Valerie Walton tidak pernah sedikitpun terpikir, akan terlibat hubungan asmara dengan Paman mantan pacarnya, dan menjadi posesif padanya.
Dua tahun menjalin hubungan, pacar Valerie selingkuh dengan sepupunya!
Di saat ia jatuh dengan perasaan terluka, Nathan Edmund, Paman mantan pacarnya, mengulurkan tangan kepada Valerie saat ia menangis sendirian.
Nathan Edmund, pria dewasa berusia tiga puluh delapan tahun, yang masih melajang itu, seorang CEO yang mendominasi, dan sangat di takuti mantan pacar Valerie. Nathan melamar Valerie, saat di hari pertunangan mantan pacar Valerie, dengan sepupu Valerie.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30.
Valerie mengedipkan matanya, dan ia tersadar setelah beberapa detik membeku. Raut wajahnya pun seketika merona.
Kecupan Nathan pada puncak kepalanya, adalah hal yang terasa intim bagi Valerie. Karena baru kali ini ia merasakan seorang pria mengecupnya.
Walau pada umumnya, kecupan itu hanya kecupan biasa, untuk menunjukkan rasa sayang pada seseorang yang di sayang. Tapi bagi Valerie, kecupan itu luar biasa.
Valerie menggeser tubuhnya menjauh dari Nathan. Ia tiba-tiba merasa canggung terlalu dekat dengan Nathan.
"A... aku akan membongkar koper, dan memakai pakaian di ruang pakaian saja!" Valerie menurunkan kakinya ke lantai, dan menutup kembali koper yang baru di buka Nathan.
"Mari ku bantu untuk membawa kopernya!" Nathan mengambil alih pegangan koper, dan tanpa sengaja tangan mereka pun bersentuhan.
Dengan cepat Valerie menarik tangannya. Ia begitu kaget dan semakin canggung dengan situasi yang ia rasakan saat ini. Wajahnya semakin merona.
Nathan tidak tersinggung dengan sikap Valerie, yang menarik tangannya karena mereka tanpa sengaja bersentuhan tangan.
Ia sendiri juga terkejut karena menyentuh tangan Valerie, yang terasa lembut dan membuat ia ingin meraih tangan Valerie.
Walau mereka sudah menikah, tetapi mereka belum mengenal secara pribadi satu sama lain. Setiap bertemu di Mansion Edmund, hanya sekedar saling memandang, dan tidak pernah saling bicara.
"Aku akan bawa ke ruang pakaian!" dengan cepat Nathan membawa koper Valerie.
Valerie dengan perasaan campur aduk, mengikuti Nathan dari belakang, seraya memegang erat ujung kemeja yang ia pakai.
Bruk!
Tanpa sengaja, lagi-lagi mereka saling bersentuhan. Valerie menabrak Nathan yang baru saja meletakkan koper, dan berbalik akan keluar dari ruang pakaian tersebut.
"Aaa.. !!" Valerie pun menjerit terkejut, dan reflek meraih Nathan.
Begitu juga dengan Nathan, yang kaget menabrak Valerie saat membalikkan tubuhnya. Tangannya dengan cepat merangkul pinggang Valerie.
"Kamu sepertinya suka sekali kalau berdekatan denganku" bisik Nathan tersenyum lucu melihat mata Valerie yang membulat.
"A.. aku tidak sengaja, aku.. tidak tahu kalau Paman tiba-tiba berbalik" ucap Valerie sedikit gugup, sembari mengetatkan pegangan tangannya tanpa sadar pada Nathan.
Nathan menarik pinggang Valerie, dan tubuh mereka semakin rapat satu sama lain, "Sejak kamu tanpa sengaja menabrak ku di Mansion Edmund, kita jadi sering membuat kesalahan, tanpa sengaja sering bersentuhan, sepertinya kita harus melakukan sesuatu, agar rasa canggung ini hilang dari antara kita"
"A.. apa maksud Paman, ki.. kita... " mata Valerie semakin membulat terkejut.
Wajah Nathan dengan cepat menunduk, dan mengecup sudut bibir Valerie, sembari merangkul pinggang Valerie dengan erat, hingga kaki Valerie terangkat beberapa cm dari lantai.
Ciuman Nathan membuat Valerie tidak dapat bergerak. Wajahnya semakin merona, dan jantungnya berdegup kencang.
"Kita harus sering seperti ini, agar kita tidak saling canggung, dan kita bisa saling mengenal satu sama lain" bisik Nathan tersenyum senang, lalu mengelap sudut bibir Valerie dengan jempolnya.
Sementara itu di kediaman Walton.
Nico yang tadinya merasa percaya diri, kalau Valerie akan memaafkannya, dan tidak rela meninggalkannya, ternyata dengan cepat di lamar oleh Pamannya sendiri.
Masih membeku dengan keadaan yang tidak ia duga sama sekali, Pamannya langsung menangkap mantan pacarnya, tanpa sungkan lagi dengan usia Pamannya yang tidak sesuai dengan usia Valerie. Nico merasa sangat tidak rela sekali.
Sementara Lili membeku karena shock mengetahui Nathan ternyata menyukai wanita, bukan pria.
Selama ini ia pikir Nathan seorang pria yang menyimpang, karena sampai usia yang cukup dewasa, Nathan tidak pernah jalan dengan seorang wanita.
Lili menggigit ujung kukunya dengan gelisah. Seandainya ia tahu, kalau Nathan ternyata menyukai wanita, ia pasti lebih dahulu yang mendapatkan Nathan.
Sekarang ia sudah terikat dengan Nico. Dan Nathan sendiri, yang menangkap basah dirinya dengan Nico berciuman di kamar Nico. Imagenya di mata Nathan sudah tidak baik. Ia tidak bisa lagi untuk menarik perhatian Nathan.
"Aku mau pulang!" tiba-tiba Nico bangkit dari duduknya, dan pergi begitu saja dari kediaman Walton.
Sementara Philip dan Lea masih diam di sofa, melamun memikirkan perkataan Valerie, yang tidak ingin kembali lagi menjadi bagian keluarga Walton.
Mereka berdua sudah menganggap Lili seperti putri mereka juga, sehingga tanpa sadar lebih memperhatikan perasaan Lili dari pada Valerie.
"Ayo, sudah waktunya makan malam, kak! jangan sedih, Valerie pasti akan pulang kalau amarahnya sudah mereda!" sahut Deana bangkit dari duduknya, lalu meraih tangan Lea untuk membantu Lea berdiri.
"Kamu benar, Deana!" Lea menuruti Deana, dan mereka pun menuju meja makan, yang kemudian di susul Philip dari belakang.
Sementara Nico, sesampainya ia di Mansion Edmund tidak menemukan Valerie dan Pamannya. Ia segera mencari keberadaan Ayah dan Ibunya, ingin mengetahui ke mana Pamannya membawa Valerie.
"Papa.. Mama.. Paman kenapa tidak terlihat! ke mana dia membawa Valerie?!" pertanyaan panik Nico, membuat Benny dan Dorothy memandang dingin pada Nico.
Mereka tidak menjawab apa yang di pertanyakan Nico, yang menurut mereke pertanyaan yang tidak perlu di jawab. Mereka menahan diri untuk tidak mengamuk lagi memarahi Nico.
"Mama! kenapa Paman dan Valerie tidak terlihat!!" Nico berdiri di depan Ibunya, yang sedang santai membaca sebuah majalah.
Dorothy tidak menjawab Nico, karena menurutnya tidak penting menjawab apa yang di tanyakan Nico.
Bersambung.....
brsa istmewa y krna nkah sm tu pcundang????pdhl mh ga pnya apa2....Ksiaaannnn.../Curse//Curse//Curse/