zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
"Duh, penuh banget warung di sana " Gerutu bi ijah seraya masuk dan bergeming seketika melihat Zahra tengah membantu mahendra menyiapkan cabai, tomat dan bawang merah untuk di buat sambal.
"Loh, saha ieu? " (Siapa ini? )
Zahra sontak berdiri dan mencium punggung tangan bi ijah. Bi ijah menelisik penampilan gadis itu.
" Ah ini mah masih ABG ya, kayanya masih sekolah"
"Hehe iya, saya masih kelas tiga SMA" Sahut Zahra.
"Elehh.. Eleuh.. Pacar siapa kamu? "
Zahra tidak langsung menjawab, dia menggerakan mulutnya tanpa suara hingga malik berkata.
" Sepupu saya, bi" Malik menjawab sambil memperhatikan dion memasak daging ayam.
Biasanya malik tugas mencicipi semua masakan temannya untuk mengoreksi rasa.
Bi ijah sontak menoleh pada malik.
" Sepupu? "Bi ijah menaikan alisnya.
Zahra hanya tersenyum malu mendengar pujian tersebut.
" Ya udah atu, yang baik ya, di sini mah orang-orang nya baik semua, kalau ada yang jahat, laporan sama bi ijah" Seru bi ijah sambil menepuk-nepuk dadanya , membuat Zahra tertawa.
"Iya, bi. Makasih"
" Sama-sama " Bi ijah akhirnya membantu yang lain, malik yang berdiri di dekat tampak memperhatikan Zahra yang terlihat nyaman bersama teman-teman nya. Gadis itu tengah mengobrol.
" Meuni geulis" (Cantik banget)
Bersama mahendra, syahrul dan aken.
Malik menarik ujung bibirnya tersenyum. Dia senang jika Zahra juga mudah berbaur dengan teman-temanya.
**
Biasanya mereka akan makan di dalam warung bi ijah, tapi andre memberi saran agar mereka makan di halaman warung bi ijah yang kebetulan cukup luas dengan rumput segar tumbuh dengan baik di sekeliling warung seperti karpet yang luas.
Mereka makan dengan alas daun pisang dan makan bersama-sama. Hal ini belum pernah di lakukan oleh Zahra, Zahra sedikit kebingungan, apalagi mereka semua duduk bersila di atas rumput dan mengajak makan bersama satu alas daun pisang.
"Kak, gue engga pernah makan pake tangan" Bisik Zahra pada malik. Zahra melihat yang lain makan langsung menggunakan tangan tanpa sendok.
" Engga usah kalau engga bisa, nih"malik memberikan sendok pada zahra. Bi ijah yang melihat itu pun bertanya.
"Engga bisa makan pake tangan langsung, zah? "
Zahra menggeleng.
" Loh, padahal enak loh. Makan bareng kaya gini pake tangan, makannya ikan asin, sambal, jengkol, kangkung, tahu, tempe" Bi ijah menyebutkan semua menu makanan mereka kecuali daging karena bi ijah tidak terlalu suka daging.
" Saya engga pernah bi hehe"
" Pake sendok juga sama aja, pake tangan di ambilnya"ucap syahrul lalu menyuapkan nasi liwet ke mulutnya.
"Suapin aja sama malik" Timpal bi ijah membuat dion tersedak dan malik yang hendak mengambil asin seketika bergeming, yang benar saja.
" Bi sepupu itu bi. Bukan pacar" Timpal dion.
" Ya engga apa-apa, emang harus pacar aja yang di suapin? Siapa tau Zahra mau cobain sensasi makan pake tangan langsung. Ya kan? "Bi ijah tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.
" E-engga usah, bi"sahut zahra tapi ketika ia melirik ke arah malik yang berada di sampingnya.
Tangan lelaki itu sudah dalam posisi hendak menyuapi Zahra, membuat Zahra melebarkan matanya .
" Mau coba? Nih, aaaa.. "
"Kak, apaan sih! " Geram Zahra dengan mulut terkatup rapat. Semua orang langsung menatap ke arah mereka, bi ijah tampak cekikikan.
" Lo harus nyobain, tangan gue bersih kok"
" Kalau malu kita engga liat deh"ucap andi dan serentak semua orang mengalihkan pandangan mereka.
Zahra dengan ragu-ragu akhirnya menerima suapan dari tangan malik.
" Cieee... " Serentak pula mereka berseru demikian.
" Woy, sepupu woy, lo ngapain cie cie" Sahut dion.
" Halah, banyak sepupu yang nikah jaman sekarang " Timpal bi ijah sambil mengambil sambal.
" Assalamualaikum "
Mereka semua sontak bergeming, ketika menoleh ke arah suara, ternyata ada zaidan.
" Waalaikumsalam " Sahut mereka.
"Gue boleh gabung? " Tanyanya.
Tidak ada yang menjawab, mereka malah melirik ke arah malik. Termasuk bi ijah, Zahra belum mengenal wajah zaidan, jadi dia bingung siapa lelaki yang baru datang ini.
"Lik, zaidan juga ikut nyumbangin dana, nominalnya engga jauh beda sama lo" Ucap azmi.
Ucapan dari azmi membuat Zahra paham kalau yang baru datang sekarang adalah zaidan. Teman kecil malik yang mengkhianati nya.
Bi ijah menatap zaidan yang masih diam, sebenarnya bi ijah merasa kasihan juga pada zaidan sebab setelah pertengkaran antara malik dan zaidan, zaidan jadi jarang ke warung bi ijah karena merasa tidak enak dengan malik.
Maya juga, pacar malik yang dulu sering ikut nongkrong di warung bi ijah itu tidak pernah kelihatan batang hidungnya lagi selepas ketahuan selingkuh dengan zaidan.
" Duduk" Ucap malik membuat zaidan mengembangkan senyum di wajahnya. Buru-buru lelaki itu duduk di samping malik, sebab dion pengertian, dia menggeser tubuhnya agar zaidan bisa dekat dengan malik.
Semua orang pasti berharap malik dan zaidan kembali seperti dulu. Mereka tidak ingin ada permusuhan lagi.
Zahra kembali makan dengan sendok di tangannya, yang lain juga. Zaidan melirik ke arah Zahra.
" Siapa itu lik? "
" Sepupu gue" Sahut malik sambil mengambil paha ayam dan menaruhnya di depan Zahra.
" Ah, sepupu.. "Zaidan mengangguk-nganggukan kepala, sepupu tapi zaidan sedikit heran karena malik terlihat perhatian.
"Nama gue Zahra"
Zaidan mengangguk.
" Gue zaidan"
"Zaidan ayo makan" Ajak bi ijah.
" Eh iya bi"
Zaidan mengedarkan pandangannya.
" Engga ada ikan? Malik kan suka ikan".
Semua orang sontak saling menoleh, Zahra melirik ke arah malik, ia saja tidak tahu jika malik suka ikan.
" Malik engga nyuruh beli, cuman nyuruh beli daging ayam aja"sahut mahendra.
"Makan yang ada! " Ucap malik dengan wajah datarnya membuat zaidan mengangguk.
Mereka makan bersama, hanya malik yang lebih banyak diam, tidak makan sambil mengobrol seperti yang lain. Bi ijah sesekali memperhatikan malik yang hanya fokus dengan makanannya.
" Kak, mau minum dong" Bisik Zahra.
Malik hendak mengambil aqua gelas di dekat kiki tapi karena jauh zaidan lah yang mengulurkan tangannya dan memberikannya pada malik.
" Nih lik. Eh minta sedotan" Pinta zaidan pada kiki. Kiki memberi dia sedotan pada zaidan dan zaidan memberikannya kepada malik.
"Nih, sedotannya lik" Semua orang menatap zaidan, zaidan seakan ingin melayani malik, mereka tahu zaidan berharap di maafkan oleh malik dengan sunguh-sungguh.
Malik memberikan satu aqua gelas itu pada Zahra dan satu untuk dirinya. Yang lain benar-benar berharap mereka baikan, zaidan dari dulu kerap kali mengemis meminta agar malik memaafkannya. Tapi malik memang cukup keras kepala.
"Dagingnya masih banyak, daging nya masih banyak , abisin-abisin" Bi ijah mencoba mencairkan kembali suasana yang seketika hening karena aqua gelas tersebut.
" Gue mau paha " Ucap syahrul mengambil paha ayamnya.
" Woy gue mau sayapnya " Teriak dion.Aken mengambilkan satu sayap ayam untuk kiki.
Yang lain juga mengambil favorit mereka masing-masing.
\*\*\*\*\*\*\*
Happy Reading All❤❤