Adelia Kirani seorang mahasiswi cantik terpaksa menikahi Azzam Prasetyo mantan kekasihnya, karena sebuah jebakan.
Mereka putus karena Azzam terlalu mengekang dan berani bermain api di belakangnya.
Akankah pernikahan mereka berjalan dengan lancar?
Bagaimana cara Adel bertahan dengan sikap Azzam yang tidak pernah Ia ketahui?
Yuk simak terus kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byerlyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Malam ini, Adel berjalan beriringan bersama suami dan Ibunya ke depan rumah. Seperti janji Azzam pada Ayah, bahwa dia sendiri yang akan mengantar Ibu pulang.
Adel memeluk Ibu, mendekap erat tubuh yang terlihat masih segar di usia kepala empat itu. "Jaga kesehatan ya sayang, jangan terlalu memikirkan Ibu atau Ayahmu."
"Apa sebaiknya, Ibu disini saja."
Ibu tersenyum menanggapi, dia kemudian menggeleng kecil menatap Adel. "Ibu baik baik saja," sahut Ibu mencoba meyakinkan.
Adel beralih menatap suaminya yang menjinjing tas milik Ibu dengan sebelah tangannya. Ibu berjalan melewati pasutri itu, lalu masuk ke dalam mobil.
"Langsung kunci pintu dan masuk ke dalam kamar ya sayang." Azzam mencium kening Adel sebelum menyusul Ibu.
.Adel hanya mengangguk, dia melambaikan tangan melihat Azzam melajukan mobilnya. "Hati hati!" Teriaknya.
Adel segera kembali masuk ke dalam rumah, meminta pak Maman untuk segera menutup gerbang. Berjalan ke dapur, melihat segelas susu hamil sudah tersedia di meja makan.
"Masih hangat," ucap Adel ketika menyentuh sisi gelas. Dalam beberapa tegukan, Adel sanggup menghabiskannya. Menaruh kembali gelas di meja, Adel berjalan ke atas.
Memutar handle pintu, Adel masuk memperhatikan setiap sudut kamarnya dengan sang suami. Banyak sekali foto fotonya, dari masih pacaran hingga sekarang. Foto pernikahan mereka terpampang besar. Sungguh Adel merasa sangat di cintai oleh Azzam. Dia berharap Azzam dapat setia hanya kepadanya.
Adel duduk di tepi ranjang, dia kembali merenung memikirkan orang tuanya. Tidak ada hal yang membuat dia dan Ibu merasa curiga terhadap Ayah. Memang Ayah sering keluar kota dengan alasan pekerjaan, namun Ayah selalu mengajak Ibu bersamanya. Dia ditinggal di rumah bersama mbak Lina dan baby sitter nya.
Terkadang saat dia sakit Ibu tidak dapat ikut dengan Ayah, mungkin hal itu juga membuat Ayah sedikit bebas. Entah apa alasan Ayah mendua dari Ibu, apakah karena Ibu sudah tidak bisa mengandung lagi? Jika di lihat, anak laki laki itu hanya berjarak beberapa tahun di bawahnya.
Adel merasa kepalanya bertambah berat memutuskan untuk tidur, jarak rumahnya ke rumah Ayah memakan waktu lebih lama. Azzam pasti pulang sedikit terlambat.
...****************...
Kondisi jalanan mulai sepi, Azzam mengemudikan mobilnya dengan santai. Sebenarnya dia canggung, karena Ibu tidak bicara apa apa sedari tadi. Tak biasanya Ibu diam saja seperti ini.
"Ibu."
"Bu."
"Ibu!" Seru Azzam sedikit tinggi, membuat Ibu terkejut.
"Hah,, ada apa Azzam?"
Azzam menggeleng pelan, ternyata Ibu sedang melamun. "Apa yang Ibu pikirkan?"
"Tidak, tidak ada."
"Baiklah," jawab Azzam mulai paham.
Beberapa menit berlalu, akhirnya mereka sampai di pekarangan rumah Ayah. Azzam mematikan mesin mobil, lalu dia keluar di ikuti Ibu.
Bisa dia lihat Ayah sudah menunggu di depan pintu, seolah-olah sedang menyambut kedatangannya. Ayah langsung menghampiri mereka, ia mendekap Ibu walau pelukannya tak di balas.
"Ibu, aku tidak bisa masuk. Adel terlalu lama di tinggal sendiri. Tidak apa apakan?"
"Iya, sana pulang. Kasihan istrimu," jawab Ibu menepuk bahu menantunya.
Azzam hanya mengangguk berpamitan pada Ayah. Ala kadarnya saja, karena dia masih kesal. Azzam masuk ke dalam mobil, menekan klaksonnya sekali sebelum keluar gerbang rumah.
Melihat mobil Azzam yang hilang dari pandangannya, Ibu membawa tasnya masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan Ayah yang mengekori dirinya.
"Ibu.." panggil Ayah, namun hanya di balas dengusan kasar. Kemudian Ibu masuk ke dalam kamar tamu yang berada di lantai bawah. Dia tidak mau tidur dengan Ayah.
"Ibu!" teriak Ayah dari luar seraya menggedor-gedor pintu kamar.
Beberapa kali Ayah memanggil, Ibu tak menyahutinya. Dengan terpaksa Ayah kembali ke ruang tamu yang berdekatan dengan kamar Ibu. Dia akan tidur di sana menunggu Ibu keluar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
dan tak membosankan kan sama sekali
oh ya jangan lupa dukungan nya di novel ku judul nya
istri kecil tuan mafia dan juga
dia imam ku Jagan lupa mampir