"Kamu jangan khawatir, Archiena. Saya yang akan menikahi kamu." ~ Kaivan Arsangga Diando.
***
Tepat di hari pernikahannya, Archiena harus menelan pil pahit. Kekasih, atau calon suaminya terbukti selingkuh dengan adik kandungnya sendiri selama bertahun-tahun.
Perasaan Archiena dihancurkan oleh dua orang yang paling ia percaya dalam hidupnya, meski begitu tak ragu sama sekali baginya untuk membatalkan pernikahan.
Namun karena nama baik keluarganya dipertaruhkan disini, terpaksa Archiena pun menikahi om dari kekasihnya yang juga berkorban untuk keluarganya.
Lantas bagaimana kehidupan Archiena dan Kaivan, akankah keterpaksaan itu berubah menjadi kebahagiaan atau malah penderitaan?
Update setiap hari ‼️
Follow Instagram : Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setitik Fakta
Kaivan menatap dokter di depannya dengan perasaan gelisah. Ia yang baru kembali dari rumah sang oma, langsung tancap gas ke rumah sakit untuk memeriksa kondisinya.
Kondisi yang selama bertahun-tahun Kaivan derita, sebuah penyakit yang obatnya adalah diri sendiri lalu dibantu oleh keluarga khususnya pasangan.
"Belakangan ini gue nggak bisa mengendalikan kemarahan,, bahkan gue hampir membentak istri gue sendiri." Ucap Kaivan dengan lirih.
Dokter muda di hadapan Kaivan menghela nafas, lalu tersenyum khas. Ia menopang kedua tangannya di atas meja agar bisa bicara lebih dekat dengan pasien sekaligus temannya ini.
"Gue tahu mengendalikan emosi itu susah, dan butuh bantuan dari orang terdekat. Ada baiknya lo cerita masalah ini sama istri lo itu." Aldavi, dokter pribadi sekaligus sahabat Kaivan sejak kuliah.
Aldavi sangat mengenal Kaivan, bahkan ia yang paling tahu tentang penyakit yang diderita oleh sahabatnya itu.
Sebagai sahabat dan seorang dokter, Aldavi selalu berusaha untuk menyembuhkan penyakit Kaivan.
Kaivan menatap ke samping, menghindari tatapan sahabatnya yang meminta dirinya untuk bercerita pada istrinya, Archie.
"Gue takut Archie ninggalin gue, gue nggak mau. Gue terlalu cinta sama dia, Dav." Ucap Kaivan menundukkan kepalanya.
Aldavi tersenyum, ia menepuk bahu sahabatnya dengan pelan.
"Bagus, akhirnya lo ngaku kalau lo cinta sama Archie, mantan pacar ponakan lo." Aldavi sedikit terkekeh mendengar pengakuan sahabatnya.
Kaivan menatap Aldavi dengan sinis. "Gue kesini mau berobat, lo malah ngeledek." Cibir Kaivan ketus.
"Ya nggak apa-apa lah, gue kan dokter sekaligus sahabat lo." Sahut Aldavi semakin tertawa.
"Berisik." Ketus Kaivan melipat kedua tangannya di dada.
Aldavi bangkit dari duduknya, ia lalu berjalan mendekati Kaivan dan ganti duduk menjadi di meja kerjanya.
"Mulai sekarang gue nggak akan izinin lo beli obat penenang lagi." Ucap Aldavi dengan tegas.
"Maksud lo?" Tanya Kaivan mengerutkan keningnya.
"Kai, dari awal obat penenang itu bukan solusi. Lo yang maksa sendiri, dan sekarang gue nggak akan izinin lagi." Jawab Aldavi dengan tegas.
"Borderline personality disorder, gangguan itu nggak selalu solusinya obat, lo butuh orang terdekat untuk bantu sembuhkan." Lanjut Aldavi dengan pelan dan penuh pengertian.
"Siapa? Archie? Lo pikir dia bakal mau nerima keadaan gue dengan mudah?" Tanya Kaivan dengan suara yang tak kalah pelan.
"Gimana kalau dia justru ninggalin gue, gue nggak akan sanggup dan penyakit sialann ini malah makin buruk nantinya." Tambah Kaivan putus asa.
"Lo bilang Archie cewek baik, berarti lo bohong? Archie itu cewek jahat ya? Pendusta?" Tanya Aldavi sengaja memancing emosi Kaivan.
"Atau dia nggak peduli sama lo? Dia bukan istri yang baik? Yaudah, buat gue aja." Aldavi semakin menjadi-jadi.
"Brengsekk!!!" Kaivan mengumpat lalu bangkit dari duduknya.
Tanpa jeda, Kaivan mencengkram jas dokter Aldavi dengan penuh emosi. Ia tidak bisa mendengar sesuatu yang buruk tentang istrinya.
Archie gadis yang baik, wanita yang baik dan istri yang baik.
"Jaga mulut lo, istri gue baik dalam segala hal!" Ucap Kaivan penuh penekanan.
"Kalau gitu buktikan sama gue, buat gue percaya kalau Archie cewek baik dengan ceritakan kondisi lo sama dia. Gue mau lihat apa reaksi perempuan itu." Pinta Aldavi dengan nada menantang.
Kaivan menghempaskan tubuh Aladavi, ia lalu melangkah menjauh dan berdiri di dekat jendela. Kaivan memijat pelipisnya.
"Archie perempuan yang baik, tapi bagaimanapun gue bukan orang yang dia cinta. Dia belum tentu mau menerima kondisi gue, Dav." Ucap Kaivan semakin lirih.
Kaivan benci kondisinya yang tidak bisa mengendalikan amarah, ia akan selalu emosi setiap melihat, dan mendengar jika miliknya di sentuh atau diganggu orang lain.
Borderline Personality Disorder, sebuah penyakit dimana penderitanya sulit untuk mengendalikan emosi. Gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati, perilaku, dan hubungan yang tak stabil.
Kondisi yang biasanya membuat Kaivan emosi, cemas dan sedih secara berlebihan bahkan ketika dia hanya menyaksikan sesuatu yang tidak ia suka.
Ambil saja contoh ketika Archie bersalaman dengan karyawannya yang lain. Saat itu Kaivan benar-benar emosi dan murka, entah mengapa ia tidak suka melihat Archie bersentuhan dengan pria itu.
Kaivan tidak rela, Kaivan cemas dan marah bahkan ia sampai mengumpat di dalam ruangannya.
"Lo cintanya atau bukan gue juga nggak tahu, tapi mau gimana pun lo itu suaminya. Gue yakin dia peduli sama lo." Ucap Aldavi lalu berjalan mendekati sahabatnya.
"Cerita ya sama Archie, daripada dia nanti tahu dari orang lain, dia bakal kecewa bahkan bisa aja dia malah pergi." Tambah Aldavi mengusulkan.
Kaivan menatap Aldavi, apa yang sahabatnya itu ucapkan membuat Kaivan tersadar.
Apa begitu? Apa dia harus cerita sebelum Archie tahu dari orang lain dan nantinya malah meninggalkan dirinya.
"Percaya sama gue, Kai. Istri lo pasti akan bantu untuk lo sembuh, dia pasti akan setia sama suaminya." Tutur Aldavi lalu menepuk bahunya.
Kaivan hanya diam, ia masih berusaha untuk mencerna kata-kata sahabatnya. Kaivan bimbang, ia takut jika hal-hal yang tidak diinginkan malah terjadi.
"Saya cinta sama kamu, Kai. Maaf jika perlakuan saya sangat buruk sama kamu selama ini." Batin Kaivan menundukkan kepalanya.
Tolong! Jangan kali ini, Kaivan akan memberitahu alasan kenapa dia cuek pada Archie disaat dirinya mencintai gadis itu. Kaivan akan cerita, namun dia butuh waktu.
Kaivan hanya perlu waktu untuk menyakinkan dirinya sebelum cerita dan mengatakan tentang perasaannya.
WAHHH, OM KAIVAN SAKIT GAISS😫
Bersambung......................................
Lanjut thor