NovelToon NovelToon
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI

KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Khaula Azur

Pernikahan yang awal bahagia harus goyah saat sang mantan istri dari suami Delia Ismawati kembali dari Hongkong. Mampukah Delia mempertahankan rumah tangganya dengan Husni sang suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khaula Azur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI

Bab 23

"Maafin ayah, ya! Di kantor ayah lagi banyak kerjaan, jadi mungkin ayah lagi cape. Jadi Mia harus ngertiin ayah." Bujuk Delia agar Mia tak marah dengan ayahnya.

"Tapi kenapa ayah gak izinin Mia ikut piknik, Ma? Ayah udah gak sayang Mia lagi.." Mia tanyanya.

Melihat tampang anaknya Delia jadi ikutan sedih, ia menarik tubuh anaknya untuk duduk di pangkuannya.

"Siapa bilang ayah gak sayang lagi sama Mia? Kalo ayah gak sayang lagi sama Mia, ayah pasti gak khawatir sama Mia!." Delia mengelus puncak rambut kepala Mia.

"Maksud Mama?." Mia tak mengerti.

Delia tersenyum saat anaknya mendongak keatas menatapnya. Sungguh bagi Mia melihat mama sambungnya seperti peri yang selalu ada di sisinya, baginya Delia adalah tempat ternyaman untuk berkeluh-kesah.

"Mia tahukan kalau sekarang lagi musim hujan, kadang banyak angin kencang, hingga pohon sering tumbang belum ada longsor juga. Nah.. di situ ayah khawatir sama Mia, Mia ingat gak saat kita liburan di puncak, abis hujan jalanan licin, kan? Kita nyaris aja kecelakaan." Delia menjelaskannya.

Mia mengangguk mengingat momen saat mereka berlibur ke puncak.

"Iya, Ma!." Mia.

Wajahnya masih di tekuk bibirnya manyun. Ia sudah pasrah.

"Jangan sedih lagi ya, mama janji nanti kita jalan-jalan ke kebun ide, tapi untuk sekarang kita gak kemana-mana dulu." Bujuk Delia berharap anak sambungnya mengerti.

"Iya, Ma!." Jawab Mia lesu.

"Kita solat, yuk! Mia belum solat, kan?." Delia ajaknya.

Mia menggelengkan kepalanya. Delia pun menurunkan anaknya, ia pun menggandeng anaknya melangkah menuju kamar kecil.

Husni duduk di ranjang dengan Punggung bersandar di punggung ranjangnya, ia mengabaikan istrinya yang masuk kamar dan menutup pintunya. Entahlah biasanya ia sekedar basa basi menanyakan anaknya, namun nampaknya tidak dengan malam ini. Delia menghela nafas beratnya.

"Mas, kamu kenapa sih mesti bentak Mia? Dia anak kamu sendiri loh! Kamu, kan. Bisa menjelaskan alasannya pelan-pelan, gak perlu membentaknya." Delia yang masih kesal berdiri di dekat suaminya yang duduk di ranjang sambil baca buku.

"Kenapa kamu jadi yang marah sama aku? dia harus belajar, tidak semua yang dia inginkan terpenuhi." Husni dengan ketus.

"Mas, dia masih kecil, di usianya yang masih lima tahun dia belum mengerti. Selain belajar di taman-taman kanak-kanak, Yang dia tahu hanya main bersama teman-teman sebayanya." Delia menahan marahnya.

"Jangan mengajariku tentang anak-anak, aku sudah berpengalaman. Di usia lima tahun Dita bahkan aku yang mengurusnya, aku tahu yang terbaik untuk anakku." Husni dengan jumawa.

"Kenapa dari perkataan kamu seolah-olah aku tidak becus mengurus Mia? Begitu menurutmu mas?." Delia tanyanya dengan ketus.

Nampaknya Delia sudah tersulut emosi. Bagaimana tidak, selama ini ia ikut andil dalam mengurus Mia hampir separuh hidup Mia, namun nyatanya tidak di hargai.

"Sudahlah.. kamu gak usah banyak protes di sini aku Ayahnya, aku yang berhak atas Mia, dia anak kandungku." Husni.

Jlebb..

Bagai di tusuk pisau yang tajam, sungguh hati Delia sakit mendengarnya.

"Jadi, karena aku bukan ibu kandungnya, aku tidak berhak atas Mia?." Delia yang sudah tak dapat menahan luka hatinya. Husni diam, mungkin ia sedang mencerna kembali ucapannya.

"Terima kasih mas, kamu sudah mengingatkan aku, bahwa aku bukan ibu kandung mia." Delia.

Tak ingin hatinya terluka lebih dalam lagi, Delia pun keluar dari kamarnya dengan air mata yang sudah menganak sungai matanya sudah merah dan sembab. Satu kamar dengan suaminya hanya akan membuat hatinya semakin sakit dan terluka. Malam itu Delia tidur di kamar tamu, selain untuk menghindari pertengkaran dengan suaminya yang seperti tak punya hati, ia pun ingin menenangkan hatinya.

Husni yang sudah rapi mengenakan kemeja putih dengan setelan celana panjang berwarna hitam. Sambil bercermin nampaknya

Husni hendak menyisir rambutnya, namun ia tak melihat sisir di meja riasnya, Husni pun membuka laci meja riasnya. Tangan Husni terulur mengambil sisir, matanya menangkap sesuatu di dalam laci yang menarik perhatiannya. Yaitu sebuah amplop, Husni mengambilnya ternyata setelah di baca itu adalah amplop surat keterangan rumah sakit. Husni membuka surat amplop itu, ia penasaran siapa yang sakit dalam pikirannya. Husni mulai membaca isi surat itu. Bersamaan dengan Delia masuk.

Delia shock melihat suaminya menemukan surat tentang kehamilannya, Delia menelan ludahnya sendiri, ia gugup entah apa reaksi suaminya jika tahu ia saat ini hamil.

"Ma- maksudnya apa ini, Del? Positif? Ini gak bener, kan.?." Husni menggelengkan kepalanya tak percaya, dengan hasil yang baru saja ia baca amplop surat itu.

"Iya, Mas. Itu benar! Aku positif hamil." Delia membenarkan.

"Kenapa kamu bisa seceroboh ini sih, Del?." Husni seolah menyalahkannya.

"Kita sedang banyak masalah, tapi kenapa kamu malah hamil." Husni menyalahkan kehamilan pada istrinya.

Tubuh Delia seketika lemas, dunia terasa runtuh. Akhirnya apa yang di pikirkannya selama ini terjadi, suaminya tidak senang dengan kehamilannya. Di saat ia menantikan kehamilannya justru suaminya lah yang tidak menginginkan anak darinya.

"Masalah apa, mas? Kita tidak punya masalah. Boleh aku tahu mas, kenapa kamu tidak senang mendengar aku hamil?." Delia menuntut penjelasan, dada Delia sesak, hatinya perih.

"Karena ini belum waktunya, bukankah sudah aku jelaskan waktu itu?." Husni.

"Terus mau kamu apa, mas? Apa aku harus menggugurkan kandungan aku, hahh..?." Delia bentaknya, air matanya sudah membasahi pipinya.

Husni pun diam saja ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Ternyata kamu sama aja kaya mba Rindu, ya Mas? Egois. Baik.!." Delia ucapnya jeda.

"Aku tidak akan menuntut kamu, mas. untuk menerima anak yang aku kandung ini." Delia.

Husni menatap punggung istrinya yang meninggalkan kamar mereka hingga tak terlihat lagi.

"Arrgghh.."

Husni mengusap kepalanya frustasi.

"Mia, diantar ayah saja ya? Mama harus buru-buru ke butik tidak apa-apa, ya?." Delia pada anak sambungnya.

Delia tidak ingin jadi orang yang tak tahu diri, untuk sok jadi ibu bagi Mia. Baginya ucapan Husni kemarin sangatlah melukai hatinya.

"Ya.. padahal aku pengen banget di anterin mama, kemarin mama gak jemput sekarang gak anter Mia." Mia dengan tak bersemangat.

Mia mengambil tangan ibu sambungnya untuk di cium. Husni mendekati mereka.

"Ayo, Mia kita berangkat!." Husni pada anaknya.

"Mama kok gak Salim sama ayah? Ayah juga kok gak cium kening mama?." Tanya Mia bingung. biasanya setiap kali Husni berangkat kerja, Delia selalu mencium tangan suaminya. Begitu pun sebaliknya Husni akan mendaratkan kecupan di kepala sang istri.

Jangan lupa like komen.

1
murni l.toruan
Syukurlah Delia pergi, makanya jadi suami itu harus percaya sama istrinya. Sudah pergi sibuk nyari sampai ke ujung kulon
Khusnul Khotimah
walaupun g suka karakter Husni tp AQ sukaodelan cerita yg author buat g bertele tele
Khaula Azur: makasih kak
total 1 replies
murni l.toruan
Syukurlah kalau sudah sadar dan menyesal karena Delia sudah pergi jauh dan tidak akan kembali lagi. Makanya jangan duakan cintanya Delia, belajar dari pengalaman tentang kelicikan mantanmu
murni l.toruan: Hehehe... terlalu semangat kakak Author
Khaula Azur: duakan cintanya ma anaknya Husni hihi
total 2 replies
Khusnul Khotimah
moga sakit beneran hingga metong,,,,,moga kebongkar kebusukan mantan,,,,moga Delia pergi jauh dan mandiri,,,,,,moga Delia mampu bahagia bersama buah hati,,buang jauh lelaki yg g bisa jaga hati istri,
murni l.toruan
Good ideas Delia.. biar Husni hidup dalam penyesalan karena ilmu licik Rindu dan maknya, semoga Dita sakit berat seperti ucapannya Rindu, karena ucapan adalah doa'
murni l.toruan
Capek bacanya, kalau Husni tidak senang kamu hamil, tinggalin saja toh kamu punya kehidupan sendiri Del, sudah mpet banget sama ceritanya Rindu
Khaula Azur: makasih kak udh mampir
total 1 replies
murni l.toruan
Jangan sampai ada penyesalan akibat mantan istri terlalu banyak ikut campur. Rindu cocok jadi bintang sinetron televisi burung terbang. Husni karma sedang menunggu di kehidupanmu
Khaula Azur: makasih mba udh mampir
Khaula Azur: terima kasih mba murni I.toruan
total 2 replies
murni l.toruan
Ampun deh nihh si Husni...kok bisa percaya sama mantan nenek lampir Rindu. Istrimu kamu bilang baik, ketemu mantan kok jadi tunduk sama nenek lampir ya, yang baik dan tulus dan terus tidak dipercayai lama-lama kita suruh saja pergi jauh.
Khaula Azur: makasih udh mampir kak
total 1 replies
murni l.toruan
Rindu orang stres... yang perlu ke psikiater itu Rindu karena gila. Anaknya Mia masih kecil di tinggal pergi... datang2 mau ambil dengan cara ngak ada aturan
murni l.toruan
Kok pengen nimpuk kepala nih orang ya, Husni jangan kasih kesempatan sama mantan istri yang tidak ada akhlak.
murni l.toruan
Keluarga yang tidak manusiawi, mama kandung kembali mau merusak mental Mia. Tolong jangan sampai nenek lampir juga ikutan ngak punya otak
Khaula Azur
menarik
Kang Malik
mantep lanjutkan kak
pine
Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!
Khaula Azur: ya di tunggu terus ya, makasih udh mampir🤗
total 1 replies
Khaula Azur
dukung terus dan jangan lupa tinggalkan jejak komen kalian para readers,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!