“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 28 Kecewa
Keesokan paginya Olivia bangun terlebih dahulu dari Anna, dia membersihkan dirinya dan memasak untuk sarapan. Dia juga menyempatkan diri untuk menghubungi Willy karena beberapa hari lalu dan beberapa hari kedepan dia tidak bisa mengajar dirusun, Olivia mengatakan akan mencarikan guru pengganti untuk mengajar anak-anak rusun.
“Masak apa?” – Anna keluar dari kamarnya dengan muka bantal
“Aku hanya buat pancake” – Olivia sudah menyiapkan 2 piring dan pancake yang sudah jadi
Mereka makan sarapannya dengan lahap, setelah itu Anna bersiap-siap untuk berangkat bekerja.
Mereka berjalan menuju ke toko bunga dan café, mulai membuka dan membersihkan sebelum pelangan dan karyawan mereka datang.
Olivia sudah mulai membuat menu cake untuk dijual sedangkan Anna sudah mengeluarka beberapa bunga dari dalam toko untuk dipajang.
Beberapa jam kemudian para karyawan mulai berdatangan, mereka langsung mengganti pakaiannya dan melakukan tugasnya tanpa diperintah.
Pagi hari ini masih begitu renggang, Olivia berinisiatif untuk berjalan ke toko bunga, dia hanya mengecek.
“Ada pesanan?” – Olivia melihat Anna sedang merangkai bunga
“Ini masih pesanan tuan Ale yang akan dikirim ke kantornya” – Anna tanpa melihat Olivia
“Dia masih memesan, bukannya sudah satu bulan berartikan sudah habis pesanannya” – Olivia heran
“Dari pihak mereka memperpanjang…. Jadi harus dikirim lagi” – Anna
“Di rumah Alm. Tuan Axel bagaimana?” – Olivia penasaran
“Disana tidak diperpanjang” – Anna
“Boleh kirimkan saja Ann, setiap seminggu sekali dihari Sabtu” – Olivia
“Oke, aku akan tambahkan schedule” – Anna mengotak atik komputer didepannya
Tiba-tiba karyawan toko bunga datang sedikit panik
“Mbak, kurir yang biasanya mengantar bunga tidak bisa beroperasi sampai jam 12, dia hanya bisa mengantar dari jam setengah 1, bagaimana mbak?” – pegawai
“Kenapa? Sakit orangnya?” – Olivia bertanya karena dia dekat dengan kurir tersebut, sudah beberapa tahun mereka kerja bersama
“Bukan mbak, kendaraannya bermasalah, sekarang ada di bengkel dan baru keluar nanti jam 12” – pegawai tersebut menjelaskan
“Emang ada berapa pesanan yang harus diantar Ann?” – Olivia bertanya
“Hanya ada 2 kok, Tuan Ale dan Miss Cownel” – Anna mengecek
“Biar aku yang antar” – Olivia menawarkan diri
“Kamu yakin?” – Anna
“Iya sini aku antarkan, aku akan ke Miss Cownel terlebih dahulu terus kestasiun ke kantor Ale” – Olivia menerangkan rutenya
“Oke lah, aku akan menjaga café” – Anna
“Tolong jaga toko bunganya ya mbak” – Olivia meminta kekaryawan yang ada disana
Anna langsung sigap untuk mengemas bunga tersebut agar lebih rapi dan bisa dibawa dengan aman.
Olivia memasuki cafénya, melepaskan apronnya dan membawa barang-barangnya.
Dia membawa 2 bunga yang sudah dibungkus dengan rapi dia berjalan menuju perumahan Miss Cownel, perumahannya tidak terbilang dekat tapi tidak jauh juga. Olivia berjalan menyusuri jalanan menuju rumah tersebut. Hingga akhirnya dia sampai kerumah yang besar dengan halaman yang luas, disana ada satpam rumah yang bertanya kepadanya.
“Mau bertemu dengan siapa mbak?” – Satpam
“Saya mau mengantarkan bunga atas nama Miss Cownel pak” – Olivia
“Bisa saya terima bunganya?” – Satpam sudah siap untuk menerima bunga yang dia bawa
“Ini bunganya pak” – Olivia menyerahkan bunga beserta tanda terimanya.
Tujuan selanjutnya adalah kantor Ale, dia menujuu stasiun dari sini, tapi stasiun disini sangat jauh tidak sesuai perkiraannya. Dia berjalan terus hingga dikagetkan dengan kedatangan mobil mewah hitam dari belakangnya.
“Maaf nona, mau kemana?” – Roy menghampirinya
“Tuhan…. Aku kira siapa…. Aku mau kestasiun, kekantor Ale” – Olivia
“Saya antar Nona, silahkan” – Roy membukakan pintu mobilnya untuk Olivia.
‘kenapa ga dari tadi aja ya aku minta bantuan Roy, aku tidak perlu berjalan jauh-jauh untuk sampai ke rumah Miss Cownel’ – pikirnya
Olivia masuk ke mobil dan duduk di kursi penumpang, mobil melaju beberapa jam untuk sampai ke kantor milik Ale.
“Ehmm Roy, boleh turunkan aku di tempat parkir saja… jangan di lobby” – Olivia takut membuat keributan. Roy terdiam, dia tidak akan melakukan kesalahan lagi jadi dia menimbang keinginan calon istri tuannya
“Pleaseee… aku tidak mau membuat keributan dengan mobil mewah terparkir depan lobby” – Olivia
“Baik nona” – Roy, akan tetap mengawalnya sampai masuk kedalam kantor
Setelah mereka sampai Olivia langsung kekantor, dia menuju ke resepsionis tapi dicegah oleh Roy dan mengarahkannya langsung ke Lift yang biasa tuannya naiki.
Beberapa karyawan disana sediki bingung karena hanya Tuan Ale dan Tim Asistennya saja yang boleh memakai lift tersebut.
Olivia masih setia didampingi oleh Roy menuju ruangan Ale, setelah sampai di lantainya, Olivia langsung menju keruangannya, tidak ada keberadaan Sam disana, pintu ruangan Ale juga terbuka. Ada suara perempuan dia ruangan Ale, Olivia mengintipnya betapa kagetnya dia perempuan itu mencium Ale dengan sangat brutal.
“Hahh!” – Olivia langsung menutup mulutnya agar tidak terdengar dan sedikit menjauh dari sana. Dia kecewa.
“Roy tolong tunggu aku dibawah, aku akan memberikan ini dan langsung pulang” – Olivia
“Baik Nona” – Roy langusng menuju parkiran menyiapkan mobil untuk nonanya
Olivia duduk disalah satu bangku disana. Dia melamun, entah kenapa dia bisa sekecewa ini melihat Ale berciuman dengan seorang wanita, dia bukan Clarisa, Olivia juga tidak tau siapa wanita itu
‘Apa dia pacarnya?’ – pikirannya.
“Nona” – Sam melihat Olivia duduk didekat ruang kerjanya
“Eh Sam, boleh minta tolong berikan ini ke Ale, ini pesanan bunganya, kurir tidak bisa datang mengantar jadi aku sendiri yang mengantar” – Olivia memberikan bunganya ke Sam
“Tidak nona berikan sendiri?” – Sam melihat Olivia sediki aneh
“Tidak usah, dia sedang sibuk didalam” – Olivia langsung pergi begitu saja.
Saat Sam mengetuk pintu tuannya yang terbuka sedikit, ternyata disana sudah ada Nona Eve, dia adalah salah satu model agensinya yang fanatik sekali dengan Ale.
“Tuan” – Sam melirik model itu yang lipstiknya berantakan
“Keluarkan wanita ini dari sini” – Ale dengan wajah dan suara yang menakutkan
“Baik tuan, Nona Olivia kemari tuan mengantarkan pesanan bunganya” - Sam memberikan bunga tersebut ke Ale.
“Dimana dia?” – Ale melirik kearah belakang Sam tidak ada
“Dia pergi tuan, katanya anda sedang sibuk didalam” – Sam melirik Eve
“Silahkan Nona” – Sam mengarahkan tangannya untuk pergi dari ruangan tersebut. Eve dengan wajah ditekuk keluar dari ruangan Ale.
Ale juga keluar dari ruangannya, berjalan cepat menuju lantai bawah. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Lilynya disini
Dia berjalan kearah security yang berjaga.
“Kau melihat Roy kesini?” – Ale
“Iya tuan, tapi sudah pergi dengan seorang wanita” – penjelasan security
Ale kembali keruanganya, dia berjalan mengotak atik ponselnya untuk menghubungi Roy disebrang sana.
“Lily bersamamu?” – Ale to the point
“Iya tuan kami perjalanan ke café” – Roy secara gamplang. Olivia yang mendengar itu tidak peduli, dia menulikan telingan dan mengarahkan pandangannya melihat jalanan kota siang hari.
Disisi lain Ale juga berfikir ‘Lily melihatku dengan Eve berciuman?’ – pikirnya.
Ale kembali ruangannya dan mengambil bunga yang diantarkan oleh Olivia, dia menaruhnya di vas kaca disebelah meja kerjanya.