NovelToon NovelToon
Sekretaris Meresahkan

Sekretaris Meresahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia
Popularitas:79.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Sekretaris Meresahkan


Sekretaris Meresahkan

Deskripsi

POV Devan

Mimpi apa aku semalam, mendapatkan sekretaris yang kelakuannya di luar prediksi BMKG.

"MAS DEVAAAAAAANNN!!!" Teriakan kencang Freya berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di sekitarnya.

"Teganya Mas meninggalkanku begitu saja setelah apa yang Mas perbuat. Mas pikir hanya dengan uang ini, bisa membayar kesalahanmu?"

Freya menunjukkan lembaran uang di tangannya. Devan memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening. Dengan langkah lebar, Devan menghampiri Freya.

"Apa yang kamu lakukan?" geram Devan dengan suara tertahan.

"Kabulkan keinginan ku, maka aku akan menghentikan ini," jawab Freya dengan senyum smirk-nya.

"Jangan macam-macam denganku, atau...."

"AKU HAMIL ANAKMU, MAS!!! DIA DARAH DAGINGMU!!"

"Oh My God! Dasar cewek gila! Ikut aku sekarang!"

Dengan kasar Devan menarik tangan Freya, memaksa gadis itu mengikuti langkah panjangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dilema

"Pak Banu.."

Freya langsung terdiam ketika mendengar nama Pamannya disebut. Kemudian terdengar suara Freya meminta resepsionis meminta Banu menunggu di lobi. Gadis itu bangun dari duduknya lalu segera menuju lift. Hatinya sedikit resah hendak bertemu dengan Banu. Pasti pria itu akan kembali memohon padanya agar mau menikahi Santo demi melunasi hutangnya.

Lift yang ditumpangi Freya berhenti di lantai dasar. Gadis itu segera melangkah keluar. Matanya langsung menangkap Banu tengah duduk menunggunya di salah satu sofa yang ada di lobi. Setelah menarik nafas panjang, Freya segera mendekat lalu duduk di depan Banu.

"Freya.. kamu kemana semalam? Kenapa ngga pulang?"

"Aku lembur, Mang."

"Kenapa kamu sering lembur sih? Tapi kamu ngga ngapa-ngapain sama Bos kamu kan?"

Mata Freya memicing menatap tajam pada pria di hadapannya. Dia tahu kemana arah pembicaraan Pamannya itu. Freya benar-benar tidak menyangka kalau sang Paman akan berpikir sejauh itu tentangnya.

"Frey.. Pak Santo.."

"Mamang yang kasih tahu soal aku?"

"Maafin Mamang. Pak Santo mendatangi Bibimu. Dia mengancam Bibimu dan akhirnya Bi Ririn menghubungi Mamang."

"Pokoknya aku ngga mau nikah sama Pak Santo!"

"Frey.. tolong Mamang. Kamu mau ya menikah dengan Pak Santo."

"Kenapa harus aku, Mang? Yang punya utang sama dia kan Mamang. Harusnya tanggung jawab Mamang buat bayar."

"Kamu tahu kalau Mamang ngga punya uang buat bayar hutang Mamang. lagian Pak Santo maunya nikah sama kamu bukan bayar pakai uang."

"Tapi kenapa harus aku, Mang? Kalau pun pernikahan dijadikan alat pembayaran hutang, harusnya Mina yang nikah dengan Pak Santo, bukan aku. Kan Mina anaknya Mamang!"

Akhirnya Freya mengeluarkan juga kalimat yang selama ini mengganjal di hatinya. Dengan seenak udelnya Banu menyodorkan dirinya sebagai alat pembayaran hutang. Padahal Banu juga punya anak perempuan. Akan lebih pas kalau Mina yang menikah dengan Santo, bukan dirinya.

"Pak Santo maunya nikah sama kamu."

"Tapi aku ngga mau, Mang. Aku masih muda, apa Mamang lupa berapa umur Pak Santo? Dia itu seumuran sama almarhum Kakek. Dasar aki-aki bau tanah. Bukannya banyakin ibadah, malah kawin mulu yang ada di pikirannya," gerutu Freya kesal.

"Mamang minta maaf, Mamang tahu udah salah. Tapi kamu tahu sendiri gimana Pak Santo. Dia akan melakukan apapun buat dapatin keinginannya. Dia bilang kalau kamu ngga mau dibawa pulang ke Bandung, Mamang harus bayar semua utang sekaligus. Dan cuma kasih waktu sampai hari ini."

"Memangnya berapa sih hutangnya Mamang?"

"Seratus juta."

"Seratus juta? Perasaan ngga sebanyak itu deh."

"Hutang aslinya cuma lima puluh juta, tapi ditambah bunga sama denda kamu kabur menjelang pernikahan, makanya Pak Santo nambahin jadi seratus juta."

"Dasar rentenir!" kesal Freya.

"Jadi gimana, Frey?"

"Mending Mamang pulang dulu. Aku masih banyak kerjaan. Aku coba cari pinjaman buat bayar ke Pak Santo. Pokoknya aku ngga mau nikah sama dia!"

Setelah mengatakan itu, Freya segera bangun dari duduknya. Gadis itu segera kembali ke tempatnya bekerja. Bisa bahaya kalau Devan memanggilnya dan dirinya tidak berada di tempat. Banu masih bertahan di tempatnya, memandangi Freya yang berjalan menuju lift. Sebenarnya tidak masalah baginya kalau Freya bersedia pulang ke Bandung atau bisa membayar hutangnya. Apapun keputusan yang diambil Freya akan menguntungkan dirinya, karena hutang sebenarnya pada Santo hanya tujuh puluh juta saja. Sisanya bisa dia gunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Sesampainya di meja kerjanya, Freya mendudukkan diri di kursi kerjanya. Pikirannya masih tertuju pada pembicaraannya dengan Banu tadi. Waktu pembayaran hutang hanya sampai hari ini, itu artinya dia harus mendapatkan uang seratus juta untuk membayar hutang Banu. Gajinya sebagai sekretaris hanya sepuluh persen dari hutang Banu. Itu pun harus dipotong untuk membayar cicilan baju, tas dan sepatu yang di belinya pada Devan.

Freya berusaha menyingkirkan masalah yang dihadapinya sejenak. Dia mencoba berkonsentrasi pada pekerjaannya sekarang. Gadis itu membuka laptopnya dan mulai mengetik laporan meeting yang diadakan kemarin.

***

Waktu hampir pukul lima sore, perasaan Freya semakin gelisah. Seharian ini dia tidak konsentrasi kerja, membuat Devan harus menegurnya beberapa kali. Gadis itu menghembuskan nafas panjang. Dia yakin sepulang kerja nanti, Banu sudah menunggu keputusan apa yang akan diberikan olehnya. Setelah dipikirkan matang-matang, akhirnya Freya memberanikan diri untuk menemui Devan. Hanya pria itu yang bisa membantunya. Dia berdiri kemudian menuju ruangan Devan. Diketuknya pintu besar berwarna coklat itu, terdengar suara Devan dari dalam memintanya masuk. Freya segera membuka pintu. Nampak Devan masih duduk di depan meja kerjanya. Freya mendekat lalu berhenti di depan meja kerja sang atasan.

"Ada apa?" tanya Devan.

"Ehm.. Pak.. saya boleh minta tolong?"

"Minta tolong apa?"

"Saya boleh kasbon ngga? Saya ada keperluan mendadak. Keluarga saya butuh uang buat bayar hutang. Kalau Bapak ngga keberatan, saya mau pinjam uang dulu. Nanti bayarnya bisa potong gaji saya aja."

"Berapa?"

"Euuung.. seratus.."

"Seratus? Bukannya dua hari yang lalu kamu gajian? Masa udah habis lagi, sampai kamu ngga ada uang seratus ribu?"

"Bukan seratus ribu, Pak."

"Terus? Seratus dollar maksudnya?"

"Bukan, Pak. Maksud saya seratus juta. Saya mau pinjam seratus juta."

Devan terkejut mendengar nominal yang hendak dipinjam oleh Freya. Gadis itu langsung menundukkan kepalanya, tak berani melihat wajah dingin atasannya. Hatinya berdoa, semoga saja Devan mau mengabulkan keinginannya.

"Freya.. saya memang suka dengan kinerja kamu yang cekatan, dan bisa dibilang kamu anak yang rajin. Tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya seperti ini. Kamu baru kerja satu bulan dan tiba-tiba kamu mau kasbon. Ngga tanggung-tanggung, kamu mau kasbon seratus juta. Coba kamu cari info, apa ada perusahaan lain yang bersedia memberi pinjaman pada karyawannya yang baru bekerja sebulan sebesar itu?"

"Maaf, Pak."

"Kembali ke mejamu!"

"Jadi kasbon saya ngga di ACC, pak?"

"Ngga!"

Perasaan kecewa langsung melanda Freya. Tapi wajar saja kalau Devan menolak. Memang benar apa yang dikatakan pria itu. Dirinya baru bekerja satu bulan dan sudah ingin meminjam uang dalam jumlah besar. Dengan langkah lunglai, Freya berjalan keluar dari ruangan atasannya. Gadis itu mendaratkan bokongnya di kursi kerja miliknya. Pikirannya seketika kosong, tak tahu apa yang harus dilakukan olehnya. Kemudian terdengar deringan ponselnya. Diambilnya ponsel yang tergeletak di atas meja, Mina melakukan panggilan video. Dengan malas Freya mengusap ikon berwarna hijau.

Begitu panggilan video terhubung, Freya terkejut ketika kamera memperlihatkan Banu tengah dipukuli oleh Mono, anak buah Santo. Wajah Pamannya itu sudah memar di sana, sini. Sudut bibirnya juga terluka, ada darah di sana dan juga hidungnya.

"Frey.. tolong, Papa dipukuli sama anak buahnya Pak Santo," suara Mina terdengar panik.

Freya hanya bisa terpaku melihat layar ponselnya. Terdengar erangan dan rintihan Banu ketika pria itu terus dihajar oleh Mono. Kesadaran gadis itu kembali ketika tiba-tiba di layar ponsel terlihat wajah Santo.

"Freya.. kamu lihat Paman kamu ini. Kalau kamu tidak mau menikah dengan saya, jangan salahkan saya kalau dia pulang ke Bandung hanya tinggal nama saja."

"Tolong jangan sakiti Mang Banu."

"Kalau kamu tidak mau melihatnya seperti ini, ikutlah pulang denganku ke Bandung. Menikahlah denganku, aku akan memberikan semua hartaku padamu. Aku tunggu kamu di apartemenmu, jangan kabur lagi!"

Layar ponsel berubah hitam setelah Santo mengakhiri panggilan. Tangan Freya jatuh terkulai. Walau kesal pada Banu, tapi dia juga tidak tega melihat Banu disiksa seperti itu. Mata Freya nampak berkaca-kaca. Kenapa masalah tak pernah lepas dari hidupnya? Kenapa dia tidak bisa menjalani hidupnya dengan bebas? Freya mengusap buliran bening yang membasahi pipinya.

***

Pukul delapan malam Freya baru kembali ke apartemennya. Sepulang dari rumah Devan, dia tidak langsung kembali, melainkan duduk merenung di mini market yang ada di komplek Royal Residence. Sebanyak apapun Freya berpikir, namun dia tidak bisa mendapatkan jalan keluar dari masalahnya. Akhirnya dia pasrah kembali ke unit apartemennya.

Kedatangannya disambut senang oleh Santo. Pria itu hendak memeluk Freya namun gadis itu segera menghindar. Dilihatnya Banu yang keadaannya cukup mengenaskan. Wajahnya babak belur dan tidak berbentuk lagi. Mina melihatnya dengan kesal.

"Lihat Frey.. gara-gara kamu, Papa jadi seperti ini. Tega kamu, Frey!"

"Heh! Kamu jangan nyalahin yayang saya!" timpal Santo dan Mina langsung diam.

"Freya.. ayo kita pulang ke Bandung sekarang," ujar Santo.

"Besok pagi aja gimana, Pak? Saya mau kasih surat pengunduran diri dulu. Saya juga mau beresin barang-barang dan mengembalikan motor pada Bos saya."

"Ngga! Kamu pulang sama saya malam ini!"

"Saya mohon, Pak. Saya ngga bisa pulang sebelum kasih surat pengunduran diri. Saya janji ngga akan kabur lagi."

"Oke.. jam tujuh kita pergi dari sini."

Kepala Freya mengangguk pelan. Dia sudah pasrah dengan keadaan ini. Kalau memang dirinya memang harus menikah dengan Santo, gadis itu akan menerimanya dengan ikhlas. Freya percaya kalau Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Kalau memang jalan ini yang dipilihkan Tuhan untuknya, maka dia akan menjalaninya tanpa penyesalan.

Santo nampak senang mendengar janji Freya. Pria itu mengajak Mono kembali ke hotel. Sepeninggal Santo, Freya segera masuk ke dalam kamarnya. Sambil menangis, dia membereskan barang bawaannya. Mina tersenyum senang di atas penderitaan saudara sepupunya. Banu yang tengah merasakan kesakitan pun bersorak senang dalam hati. Tidak apa-apa wajahnya babak belur dan tubuhnya remuk redam, yang penting setelah Santo menikahi Freya, pria itu berjanji akan memberikan uang dan tanah padanya.

***

Sudah sejak setengah jam lalu Devan berbaring di kasurnya, namun pria itu masih belum bisa memejamkan matanya. Pikirannya tertuju pada percakapannya dengan Freya sore tadi. Ada yang berbeda dengan sekretarisnya itu. Seharian ini Freya terlihat murung. Yang mengejutkan, gadis itu hendak meminjam uang sebesar seratus juta padanya. Ketika dirinya menolak mentah-mentah permintaan Freya, gadis itu terlihat lebih murung. Sepanjang perjalanan pulang, tidak terdengar sepatah kata pun darinya.

Devan bangun dari posisinya. Pria itu mengambil ponsel yang ada di atas nakas, lalu menghubungi Ega. Cukup lama bagi asistennya itu untuk menjawab panggilannya. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya terdengar juga suara Ega dari seberang.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam. Cari tahu semua tentang Freya sekarang!"

"Sebentar lagi aku kirim ke e-mail Bos."

"Kamu udah cari tahu tanpa aku suruh?"

"Bu Anne yang cari tahu. Dia minta Winie kirim ke saya. Kalau Bos minta baru dikasih katanya."

"Ya udah, cepat kirim sekarang!"

Devan segera mengakhiri panggilan. Harusnya dia tahu kalau sang Mama tidak akan mengirimkan sembarang orang untuk membantunya. Pasti wanita itu sudah menyelidiki dulu latar belakang Freya. Lamunan Devan buyar ketika terdengar notifikasi dari ponselnya. Dengan cepat dia membuka file yang dikirimkan Ega padanya.

***

Freya jadi dibawa ke Bandung ngga ya?🤔

1
ana17
selalu suka karya mu
Ayuna
Isi suratnya bukannya sedih malah pengen ketawa😂😂😂Freya...🤭
Ingka
Di susul sm bos Devan ke Bdg, selanjutnya yg nikah malah bos Devan sm Freya...hehehe..maunya aku..😂😂 amiinn...amit2 nikah sm aki2 ya Frey...
Ingka
Mina mah kepedean, seandainya Freya resign emang apartemen yg Freya tempati bakal jd apartemenmu gitu ? ga bakalan...pasti dikembalikan lglah ke Devan. Maunya kamu Mina..enak aj. Bos Devan...gerceplah bantu Freya.
Ingka
Hahaha ..pinter kamu mah Frey...aktingmu lumayan...lumayan berhasil. Akhirnya jd bisa tidur di rmh bosmu. Bisaan..😂😂 jangan khawatir Frey...Mak Othor ga akan ngasih jodoh aki2 peyot buat kamu...percaya sm aku.
Ingka
Seru...kocak...
Anik Trisubekti
Devan said:kehilangan sekertaris yang imut dan soleha
SR.Yuni
Kalo bisa semua isi kebun binatang aku sebut untuk 2 manusia ini tapi takut kena tilang aku...sumpah gedek banget aku sama kelemahan Freya....
Endang 💖
baru lah si Devan kelabakan di tinggal Freya
susulin mas Devan...
ana17
guru ngajinya ganteng
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
yassalam dlm kondisi kayak gini aja sempet² freya becanda.. narsis nya kebangetan 🤣🤣
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
eh kamu mah devan klo udah tau dari semalam, kenapa gk buru buru tlp freya, skrg freya udah pergi, buruan susul kali aja masih bisa ngejar
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
mudah mudahan aja di tengah jalan devan keburu nolong freya dan freya gk jadi ke Bandung
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
mimpi mu ketinggian mina awas ntar jatoh sakit loh
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
hilih si mina pede bgt bilang gampang, kau gk tau aja gimana devan. dijamin kamu gk akan bisa ngadepin devan
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
ish eweh kaera eta aki aki nya geus bau taneh oge hayang kawin jeung gadis angguran ge geura tobat, lain kalah nu dipikiran teh nafsu we..
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
aku Aamiin kan do'a pak wawan semoga dikabulkan 🤣
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
orang yg udah cukup dengan freya pasti tau klo freya ada masalah, bisa diliat dari keseharian nya yg biasanya ceria skrg murung bahkan keliatan sedih
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
tuh kan gk ktemu sama devan, coba aja ktemu dulu sama devan trus ceritain semuanya pasti devan mau bantu
⒋ⷨ͢⚤💕ιͥмͬαͥѕᷤ💕Ꮶ͢ᮉ᳟🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦
gadis periang seperti freya pasti banyak yg suka, makanya freya mudah akrab sama siapa aja...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!