Ledakan yang terjadi di jagat raya (Big Bang) hingga membentuk milyaran alam di seluruh semesta alam ternyata tak hanya sekedar ledakan saja, ada banyak rahasia tercipta di sana.
Seorang anak yang dinyatakan tak berbakat karena tak memiliki unsur kekuatan ternyata mampu membalikan semua pernyataan orang.
Bagaimana perjuangan Yuang Fengying untuk menjadi sosok yang terkuat? ikuti cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Huru hara ( tingkatan Menebas Angin Menghadang Badai)
Tampak beberapa kelompok bayangan berkelebat keluar dari perguruan Tameng Jiwa.
Mereka adalah para Tetua dan senior perguruan tersebut yang akan menjalankan misinya.
Mereka menaiki hewan tunggangan membentuk kelompok kelompok.
Kelompok kelompok tersebut mulai menyebar begitu sedikit jauh dari markas perguruan itu, nampak nya misi kali ini ada beberapa dan area lokasi nya pun berbeda.
Yuang Fengying tetap berada di kediaman sang Guru, setelah tetua Mu Zan meninggal kan wilayah perguruan.
Anak itu tetap berlatih dengan tekun semua ilmu yang telah didapatkan nya, baik dari arahan sang Guru maupun dari hasil 'curian' lewat kekuatan visualisasi nya.
Jurus 'Menebas Angin Menghadang Badai' dan penguatan fisik 'Seribu Raga Baja' menjadi prioritas utama untuk di sempurnakan. Dua jurus yang saling menunjang karena yang satu menyerang dan yang satu bertahan.
Selain itu Yuang Fengying juga ingin meningkat kan kekuatan inti dari kultivasi nya, karena dengan tingkat kultivasi Dasar dua dia tak mungkin mempelajari jurus dengan kekuatan penuhnya.
(Ranah kultivasi dimulai: Dasar, Menengah, Awal Tinggi, Bumi Dasar, Bumi Jiwa, Bumi Sejati, Raja Bumi dan Kuasa Sejati)
Sehari telah berlalu semenjak kepergian para pengemban misi, kini Yuang Fengying masih berlatih meski hari sudah malam.
"Ada serangan...! ada serangan...!," suara suara teriak terdengar bersahut sahutan.
Seketika di perguruan Tameng Jiwa terjadi kehebohan, pasalnya baru satu hari di tinggalkan beberapa pilar perguruan tersebut kini perguruan tersebut di serang.
Perguruan Tameng Jiwa terlihat kacau, ledakan dan dentuman serangan terdengar di berbagai sudut perguruan itu.
Teriakan teriakan panik juga saling bersahutan.
"Siapa kalian..!, berani berbuat ulah di sini..!." tetua Ji Rion menghardik sosok berjubah dengan bertopeng.
"Cari mati...!," tetua Ming Mei juga berseru dengan marah.
Dua tetua ini adalah sebagian yang masih tinggal di markas untuk menjaga perguruan tersebut.
Sosok bertopeng tertawa sinis, "Ha..ha...ha..," Nampak nya sosok tersebut tak terlalu takut dengan dua tetua di depan nya.
"Siapa yang cari mati, aku kesini justru ingin melenyapkan kalian." sosok itu berkata setelah tertawa.
"Huh..! dasar bodooh..! kau dan kawanan mu akan terkubur disini..!." tetua Ji Rion mendengus sambil melesat melakukan serangan.
Tetua Ji Rion adalah pemilik unsur elemen angin, kecepatan serangan nya terlihat menakutkan.
"Pukulan Angin Puyuh..!." Ji Rion melempar tangan nya ke depan, pusaran angin terbentuk dan melesat menghantam sosok berjubah dan bertopeng tersebut.
Gelombang serangan yang ganas dan cepat meluncur deras ke arah lawan.
Sosok bertopeng hanya mendengus sambil menggeser badannya sedikit, menghindar dari lintasan serangan tetua Ji Rion.
Sedikit terkejut tetua Ji Rion, mengangkat wajahnya alis bertaut, menatap tak percaya lawan yang mampu menghindari serangan nya dengan begitu mudah.
"He..he..he.., Serangan seperti ini mau menguburku? dasar tak berguna..!.'' sosok berjubah dan bertopeng itu mencibir, lalu tangannya terlihat bergerak, membentuk sebuah pola yang menciptakan bola bola api.
Alam sedikit bergetar, hawa panas langsung menguar tercipta di sana.
WOONG..!!
Bola bola api tersebut di lempar dengan kekuatan menakutkan, bergerak menyasar lawannya.
Bulatan api makin membesar ketika mendekati badan tetua Ji Rion.
Ji Rion sedikit terkejut dengan aura kuat yang di ciptakan lawan.
"Badai Pembalik Awan..!" kedua tangan tetua Ji Rion mengembang, memunculkan hempasan angin yang menghantam bola bola api tersebut.
DAAAR...! DAAAR...!
Ledakan ledakan terjadi, saat dua kekuatan tersebut bertemu di udara.
Tetua Ji Rion terpental, sedangkan sosok bertopeng mundur dua langkah.
WUUUZZ.... WUUUZZZ....
Sesaat kemudian terlihat bayangan bayangan melesat ke arah tempat pertarungan tersebut.
Mereka adalah tiga sosok berjubah dan juga bertopeng.
Kini sudah ada empat sosok bertopeng yang ada di tempat itu.
"Iblis Kegelapan..??!." gumam tetua Ji Rion yang sudah berdiri di sebelah tetua Ming Mei, keduanya baru menyadari saat melihat dengan jelas topeng topeng yang di gunakan oleh keempat sosok di depannya.
Iblis Kegelapan adalah sekelompok organisasi yang terkenal menakutkan dalam beberapa tahun terakhir, namanya banyak di sebut orang, meski keberadaanya bisa di kata tak jelas, bahkan terkesan seperti rumor. namun mereka adalah nyata.
"Ha..ha..ha.. kalian akhirnya sadar, tapi itu sudah terlambat, nyawa kalian di pertaruhkan." salah satu sosok dengan topeng berwarna biru berkata.
Menurut cerita anggota Iblis Kegelapan berjumlah tujuh orang, mereka terdiri dari orang orang yang berbeda unsur elemen, air, api, tanah, udara, petir, logam dan kayu.
Kekuatan unsur mereka di simbol kan dari warna topeng yang mereka gunakan.
Kini di depan dua tetua Tameng Jiwa itu sudah berdiri empat sosok dengan topeng biru, merah, putih dan hitam.
Biru berarti kekuatan air, merah berarti kekuatan api, sedangkan putih adalah kekuatan udara dan hitam adalah kekuatan tanah.
Empat sosok tersebut terlihat menyeringai dan meremehkan dari balik topeng nya, mereka memandang Ji Rion dan Ming Mei seperti melihat dua sosok mayat.
"Mengapa Iblis Kegelapan menyerang kami..?." Ji Rion bertanya dengan penasaran.
Sosok bertopeng dengan warna hitam maju selangkah, mengeluarkan aura kekuatan yang kuat menekan, nampak nya dia sudah diranah kultivasi Menengah puncak.
"Karena kalian akan jadi mayat maka akan aku beritahukan." kata sosok tersebut di akhiri dengan kekehan penuh dengan penghinaan.
**
Yuang Fengying melesat dari kediaman sang Guru.
Dengan jurus Menebas Angin Menghadang Badai, membuat langkah nya sangat cepat.
Menebas Angin Menghadang Badai terdiri dari lima tingkatan, pertama berisi latihan gerak kaki dan kecepatan, kedua fokus pada kecepatan dan pertahanan, ketiga fokus dalam serangan, keempat gabungan gerak kaki dan kecepatan serangan, kelima Penyatuan kecepatan, pertahanan serta serangan dengan unsur elemen.
Dengan tingkatan kultivasi Dasar dua akhir mendekati Dasar tiga, Yuang Fengying baru bisa mempelajari dan memahami jurus 'Menebas Angin Menghadang Badai' tingkatan pertama dan kedua itupun sudah terlihat luar biasa bagi anak seusia dirinya.
Yuang Fengying meloncat ke arah kiri dari kediaman sang Guru, dilihat nya sudah banyak kobaran api dengan banyak bangunan yang rusak serta rubuh.
Suasana perguruan Tameng Jiwa sudah porak poranda, seperti di hantam badai perguruan itu terlihat mengenaskan.
Sekilas Yuang Fengying melihat tetua Ji Rion terpental setelah ledakan terjadi, nampak nya telah terjadi pertarungan di sana.
Yuang Fengying mengendap endap sambil mengawasi seluruh keadaan.
Anak delapan tahun itu menatap hampir seluruh bangunan perguruan sudah rusak, dia sangat terkejut begitu mendengar pengakuan dari para penyerang.
"Iblis Kegelapan..?," desisnya.
Yuang Fengying teringat cerita dari sang ayah tentang kelompok kelompok hebat di wilayah tersebut dan salah satunya adalah Iblis Kegelapan.
Konon Iblis Kegelapan tak bisa di musnahkan saking kuatnya, dan kini kelompok kuat tersebut tengah 'menyatroni' perguruan Tameng Jiwa