NovelToon NovelToon
Hello Tuan Harlan

Hello Tuan Harlan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:26.8k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Kesempatan kembali ke masa lalu membuat Reina ingin mengubah masa depannya yang menyedihkan.

Banyak hal baru yang berubah, hingga membuatnya merasakan hal tak terduga.

Mampukah Reina lari dari kematiannya lagi atau takdir menyedihkan itu tetap akan terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Paksaan

Reina tertegun saat melihat beberapa mobil mewah terparkir dihalaman rumahnya.

Ingatannya kembali melayang pada saat Harlan datang dan menagih janji menikah dengannya.

Dulu ia menolak karena memang akan menikah dengan Edwin. Akhirnya lelaki itu menikah dengan Elyana.

Pernikahan itu terjadi, meski sampai saat ini dirinya bingung kenapa seorang Harlan mau menikah dengan rakyat biasa sepertinya dan juga Elyana, padahal dia yakin banyak sekali wanita yang mau jadi pendampingnya. Entah dari kalangan artis atau mungkin anak dari para pengusaha lainnya.

Reina memilih tak peduli, mungkin kejadian ini masih sama, pikirnya.

Hanya saja, saat dia hendak masuk ke rumah, ada seorang wanita cantik berpakaian khas pengawal menyapanya dengan membungkuk.

Reina keheranan tentu saja, tapi ia balas membungkuk untuk menghormati wanita itu.

"Selamat sore nona Reina, kenalkan, saya Vivian. Asisten pribadi Nona,"jelasnya.

"Hah apa? Asisten? Maksudnya?"

"Silakan nona masuk dan membersihkan diri dulu nanti Nona akan tahu."

Reina ingin memprotes, tapi wanita bernama Vivian itu mendorongnya masuk. Bahkan ia tak menjawab apa pun pertanyaannya tentang siapa dia.

Saat melewati ruang keluarga ada ayah serta ibu tiri dan saudari tirinya tengah duduk.

Reina ingin sekali meminta penjelasan tentang siapa orang-orang ini. Namun tentu saja Vivian tetap memaksanya masuk ke kamar.

Di dalam kamar mandi, tubuh Reina mendadak menggigil, dia ingin mengabaikan intuisinya yang mengatakan jika akan ada sesuatu yang besar terjadi padanya.

"Enggak, enggak mungkin masa depan berbelok kan?"

Karena tak tahan dengan rasa penasarannya, Reina bergegas merapikan diri dan keluar dari kamar.

Di depan sudah tak ada lagi keberadaan Vivian, entah ke mana wanita yang mengaku asistennya itu.

Melihat Astrid tengah menyiapkan makan malam, Reina mendekat dan mengambil gorengan dari atas meja.

Sayangnya, baru saja menyentuh gorengan itu Seca segera menepis tangannya dengan kasar hingga membuat dirinya mengaduh.

"Kau itu enggak tahu diri, jangan mentang-mentang ada Ibu astrid kamu mau sembarangan. Ingat posisimu—"

Belum selesai Seca memaki, gadis itu sudah memekik kesakitan saat seseorang memelintir tangannya. Semua dilakukan oleh Vivian.

Wanita itu juga menjatuhkan tubuh Seca ke lantai.

"Hei kamu siapa! Jangan kurang ajar, tolong—"

Mendengar keributan dari arah dapur, Hendro, Meike serta Elyana bergegas menuju ke sana.

Betapa terkejutnya Meike saat melihat asisten kepercayaannya di lumpuhkan oleh pengawal Harlan.

"Ma-maaf Nona Vivian ada apa ini?" tanya Hendro cemas.

Seca sejak tadi meminta tolong dan sudah menangis histeris karena menahan rasa sakit.

"Saya tidak tahu bagaimana Anda mendidik para pelayan Anda. Dia bersikap kurang ajar pada anak Anda. Walaupun saya tahu Anda tak menganggapnya, apa Anda tak punya Nurani membiarkan kebiadaban terjadi terhadap putri Anda sendiri?" sindir Vivian tegas.

Saat menerima pekerjaan ini dari Lui, atasannya itu telah menjelaskan kehidupan Reina, calon istri atasan mereka.

Bagaimana dirinya harus sigap melindungi calon nona muda mereka dan membantu segala kesulitannya.

"Apa harus seperti ini?" keluh Meike.

"Tentu saja, ini berlaku untuk semua penghuni keluarga ini. Jika kalian berani macam-macam dengan Nona Reina, maka saya tak segan-segan menghukum kalian atau mungkin Tuan Harlan sendiri yang akan turun tangan," jelasnya.

"Tunggu, ini maksudnya apa?" sela Reina yang sudah tak sabar.

Saat Meike hendak bersuara, Vivian segera menatapnya dengan tajam, membuat wanita paruh baya itu mendengus dan menarik Elyana dari dapur.

"Kau tanya saja mereka!" ucapnya, lantas berlalu dari sana.

Vivian menyentak tubuh Seca dan meminta para pengawal menarik wanita itu menjauh.

Seca memberontak dan meminta tolong, tapi hendro hanya bergeming karena dia khawatir dengan keselamatannya sendiri.

"Kalian tidak akan menyakiti pelayanku bukan?"

Vivian menatap Hendro datar. "Dia harus diberi pelajaran dan Anda tenang saja Tuan Hendro."

Setelahnya Vivian menatap Reina. "Anda sudah siap nona. Ayo ikut saya!" ajak Vivian.

"Kita akan ke mana?"

"Mari Nona," elak Vivian memberi jawaban.

Reina menyerah, sebaiknya dia mengikuti wanita itu. Dalam hati benaknya berkecamuk. Dia tak bodoh, ia tahu apa yang terjadi. Menilik dari panggilan Vivian padanya, dia yakin sesuatu yang buruk telah terjadi.

Mereka sampai di sebuah restoran. Suasana restoran itu sangat mewah, Reina mendadak tak percaya diri dengan penampilannya sendiri.

Para pengunjung di sana semua mengenakan pakaian yang glamor, para lelakinya mengenakan jas dan para perempuannya mengenakan gaun yang indah.

Hanya dirinya yang datang mengenakan kemeja dan celana jeans.

Apalagi semua orang menatapnya dengan aneh, membuat Reina harus menundukkan wajahnya.

"Anda tak perlu memedulikan mereka Nona," ucap Vivian.

"Sebenarnya kita mau ketemu siapa Ka Vivian?"

"Panggil saja saya Vivian Nona. Anda akan bertemu dengan Tuan Harlan."

Langkah Reina terhenti, dia sungguh tak siap bertemu lelaki itu. Jujur ia masih menyimpan trauma yang amat dalam pada lelaki itu di kehidupannya yang dulu.

"Ke-kenapa aku harus bertemu Tuan Harlan?"

Untungnya mereka berhenti tepat di depan ruang khusus yang telah di pesan oleh Harlan.

Vivian segera membuka pintu itu dan menunduk. Reina melangkah dengan ragu. Ia menelan salivanya kala melihat seorang lelaki sedang duduk dan memainkan ponselnya.

Saat melihat pintu ruangan dibuka Harlan lantas menoleh dan tersenyum. Senyuman yang justru membuat tubuh Reina bergetar.

"Kau sudah datang. Ayo duduk!" ajak Harlan dengan suara lembut.

"Ma-maaf telah membuat Anda menunggu Tuan. I-ini ada apa?"

"Aku lapar, tak bisa kah kita mengisi perut kita terlebih dahulu baru membicarakan sesuatu?" pinta Harlan sembari mengerling menggoda Reina.

Bukannya tersipu, Reina masih saja gemetar ketakutan.

Harlan hanya bisa menarik napas panjang, nyatanya gadis itu masih saja ketakutan meski dia telah berusaha bersikap lembut dan mempesona.

Reina duduk di kursi yang di siapkan Harlan. Mereka saling berhadapan. Tak lama pelayan masuk dan meletakan berbagai hidangan mewah nan nikmat di atas meja.

Reina kembali menelan salivanya dengan kasar, dia tak pernah mencicipi hidangan semewah itu seumur hidupnya.

Meski lahir dari keluarga yang cukup berada, dia memang tak pernah menikmati hidangan di restoran mewah seperti ini.

"Makanlah, kamu pasti lapar."

Tanpa ragu dan malu-malu, Reina segera menyantap hidangan itu, lupa jika dia tengah makan bersama sosok yang selalu menjadi mimpi buruknya.

Astaga entah sekejam apa Hendro memperlakukan anaknya. Lihatlah, gadis ini seperti tak pernah sekali pun makan dengan baik di rumahnya.

Reina benar-benar melupakan keberadaan Harlan, hingga saat perutnya telah terisi penuh, dia merasa malu bukan main.

"Ma-maaf Tuan, saya—"

"Enggak papa, aku senang ternyata kamu menikmati hidangan ini. Apa kamu suka?"

Reina mengangguk dengan ragu, hidangan di depannya masih cukup banyak. Dia merasa heran karena Harlan memesan begitu banyak makanan padahal hanya ada mereka berdua.

Dia merasa sayang jika hidangan itu akan terbuang percuma. Andai diizinkan inginnya dia bawa pulang saja sisa makanan itu.

"Anda tidak makan Tuan?" tanya Reina begitu menyadari jika piring Harlan baru habis separuh.

"Melihat kamu makan, aku merasa kenyang." Harlan sungguh-sungguh mengatakan itu, tapi ucapannya jutru membuat Reina malu.

"Maaf jika cara makanku tidak anggun dan membuat Tuan risih."

"Hei kamu ngga perlu sungkan, aku suka dengan gadis yang apa adanya sepertimu."

Reina terdiam, tak mampu lagi mengatakan apa-apa. Saat ini perutnya justru bergejolak, karena cemas menantikan apa yang ingin Harlan sampaikan.

"Saya enggak tahu kamu sudah tahu atau belum, tapi saya tetap akan mengatakannya—"

Reina masih menunduk dan memilin jari-jarinya gugup. Dalam hati dia berdoa semoga apa yang dia khawatirkan tak jadi kenyataan.

"Kita akan menikah."

Ucapan Harlan bagai belati yang menancap di relung hatinya paling dalam. Apa yang ia takuti benar-benar terjadi.

Takdir apa ini Tuhan. Kenapa jadi begini?

"Kenapa?" Reina justru menanyakan sesuatu yang membuat Harlan heran.

"Emmm ... Anggap saja kamu membantu keluargamu?" balas Harlan santai.

"Kenapa harus aku? Masih ada saudariku yang lebih cantik dan juga sepadan denganmu."

"Karena aku menginginkanmu, bukan orang lain."

Harusnya jawaban seperti itu akan membuat gadis-gadis jatuh pingsan karena ucapan seperti itu terkesan romantis.

Tapi tidak bagi Reina gadis yang dikehidupan dulunya pernah dihabisi oleh Harlan justru menganggap jika takdirnya untuk mati jadi dipercepat karena pernikahan ini.

"Bolehkah aku menolak? Aku tak peduli jika kamu hendak menghancurkan keluargaku atau mungkin perusahaan ayah, tapi tolong lepaskan aku."

Harga diri Harlan sedikit terluka atas penolakan gadis di depannya itu. Namun dia bersikap tenang dan makin tertantang dengan penolakan Reina.

"Mungkin bukan hanya keluargamu. Bisa jadi semua orang yang terlibat denganmu pun bisa aku hancurkan."

Inilah Harlan sang iblis yang kukenal, akhirnya kamu mengeluarkan sifat aslimu.

Harlan menatap Reina dengan tajam. Kali ini dia akan memaksa kehendaknya agar Reina mau menuruti keinginanya.

.

.

.

Lanjut

1
Saythename_27
Elyana
Saythename_27
Timpuk meja kek, atau kursi /Panic//Panic/
Saythename_27
keren ceritanya, lanjut, Kak.
Saythename_27
Buruk
Ibune Mbkola
kerennnn
Sulati Cus
py nyali seujung kuku ae lagak2an ngusik singa😂
Sulati Cus
curiga ... keknya mas Har py sambilan jd tkg pijit patah tulang 😂
Diyah Pamungkas Sari
ya ampun! ini mantap sekali. bacanya jg deg deg serrr
Diyah Pamungkas Sari
bayangin senyumnya sekaku kanebi si raina 🤣🤣🤣
Diyah Pamungkas Sari
wkwkwkwkk ompong si mana!!! 🤣🤣
Sulati Cus
knp g pergi aja demen bgt tgl di rmh neraka
Diyah Pamungkas Sari
ambigu kali kau!! buka buka apa!! 😭😭
sifuuu
💕
Sur Tini
lanjut
Inonk_ordinary
knp pulang si?
Sur Tini
najis bgt sama s Hendro itu.. wow laksmana ad ap yah.. misterius
Sur Tini
mungkin s Harlan juga sama ngerasain kembali ke masa lalu seperti s reina
Sur Tini
lanjut
Dapllun
aku suka mc nya jadi kuat
Sur Tini
up yg banyak ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!