📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Graduation
Tentang waktu yang akan terus berlalu tanpa meragu. Berputar tanpa pandang bulu atau hanya sekedar tahu malu.
Detik demi detik bergeser, hari ini atau lusa akan menjadi kemarin seiring dengan mendekat nya masa depan.
Di sana terselip kisah dengan ragam rasa yaitu suka, duka, lara hingga gegap gempita, bahkan berbagai pengharapan yang masih melayang di atas awan.
Takkan ada yang mampu mengulang atau mengubah cerita kelam di masa-masa lampau, tapi mencegah keburukan di masa depan memiliki angka keberhasilan tertinggi jika di iringi dengan ke niatan perbaikan.
Lima bulan telah terlewati, duka, suka cita, semua Queen nikmati dan lalui dengan cara barunya. Menjadi dewasa perlu proses dan biar saja Queen tersenyum manis di hari kelulusan sekolah nya.
Queen rapi dengan seragam sekolah, rok merah bermotif kotak-kotak, kemeja putih yang di hiasi dasi silang yang bermotif senada dengan roknya.
Queen mengikat tali sepatu sneaker putihnya. Kemudian membetulkan uraian rambut yang dia ikal sebagian.
Kakinya melangkah keluar dari kamar, menuruni lantai dengan lift.
Klik... Pesan teks dari Jee Yeon masih sering Queen dapati. Queen pun masih sering membalasnya.
📩 "Happy graduation. Sayang." Ucap Jee Yeon.
📨 "Terima kasih Oppa." Balas Queen tersenyum. Setidaknya, keduanya masih berhubungan baik meski tak ada lagi ikatan kekasih di antara mereka.
📩 "Mau tidak, Oppa ke Indonesia? Kita ketemu." Tanya Jee Yeon.
📨 "Nggak perlu Oppa, kemarin Oppa baru saja tanda tangan kontrak film terbarunya, jadi jangan macam-macam."
📩 "Aku merindukan mu Queen."
📨 "Jangan sampai media salah paham dengan hubungan kita, lalu Daddy bertindak tegas lagi seperti kemarin."
📩 "Oppa tidak takut dengan ancaman itu, jujur saja kalo kamu masih mengkhawatirkan Oppa, karier ini tidak seberapa jika di banding dengan memiliki mu Queen."
📨 "Please Oppa, kita sudah sepakat untuk mengakhiri ini dengan cara baik bukan?"
Jee Yeon tak membalas lagi, bahkan pesan susulan dari Queen tak mendapat laporan pengiriman, Queen yakin Jee Yeon melemparkan ponsel seperti biasanya.
Queen mendengus, berat memang menjauh dari Jee Yeon yang mestinya tidak dia putuskan.
Jee Yeon baik, meski sering protes tentang sikapnya tapi itu demi kebaikan Queen sebagai seorang publik figur.
Kembali pada Jee Yeon pun bukan hal yang di benarkan, Raka telah mewanti-wanti agar Queen tak lagi berhubungan dengan pemuda tampan yang di kelilingi penggemar.
Meski sulit melepaskan bayangan tentang Jee Yeon, tapi Queen berusaha tegar dengan iringan kedewasaannya.
Belum lagi, perasaannya terhadap handsome uncle Nya masih membuat Queen menderita halusinasi akut.
Begitulah mungkin jika orang jatuh cinta. Suara kucing terdengar seperti parau dan seksinya bisikan Dhyrga.
Desiran angin yang menyergap merayapi tubuhnya terasa seperti pelukan hangat Dhyrga.
Sampai yang paling anehnya lagi adalah, baskom sayuran terlihat bagaikan wajah Dhyrga.
Ah sudahlah Queen harus ikhlas meski tidak sepenuhnya merelakan, Queen telah menyimpan baik-baik merchandise yang Dhyrga Miller kirimkan satu hari setelah memutuskan untuk menyerah.
Mungkin belum jodoh, makanya sulit bagi mereka bersatu meskipun sama-sama merindu.
"Queen!" Teriakan Raka mengudara setelah Queen keluar dari lift. "Iya Daddy!"
Jangan lupa, hari ini Queen lulus SMA dan akan melanjutkan kuliah di Amerika serikat.
Queen mengambil jurusan perfilman di salah satu universitas California.
"Ayolah Sayang jangan lamban, ikut sarapan pagi sama-sama." Raka menyambut kedatangan putrinya yang duduk di salah satu kursi meja makan.
Ada Raja dan Joon di masing-masing kursi andalannya. Mereka akan ikut ke sekolah Queen dan menyaksikan acara kelulusan Nuna-nya.
"Setelah dari sekolah mu, Daddy harus ke luar kota." Pria tampan nan rupawan itu meraih sandwich dari istri tercintanya.
"Thanks My wife." Kecupan manis mendarat di pipi Krystal yang menyodorkan wajahnya.
Krystal duduk di sisi Raka setelah memberikan sandwich pada piring Joon, Raja, Queen dan suaminya. Sementara Ray dan Elevy hanya sarapan pancake original.
"Nanti, Baby di antar Ryan untuk persiapan ke Amerika nya." Kata Raka lagi. Ryan salah satu asisten pribadi Queen.
Queen manggut-manggut. "Baiklah, Queen juga mau ajak Murni belanja keperluan." Ucapnya, tangan mungilnya meraih satu sandwich yang lantas di lahap hingga mengumpul penuh mulutnya.
"Baca doa dulu sebelum makan Baby." Ray menegur.
"Uhuk-uhuk," Queen terbatuk-batuk melirik kakeknya sambil menyengir, "Lupa Grandpa." Queen berdoa setelah itu.
Semua orang memulai ritual sarapan pagi bersama, tak ada yang bicara sampai selesai makan.
...🎀🎀🎀...
^^^Di Penthouse milik Dhyrga Miller.^^^
Pria tampan yang duduk di atas kursi meja makan telah rapi dengan kemeja dan dasinya.
Hari ini Dhyrga ada pertemuan di luar kota bersama beberapa rekan kerjasama dan melibatkan Raka Rain untuk meeting kali ini.
Dhyrga tahu Queen lulus hari ini, tapi tak ada niat untuk mengucapkan happy graduation pada gadis itu.
Lama sudah Dhyrga asyik dengan usaha melupakannya, membuka sosial media dan di berikan foto asli dari wajah tampannya.
Bersamaan dengan itu, Queen justru tak pernah memposting apa pun di sosial medianya terkecuali iklan produk saja.
Acap kali Dhyrga membuka sosial media milik Queen, dan tak mendapat jawaban apa pun dari sana.
Kehidupan Queen seolah tak mau terekspos setelah mendapat pembatalan pertunangan dari Dhyrga Miller.
"Silahkan Tuan muda." Sisil nama pria gemulai yang menjadi asisten rumah tangga Dhyrga menggantikan Murni.
Sisil menyuguhkan sarapan pagi berupa nasi goreng spesial seperti saat terakhir Queen membuatkannya sarapan.
"Terima kasih." Dhyrga meraih sendok garpu lalu memulai ritual sarapan paginya.
"Hari ini Queen lulus Bos." Rachel duduk di depan Dhyrga, meraih roti tawar dan selai kacang yang dia oleskan tipis-tipis.
"Apa urusannya dengan ku?"
"Setidaknya ucapkan selamat." Kata Rachel.
"Dia akan semakin besar kepala kalo sampai aku mengucapkannya." Acuh Dhyrga.
Rachel mendengus. "Tapi lama juga Queen nggak ngambil job syuting. Dia Hiatus dari dunia hiburan kayaknya."
"I don't care!" Singkat Dhyrga.
"Lalu apa rencana Bos?" Tanya Rachel.
"Menikah."
Rachel terkikik geli. "Dengan? ... Boneka?" Cibirnya.
Dhyrga menyudahi makan dengan meneguk minuman miliknya menatap wajah Rachel yang melahap rotinya. "Gimana kalo kita menikah saja?" Usulnya.
"Uhuk-uhuk!" Rachel terbatuk-batuk, dia meraih minum dan mengakhiri tohokan di lehernya. "Gila Lu ndro!" Tampik nya.
"Why?" Enteng Dhyrga. "Bukankah kita selalu sama-sama, aku cocok dengan cara hidup mu, kamu juga harusnya bahagia aku nikahi."
"Ogah!" Sergah Rachel pongah.
"Sama Sisil saja Tuan muda." Pria gemulai itu menawarkan diri dengan logat menawannya.
"Buuaahhhaha." Rachel dan Sisil tergelak renyah, menertawakan nasib sial tuan muda tampannya.
Menjadi sempurna tak lantas membuat Dhyrga Miller mendapatkan cinta seperti yang di inginkan.
Klik...
Notifikasi dari media sosial Queen melayang di layar ponsel Dhyrga. Berwajah kecut Dhyrga membukanya. Masih terbawa emosi oleh kedua asisten somplak.
...Happy graduation for me, terima kasih dan maaf dariku, Mammi Daddy, sampai sebesar ini Queen masih belum bisa membuat kalian bangga....
Senyum manis menjadi pelengkap caption di story milik Queen. "Terserah!" Dhyrga meletakkan kembali gawai tipisnya jutek.
Ada sengatan yang kian menyeruak masuk ke dalam dadanya. Lima bulan bukan waktu yang singkat, tapi bayangan Queen masih terngiang.
Pernah Queen mengharap maaf setelah dia mengirimkan semua merchandise dari kota Paris enam tahun lalu. Tapi kata sindiran yang Dhyrga balas kan. Dari saat itu Queen tak lagi menghubungi dirinya.
ku gak bisa. berhenti ketawa Lho thotrr.🤣🤣🤣🤣
Raka... Raka...🤣🤣