NovelToon NovelToon
Hot Apocalypse

Hot Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi / Sistem / Persahabatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Toko Interdimensi
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Aditia

Pada tahun 2050, bumi dilanda kekeringan dan suhu ekstrem. Keitaro, pemuda 21 tahun, bertahan hidup di Tokyo dengan benteng pertahanan anti-radiasi. Namun, tunangannya, Mitsuri, mengkhianatinya dengan bantuan Nanami, kekasih barunya, serta anak buahnya yang bersenjata. Keitaro dibunuh setelah menyaksikan teman-temannya dieksekusi. Sebelum mati, ia bersumpah membalas dendam.

Genre
Fiksi Ilmiah, Thriller, Drama

Tema
1. Pengkhianatan dan dendam.
2. Kekuatan cinta dan kehilangan.
3. Bertahan hidup di tengah kiamat.
4. Kegagalan moral dan keegoisan.

Tokoh karakter
1. Keitaro: Pemuda 21 tahun yang bertahan
hidup di Tokyo.
2. Mitsuri: Tunangan Keitaro yang mengkhianatinya.
3. Nanami: Kekasih Mitsuri yang licik dan kejam.
4. teman temannya keitaro yang akan
muncul seiring berjalannya cerita

Gaya Penulisan
1. Cerita futuristik dengan latar belakang kiamat.
2. Konflik emosional intens.
3. Pengembangan karakter kompleks.
4. Aksi dan kejutan yang menegangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Aditia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33: EVOLUSI BERUANG

Keitaro memeriksa peluru serum yang ditemukan di tanah. Ujung peluru itu tampak sedikit bengkok, membuatnya memicingkan mata. Ayane yang berdiri di dekatnya tiba-tiba teringat sesuatu.

"Peluru ini..." Ayane berbicara dengan nada penuh keyakinan. "Ini sama dengan peluru yang digunakan saat menyerang kita dulu, saat beruang tumbang waktu itu."

Reina menatap peluru itu dengan ekspresi bingung. "Kalau begitu, bagaimana mungkin peluru ini tidak berpengaruh sekarang? Jangan-jangan beruang ini semakin kuat?"

Shoji, yang berdiri di samping mereka, melipat tangan di dadanya sambil memandang beruang dengan penuh perhatian. "Mungkin saja. Apakah beruang ini bisa berevolusi?" tanyanya, matanya menyipit seolah menganalisis situasi.

Semua orang menatap beruang besar itu dengan penuh rasa ingin tahu. Shoji tiba-tiba menyadari sesuatu. "Tunggu... tubuhnya sedikit lebih besar daripada saat pertama kali aku bertemu dengannya. Kita tidak menyadarinya, tapi dia tumbuh secara perlahan!"

Keitaro mengangguk pelan, setuju dengan pendapat Shoji. "Aku juga merasa begitu. Saat pertama kali menemukannya di goa, tubuhnya tidak sebesar ini. Sekarang dia terlihat lebih dewasa."

Ayane menatap beruang dengan ekspresi kagum. "Apa mungkin... dia akan tumbuh sebesar dua beruang yang kita lihat di hutan waktu itu?" tanyanya penuh rasa penasaran.

"Mungkin saja," jawab Keitaro sambil melirik beruang. "Bisa jadi dua beruang itu adalah orang tuanya."

Tiba-tiba, beruang itu mengangguk kecil, membuat semua orang terkejut.

"Hei, dia paham apa yang kita bicarakan!" seru Kenta dengan nada tak percaya.

Keitaro tersenyum tipis, lalu menatap beruang dengan lembut. "Jadi... apakah kamu ingin pulang ke orang tuamu?"

"Hei, apa maksudmu, Keitaro?" protes Kenta. "Dia kan rekan kita sekarang!"

Beruang itu menggeleng pelan ke arah Keitaro, seolah menjawab bahwa ia tidak ingin pulang.

"Lihat? Dia juga tidak mau pulang!" kata Kenta dengan senyum bangga, seolah ia baru saja memenangkan argumen.

Keitaro menghela napas, lalu berkata dengan tegas, "Baiklah, kalau begitu. Tapi, kau tetap harus mengunjungi orang tuamu. Besok, kita akan pergi ke hutan untuk menemui mereka. Bagaimana menurutmu?"

Beruang itu tampak ragu, matanya menunjukkan ketidakyakinan.

Reina, yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Apakah hubunganmu dengan keluargamu tidak terlalu baik?" tanyanya dengan lembut.

Beruang itu mengangguk pelan, membuat suasana menjadi sedikit hening.

Namun, Keitaro sudah memutuskan. "Tidak peduli apa pun hubunganmu dengan mereka, kita tetap harus pergi. Hutan itu juga menarik perhatianku. Aku ingin menyelidiki tempat itu lebih dalam."

Semua orang menatap Keitaro dengan berbagai ekspresi—ada yang ragu, ada yang penasaran, ada pula yang sedikit cemas.

"Baiklah," kata Kenta akhirnya sambil menepuk bahu Keitaro. "Tapi ingat, kita harus tetap berhati-hati di sana."

Beruang itu menatap Keitaro sejenak sebelum akhirnya mengangguk setuju. Perjalanan ke hutan esok hari sudah diputuskan.

Pagi itu, udara terasa sejuk dengan angin lembut yang berhembus membawa aroma dedaunan basah. Keitaro berdiri di depan benteng, memastikan persiapan untuk perjalanan ke hutan. Ayane dan Reina memasukkan beberapa makanan dan perlengkapan darurat ke dalam truk, sementara Kenta sibuk memeriksa kondisi kendaraan.

"Apakah kita sudah punya cukup persediaan untuk perjalanan ini?" tanya Ayane sambil melirik Reina yang sibuk memuat kotak makanan ke belakang truk.

"Cukup untuk beberapa hari," jawab Reina sambil menyeka keringat di dahinya. "Tapi kalau Keitaro mengira kita akan menemukan sesuatu di hutan, mungkin sebaiknya kita berjaga-jaga lebih banyak."

Beruang besar itu berdiri di dekat truk, matanya yang tajam memandangi gerakan mereka, seperti memastikan semuanya berjalan lancar. Shoji muncul dari dalam benteng sambil membawa peta dan beberapa peralatan tambahan.

"Hutan ini tidak kecil," ujar Shoji sambil menyerahkan peta kepada Keitaro. "Aku sudah menandai area tempat Ayane dan Reina melihat dua beruang besar itu terakhir kali. Kita akan menuju ke sana dulu."

Keitaro mengangguk sambil memasukkan peta itu ke dalam sakunya. "Semua sudah siap?" tanyanya kepada semua orang.

"Siap!" jawab Kenta, Reina, dan Ayane serempak.

"Baiklah," ujar Keitaro sambil menatap beruang besar mereka. "Jangan terlalu khawatir"

Beruang itu mengangguk pelan, meskipun sorot matanya menunjukkan sedikit keraguan.

"Kalau begitu, ayo kita berangkat," ujar Keitaro sambil naik ke truk.

Mereka berangkat dengan truk, meninggalkan benteng di belakang. Di sepanjang jalan, mereka melewati ladang kosong yang mulai ditumbuhi tanaman liar.

"Hutan ini punya reputasi buruk, kan?" tanya Ayane dari kursi belakang.

"Ya," jawab Shoji sambil memandangi peta. "Kebanyakan orang tidak berani masuk ke sana. Selain karena satwa liar, ada juga cerita tentang orang-orang yang hilang di dalamnya."

"Cocok sekali untuk kita," canda Kenta sambil tertawa kecil.

Reina hanya menghela napas sambil memeluk busurnya. "Aku harap kita tidak menemui masalah besar. Aku tidak terlalu suka ide menjelajahi hutan yang penuh misteri."

Keitaro yang mengemudikan truk hanya terdiam. Pikirannya melayang ke berbagai kemungkinan. Ia tahu perjalanan ini tidak hanya tentang beruang mereka, tetapi juga tentang mencari tahu rahasia apa yang mungkin tersembunyi di hutan tersebut.

Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tepi hutan. Pohon-pohon besar berdiri menjulang, ranting-rantingnya menciptakan bayangan yang membuat suasana terasa sedikit mencekam.

"Kita jalan kaki dari sini," kata Keitaro sambil mematikan mesin truk.

Mereka turun satu per satu, membawa perlengkapan masing-masing. Beruang itu mengendus udara di sekitarnya, seperti mencoba mengingat aroma yang familiar.

"Baiklah," ujar Keitaro sambil mengatur posisi timnya. "Tetap dalam formasi. Shoji, kau di depan untuk membaca peta. Ayane dan Reina di tengah. Aku dan Kenta akan berjaga di belakang."

Semua mengangguk setuju, dan mereka mulai melangkah masuk ke dalam hutan yang lebat. Langkah mereka perlahan tapi pasti, setiap orang waspada terhadap suara-suara aneh di sekeliling mereka.

Hutan itu semakin gelap meskipun matahari masih bersinar di langit. Aroma tanah basah dan dedaunan tua memenuhi udara, menciptakan suasana yang menegangkan.

Beruang itu berhenti sejenak, memandang jauh ke depan. Matanya bersinar tajam, seolah ia melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh yang lain.

"Apa yang kau lihat?" tanya Keitaro dengan nada pelan.

Beruang itu hanya menoleh ke Keitaro, lalu mulai berjalan lebih cepat.

"Hei, tunggu!" seru Ayane sambil mencoba mengejarnya.

"Ikuti dia," perintah Keitaro. "Sepertinya dia tahu ke mana harus pergi."

Mereka semua mempercepat langkah, mengikuti beruang besar itu yang tampaknya sedang menuju sesuatu yang penting. Suasana hutan semakin dalam dan menegangkan.

1
shirly _ greq 🇲🇾💅🏻🎀
karya ini sangat bagus dan aku berharap agar lebih cepat update nya, semangat
ANTRO SAN
halo, saya ada novel yang ceritanya serupa, jika penasaran mampir yak judulnya ORIGIN ARCLIGHT.
dewi_oetari14
bagus cerita nya. jarang ada cerita bencana gini, sama seperti cerita akhir jaman
Gear 5
Update bang
Mizuu
noo keitaroo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!