiap kali Rayan menegurnya ketika melakukan hal yang salah, namun awalnya Rayan menganggap hal itu biasa saja. karena fikirnya itu hal wajar, ketika wanita sedang datang bulan.
Namun justru Mawar semakin menjadi, tutur kata lemah lembutnya sudah tidak Rayan dengar lagi dari bibir istrinya itu.
Mawar merasa kehidupannya berubah drastis begitu pindah dari rumah mertuanya, kemewahan yang di dapat sudah tidak ada lagi.
Hal itu membuatnya semakin hari semakin tidak terkntrol, perhatian yang awalnya selalu ia tunjukan pada Rayan hilang sudah.
Setiap kali pulang kerja, Rayan selalu tidak mendapati istrinya di rumah. namun ia mencoba untuk tetap diam dan tidak marah.
Hal itu membuat Mawar malah semakin menjadi dan seenaknya, ketika melihat sikap Rayan menanggapi setiap tindakannya.
________
" Dari mana lagi kamu? " tanya Rayan pada istrinya ketika jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari.
" Main lah mas, ngapain lagi. " jawab Mawar ketus, sambil melepas sepatunya.
" Main apa sampai jam segini Mawar? kamu itu udah punya suami loh. masa keluar malam sampai jam segini? " tanya Rayan pelan.
" Memangnya kenapa? suka suka aku dong mau main sampai jam berapa. lagian di rumah seharian siapa yang betah, mending aku keluar sama teman teman aku. " jawab Mawar kesal.
" Mawar! " ucap Rayan sambil menatap istrinya itu.
Namun wanita itu tidak mendengarkannya, ia malah masuk kedalam kamar mengganti pakaiannya.
Karena masih merasa belum puas menegur istrinya itu, Rayan mengikutinya masuk kedalam kamar.
" Asstagfirullahhalazim! " ucap Rayan kaget melihat banyak tanda merah di bagian leher Mawar begitu ia membuka hijabnya.
" Leher kamu kenapa? " tanya Rayan mendekat.
Mawar langsung terlihat panik ketika Rayan memeriksanya sendiri.
" Apaan sih mas! " ucap Mawar yang langsung masuk kedalam kamar mandi.
" Mawar! Mawar! " panggil Rayan sambil mengetuk pintu kamar mandi.
" Aku mau mandi. " jawab Mawar dari dalam.
" Hufff.. " gumam Rayan sambil menghela nafas panjang.
Tiba tiba ia mendengar ponsel Mawar berdering, karena penasaran siapa yang menghubunginya di jam segini.
Dengan cepat Rayan mengambil ponsel itu dari dalam tas kecil Mawar.
" Sayang, terima kasih untuk yang tadi ya. aku benar benar puas banget dengan tubuhmu. kapan kapan kita ketemu dan lakuin hal itu lagi, aku benar benar di buat gila dengan tingkah liyarmu. sebagai hadiahnya, aku sudah kirimkan uang kerekening kamu. " isi pesan dari seorang pria yang masuk kedalam ponsel istrinya itu, beserta beberapa video mereka ketika sedang melakukan hubungan intim.
Rayan langsung terduduk lemas di tepi ranjang, begitu melihat isi video itu.
Raut wajah Mawar benar benar telihat menikmati setiap sentuhan pria itu di tubuhnya.
" Apa yang sudah istriku lakukan. " gumam Rayan tidak percaya.
Tidak berselang lama, ponsel Mawar pun kembali berbunyi.
Kali ini notifikasi BANK tanda dana masuk kedalam rekeningnya.
Rayan benar benar di buat kaget lagi, melihat jumlah uang yang masuk kedalam rekening Mawar benar benar sangat besar.
" Jadi kamu rela menjual tubuhmu untuk pria lain, demi 100 juta Mawar. " batin Rayan yang benar benar merasa sakit hati dan terpukul.
Beberapa menit kemudian Mawar keluar dari kamar mandi, setelah selesai membersihkan tubuhnya.
Namun ia langsung kaget begitu melihat Rayan memegang ponselnya.
" Mas ngapain pegang ponsel aku? " tanya Mawar kesal sambil mencoba mengambil ponsel itu dari tangan Rayan.
" Kenapa kamu sepanik itu? ini kan hanya ponsel? " tanya Rayan sambil menjauhkan ponsel itu dari jangkauan Mawar.
" Balikin mas, itu ponsel aku. " pinta Mawar menatap Rayan tajam.
Tiba tiba Rayan tersenyum, kemudian memeluk istrinya itu dengan sangat erat.
Hal itu membuat Mawar kaget dan heran, karena fikirnya Rayan akan marah atau memukulnya.
" Aku rindu masakan ibumu. " ucap Rayan tiba tiba.
" Besok kita kerumah ibu ya. " lanjutnya lagi seraya mengajak.
Mawar tidak menjawab malah menatap suaminya itu bingung sambil mengangguk.
" Ya udah, kamu istirahat aja. aku masih harus selesaikan beberapa pekerjaan. " ucap Rayan sambil tersenyum, kemudian mengembalikan ponsel Mawar.
Ia pun keluar kamar dan duduk di teras samping, sambil memangku laptopnya.
" Huuff.. untung nggak ada pesan yang masuk, bisa bisa aku ketahuan nanti. " gumam Mawar yang merasa lega, namun tanpa ia sadari Rayan sudah menghapus semua pesan dan Video yang dikirimkan pria itu sebelum Mawar keluar dari kamar mandi.
Di teras samping, Rayan mencoba fokus dengan pekerjaanya, namun wajah Mawar yang sedang mendesah menghantui fikiranya.
" Huuff.. ya Allah. ujian yang engkau berikan begitu berat, hamba benar benar sudah tidak sanggup lagi. " gumam Rayan hancur.
Istri yang selama ini ia cintai, tega menjual dirinya hanya untuk materi dan kepuasan semata.
###NEXT###
Salam Hangat Dari Penuliss.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
riez onetwo
Ga sabar lanjut baca!
2025-01-07
1