***
Karena kebodohannya sendiri, Grace harus menghadapi sebuah insiden tak terduga di dalam hidupnya. Dimana dia terpaksa harus terlibat dengan seorang laki-laki yang ia temui disebuah club. Saat itu dia mendapatkan dare untuk mencium seorang pria random disana. Namun sayangnya karena ciuman sialan itu mengantarkannya pada sebuah penyesalan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pria yang ia cium itu ternyata bukan orang yang sembarangan. Dia merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh sekali. Karena pengaruhnya itulah mau tak mau Grace harus membayar mahal atas tindakan bodohnya malam itu.
Akankah Grace sanggup membayar hal tersebut?
***
HALLO GUYS IM BACK!!!
BIJAK DALAM MEMBACA YA! BANYAK MENGANDUNG UMPATAN, DAN TENTU SAJA ADEGAN YG HM-HM. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. SIAP-SIAP BAPER WKWK.
Ig : oviealkhsndi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
***
Enggan berpikiran aneh, Grace memilih segera membersihkan tubuhnya saja. Sebenarnya Grace ingin marah pada pria itu, karena bagaimana bisa dia tahu ukuran underwear yang dipakai olehnya?! Tapi akan lebih malu jika dia mengungkit hal itu. Terserah saja, Grace akan memakainya meskipun ini bukan miliknya sepenuhnya. Atlas juga sudah mengatakan jika dia menyiapkan ini untuk Grace kan?
Selesai mandi, Grace langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk. Nyaman sekali rasanya. Aroma di dalam kamar ini juga sangat menenangkan sekali. Sepertinya dia akan betah berada disini, ya semoga saja.
Sebenarnya ibunya sudah mengajukan keberatan dengan pilihan Grace untuk tidak di apartement dinas. Grace juga sebenarnya enggan tinggal disini, tapi apa boleh buat. Dia sudah diancam oleh Atlas, jadi mau tidak mau Grace harus menuruti kemauan pria itu. Cari aman saja, dari pada semuanya malah runyam nantinya.
Baru saja Grace akan tertidur lelap, tiba-tiba handphonya berbunyi. Dengan kesal ia pun melihat siapa yang menelepon. Dan bisa kalian tebak siapa dia? Yup, Atlas.
"Ganggu banget hidup manusia ini. Bisa gak sih biarin gue tenang sehari aja? Bisa gila gue lama-lama," gerutu Grace kesal.
Dia tidak mau mengangkatnya. Makanya dia langsung mensilent panggilan itu dan mengabaikannya. Bodo amat, dia butuh istirahat dan lagi dia juga sudah sangat mengantuk. Meskipun memang belum terlalu larut malam juga. Tapi Grace memutuskan akan tidur cepat hari ini. Karena ia yakin, besok adalah hari terberat yang akan ia jalani.
Sementara itu dilain tempat, Atlas mendengus kesal saat tidak mendapatkan jawaban dari panggilan yang ia lakukan. Apa gadis itu sengaja atau dia sudah tidur? Tapi masa iya sudah tidur, ini kan belum larut malam. Karena setahunya, Grace itu suka tidur paling lambat jam dua belas malam.
"Kau sudah mengurus urusan di kantor, Daren? Besok gadis itu akan kembali ke kantor," tanya Atlas.
"Sudah tuan. Semuanya sudah saya urus dan bisa saya pastikan kalau tidak akan ada lagi yang membuat nona tidak nyaman."
"Baguslah. Kau boleh pulang."
"Terima kasih tuan."
Setelah diperintahkan membawa mobil Grace dan mengantarnya sampai ke apartement dinas, Daren memang langsung kembali ke kediaman Atlas. Tujuannya ya memberikan kunci mobil milik Grace. Atlas yang memintanya. Entah apa tujuannya. Yang jelas Daren hanya mengikuti perintah bosnya ini.
"Kau benar-benar menguji ku, Gracellin!" ucap Atlas sembari mengeratkan kedua giginya. Bukti kalau dia sangat kesal karena diabaikan.
***
Pagi hari yang cerah pun menyapa. Grace terbangun seperti biasa. Bukan dengan alarm atau pun dengan panggilan ibunya, dia bangun dengan sendirinya. Memang hal ini jarang terjadi, sebab Grace selalu tidur terlambat. Jadi dia selalu kesulitan bangun di pagi harinya. Berbeda ketika ia tidur lebih awal, dia pasti akan terbangun dengan sendirinya.
Grace turun dari atas ranjang dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Tidak perlu mandi, semalam kan sebelum tidur dia sudah mandi. Grace hanya mencuci wajah dan gosok gigi saja.
"Kayaknya gue sarapan diluar aja deh. Kepengen makan roti sandwich sama kopi," gumam Grace.
Gadis itu pun bersiap sekitar satu jam lamanya. Lama, sebab dia kembali ke kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alam. Pagi ini Grace mengenakan pakaian yang ada di dalam lemari. Karena ibunya sibuk dan belum sempat mempackingkan baju untuknya.
Grace mengambil dress satin berwarna merah yang disangga dengan tali spaghetti. Panjang dress itu sampai betis. Selain itu dia juga mengenakan jas oversize untuk menutupi bahu atasnya yang polos. Grace menggerai rambutnya dan kali ini ia menggunakan kaca mata. Bukan karena bergaya, tapi karena matanya memang sedang berair. Kemarin dia terlalu lama menatap laptop dan tidak memberikan jeda istirahat. Alhasil kedua matanya sedikit sakit.
Setelah siap, Grace pun segera keluar dari kamar tersebut tak lupa membawa tasnya yang kemarin. Ia melupakan id card yang ada dirumahnya. Biar lah, dia malas kembali ke rumah, sebab jaraknya lumayan jauh.
Di kantor.
Semua pandangan mata beberapa karyawan yang ada di lobby sampai ke depan lift terus menatap ke arah Grace. Mungkin mereka heran dan aneh karena Grace masuk lagi. Padahal sudah hampir satu minggu lebih dia tidak masuk.
Grace tergolong masih karyawan baru dan belum jadi karyawan tetap. Jadi semua yang ada disana tentu saja heran melihatnya. Tapi Grace malas ambil pusing, dia mengabaikan mereka semua dan terus berjalan masuk. Namun sayangnya langkahnya terhenti saat tiba di depan sebuah pintu masuk menuju lift yang mana jika ingin masuk maka harus menggunakan kartu akses karyawan. Dan kartu itu Grace lupakan. Dia meninggalkannya dirumah.
"Masih jadi karyawan baru saja sudah belagu. Tidak masuk satu minggu dan sekarang tidak bawa kartu akses. Benar-benar tidak disiplin," celetuk seorang karyawan wanita.
Grace melirik sinis ke arah wanita tersebut. Dia mau bekerja di kantor atau club? Kenapa penampilannya sangat mirip dengan wanita penggoda?
"Mana tampilannya so cantik lagi. Berniat kerja atau menggoda big boss?" tanya temannya.
Sabar. Grace tidak boleh terpancing emosi dengan perkataan dua jal*ng ini. Biarkan saja mereka mengoceh, Grace tidak merasa jadi dia tidak perlu marah.
"Sepertinya dia juga sudah menawarkan dirinya pada big boss supaya diangkat jadi sekretaris. Selama ini kan posisi itu sudah lama kosong."
"Iya benar. Aku yakin dia sudah rela mengangk*ng hanya demi sebuah jabatan."
Tapi lama-lama Grace juga gemas dengan ucapan dua jal*ng ini. Dia tidak suka dengan ucapan mereka yang sudah mengatakan hal yang tidak-tidak.
"Dia diam berarti dia memang merasa hal yang seperti itu. Tidak aku sangka, wajah seperti ini ternyata sangat mengejutkan. Polos berkedok jal-,"
PLAKKK!!!
Tamparan halus dan lembut namun mematikan akhirnya melayang. Grace sama sekali tidak bisa menahan dirinya lagi. Mulut mereka sudah tidak bisa ditoleransi lagi.
"DASAR WANITA MURAHAN! BUKANNYA SADAR DIRI MALAH MENAMPAR KU!!" umpatnya kesal.
"KEMARI KAU!!"
Wanita tersebut hendak menarik Grace. Namun tiba-tiba saja ada seseorang yang menahannya. Bukan, bukan Atlas. Grace saja tidak kenal pria ini siapa. Tapi wajahnya...
"P-pak Mahes," ucap wanita tersebut terbata.
"Bawa mereka ke ruangan. Termasuk wanita ini," titah pria bernama Mahes pada bodyguard yang ada disana.
"Baik, pak."
Dua wanita yang mengata-ngatai Grace tadi langsung ditarik menuju ke ruangan lain yang ada disana. Sementara Grace jalan sendiri. Tidak ada bodyguard yang berani menariknya. Sepertinya karena kedudukan Grace di perusahaan ini atau mungkin karena perintah Atlas?
Entahlah, Grace malas berpikir banyak. Takutnya kepalanya pecah jika dia memikirkan hal yang tidak patut dipikirkan.
tbc.
typo thor
lanjut thor makasihhh up nya kayak minum obat 1x3 tapi berasa cepet bacanya