NovelToon NovelToon
Dr.Amelia: The White Coat Hero

Dr.Amelia: The White Coat Hero

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Dokter Genius / Wanita Karir / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Fantasi Wanita / Careerlit
Popularitas:674
Nilai: 5
Nama Author: nurul natasya syafika

sinopsis Amelia, seorang dokter muda yang penuh semangat, terjebak dalam konspirasi gelap di dunia medis. Amelia berjuang untuk mengungkap kebenaran, melindungi pasien-pasiennya, dan mengalahkan kekuatan korup di balik industri medis. Amelia bertekad untuk membawa keadilan, meskipun risiko yang dihadapinya semakin besar. Namun, ia harus memilih antara melawan sistem atau melanjutkan hidupnya sebagai simbol keberanian dalam dunia yang gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurul natasya syafika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langit Mendung di Balik Ruang Operasi - Bahagian 4: Damai di Akhir Perjalanan

Suasana di kamar Anton terasa hangat dan hening. Setelah diskusi panjang dan emosional pada episode sebelumnya, keluarga Anton akhirnya mulai menerima keputusannya.

Nia duduk di samping tempat tidur Anton, menggenggam tangannya dengan erat, sementara Bagas berdiri diam di dekat jendela, mencoba menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.

"Ayah," Nia berbisik, "Jika ini yang Ayah inginkan, kami akan mendukung Ayah. Kami hanya ingin Ayah merasa damai dan bahagia di waktu yang tersisa."

Anton tersenyum lembut, wajahnya menunjukkan kelegaan yang mendalam. "Terima kasih, Nak. Itu adalah hal terbaik yang bisa kalian berikan kepada saya."

Amelia, yang berdiri di dekat pintu, mengamati momen ini dengan hati yang bercampur aduk. Sebagai dokter, ia merasa lega karena keluarga akhirnya memahami pentingnya menghormati keinginan pasien.

Namun, sebagai manusia, ia tidak bisa sepenuhnya menghilangkan rasa bersalah karena tidak bisa memberikan solusi yang lebih baik untuk menyelamatkan nyawa Anton.

......................

Dengan keputusan yang telah dibuat, perawatan paliatif untuk Anton segera dimulai. Tim medis memastikan bahwa Anton merasa nyaman, tanpa rasa sakit, dan didukung secara emosional. Amelia mengawasi perawatan ini dengan teliti, memastikan semuanya berjalan lancar.

Hari-hari terakhir Anton dipenuhi dengan momen-momen sederhana namun bermakna bersama keluarganya.

Di satu sore yang cerah, Anton meminta tim medis untuk membawanya keluar ke taman rumah sakit. Nia dan Bagas menemaninya, membawa makanan ringan favorit Anton.

Mereka duduk di bangku taman, menikmati udara segar dan suara burung-burung yang berkicau.

Anton terlihat lebih damai dibandingkan sebelumnya. Ia berbagi cerita tentang masa mudanya, memberikan nasihat kepada anak-anaknya, dan mengingatkan mereka untuk tetap kuat setelah ia pergi.

"Nia, Bagas," kata Anton sambil menatap kedua anaknya, "Hidup ini memang penuh dengan ketidakpastian. Tapi saya ingin kalian tahu bahwa saya tidak takut. Saya sudah menjalani hidup saya dengan penuh rasa syukur. Kini, saya ingin kalian melanjutkan hidup kalian dengan cara yang sama."

Momen ini menjadi kenangan berharga bagi Nia dan Bagas. Mereka merasa meskipun waktu Anton terbatas, mereka diberi kesempatan untuk benar-benar terhubung dengannya di hari-hari terakhirnya.

......................

Meskipun semuanya berjalan sesuai rencana, Amelia tidak bisa menghindari rasa bersalah yang terus menghantuinya.

Di ruang istirahat dokter, ia duduk sendirian, memandangi secangkir kopi yang sudah dingin. Kolega sekaligus sahabatnya, Dr. Raka, datang dan duduk di depannya.

"Amelia, apa yang ada di pikiranmu?" tanya Raka.

Amelia menghela napas panjang sebelum menjawab. "Aku merasa seperti gagal, Raka. Aku tidak bisa menyelamatkan Anton. Bagaimana mungkin aku bisa merasa baik-baik saja setelah itu?"

Raka menatap Amelia dengan serius. "Amelia, menjadi dokter bukan berarti kita harus selalu menyembuhkan. Ada kalanya kita hanya bisa memberikan kenyamanan dan memastikan pasien kita memiliki akhir yang bermartabat. Itu pun adalah bentuk penyelamatan."

Amelia diam sejenak, merenungkan kata-kata Raka. "Tapi... aku merasa ada lebih banyak yang bisa kulakukan."

Raka tersenyum tipis. "Kamu sudah melakukan banyak hal, Amelia. Kamu memberi Anton dan keluarganya waktu untuk menerima kenyataan. Kamu membimbing mereka melewati salah satu masa tersulit dalam hidup mereka. Itu adalah hal yang luar biasa."

Perkataan Raka mulai membuka pandangan Amelia. Ia menyadari bahwa tugasnya sebagai dokter bukan hanya tentang menyembuhkan penyakit, tetapi juga tentang memberikan dukungan dan empati di saat yang paling dibutuhkan.

......................

Malam itu, Anton terlihat semakin lemah. Keluarganya berkumpul di sekeliling tempat tidurnya, berbicara dengan lembut, dan membisikkan doa-doa penuh cinta. Amelia dan perawat tetap berjaga di luar ruangan, memberikan privasi bagi keluarga Anton untuk menghabiskan waktu terakhir bersama.

Anton tersenyum samar kepada Nia dan Bagas. "Terima kasih telah menjadi anak-anak yang luar biasa. Ayah bangga pada kalian berdua."

Dengan tenang, Anton menghembuskan napas terakhirnya. Kepergiannya sangat damai, dikelilingi oleh cinta dan dukungan orang-orang terdekat.

Amelia masuk ke ruangan setelah semuanya selesai. Ia memeriksa tanda-tanda vital Anton dan memastikan bahwa ia telah pergi dengan tenang. Ia menatap keluarga Anton dengan penuh empati dan berkata, "Pak Anton telah pergi dengan damai. Saya turut berduka, tetapi saya juga ingin kalian tahu bahwa beliau sangat beruntung memiliki keluarga seperti kalian."

Nia memeluk Amelia, air matanya mengalir deras. "Terima kasih, Dokter. Terima kasih telah membantu kami melewati semua ini."

Beberapa hari setelah kepergian Anton, Amelia mengambil cuti sejenak untuk merenungkan semua yang telah ia lalui. Ia berjalan di taman dekat rumahnya, memikirkan arti pekerjaannya sebagai dokter.

Ia menyadari bahwa meskipun ia tidak bisa menyelamatkan nyawa semua pasiennya, ia memiliki peran yang lebih besar: membantu mereka menemukan kedamaian di tengah penderitaan. Ia memahami bahwa menjaga keseimbangan antara harapan medis dan kenyataan adalah bagian dari tugasnya sebagai seorang dokter.

Amelia juga mulai memahami pentingnya menjaga dirinya sendiri. Ia bertekad untuk lebih memerhatikan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya, agar ia bisa terus memberikan yang terbaik bagi pasiennya tanpa kehilangan dirinya sendiri.

...----------------...

Amelia duduk di bangku taman, tersenyum tipis, sambil menatap matahari terbenam. Ia merasa lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih siap untuk menghadapi tantangan di masa depan.

...****************...

Anton telah pergi, tetapi warisannya tetap hidup dalam hati keluarganya dan Amelia. Bagi Amelia, pengalaman ini menjadi pengingat akan nilai kehidupan, kematian, dan peran seorang dokter sebagai pendamping dalam perjalanan terakhir pasiennya.

Akankah Amelia benar-benar bisa menjaga keseimbangan antara pekerjaannya yang berat dan kebutuhan pribadinya? Bagaimana pengalaman ini akan membentuknya sebagai dokter di masa depan?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kisah Dr.Amelia dan Pak Anton selesai disini.

Nantikan Kisah Dr.Amelia bersama pasien lainnya dimasa akan datang !

1
ahyuun.e
mohon maaf ya ini thor, ini Doktor apa dokter ya? penulisan gelar dokter itu dr. penulisan Dr. itu untuk gelar doktoral atau lulusan s3 jdi mana yg bner ini? tolong di perjelas klo gak tau istilah nama" gelar mending sebutin aja lengkapnya dokter gitu gak usah mke istilah ketimbang salah 🙏🏻
ahyuun.e: sama-sama thor, terus berkarya thor. untuk penulisan gelar depan emang se krusial itu ya thor, kalau salah penulisan jdinya juga salah penyebutan hehe mohon untuk di koreksi kembali apalgi masuk ke judul besar 🙏🏻
Syasmile: haloo makasih sarannya sebelumnya, saya juga ga terlalu merhatiin ini sebelumnya nanti bakal di perbaiki lgi
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!