Tidak seperti namanya yang berarti Ratu, Queen selalu menjadi wanita yang tidak pernah diratukan oleh pria yang dicintainya. Daniel, cinta pertamanya yang sudah empat tahun ia perjuangkan cintanya tidak pernah membalas cintanya. Begitu pun dengan Kevin yang sudah berstatus sebagai suaminya. Bahkan Kevin dengan teganya merencanakan pernikahan di saat dirinya masih mengandung anak mereka walau status pernikahan mereka hanyalah sementara.
Tak ingin hatinya semakin terluka akibat pernikahan mereka yang akan berujung perpisahan membuat Queen memilih pergi meninggalkan Kevin sebelum melahirkan. Kepergian Queen dari hidup Kevin berhasil membuat Kevin menyadari arti hadirnya Queen dalam hidupnya selama ini dan membuat Kevin menyesal karena terlambat menyadari perasaannya.
Penyesalan Kevin pun tiada guna karena Queen telah pergi dari hidupnya bersama pria yang siap memberikan seluruh hati dan hidupnya hanya untuk Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Detik-detik persalinan
Kevin menghembuskan nafas kasar di udara. Kini ia sudah harus kembali bersiap menghadapi kemarahan keluarga Queen dan Daniel. Jika sejak kemarin ia sudah menyiapkan diri mendapatkan amukan dari keluarga Queen, kini ia kembali harus mempersiapkan diri menahan amarah dari Daniel. Walau pun Daniel selama ini tidak mencintai Queen dan Queen-lah yang selalu memaksa mempertahankan hubungan mereka, namun di saat Queen disakiti seperti saat ini Daniel pasti akan marah besar kepadanya mengingat betapa besarnya hati Queen mengikhlaskan perpisahan di antara mereka.
"Agh, sepertinya aku sudah harus kembali." Ucap Marvel setelah membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. "Aku harap kau dapat memahami apa yang aku bicarakan saat ini dan tidak akan menjadi penyesalan untukmu di kemudian hari." Pesan Marvel lalu beranjak tanpa menunggu jawaban dari Kevin. Menurutnya saat ini tugasnya sudah selesai memberi pengertian pada Kevin dan membiarkan Kevin untuk lebih jujur pada perasaannya sendiri.
Sementara Kevin memilih diam di posisinya seraya menatap punggung kekar Marvel yang mulai lenyap dari pandangannya. "Aku tidak ingin menjadi manusia yang merugi." Gumam Kevin lalu memejamkan kedua kelopak matanya diiringi helaan nafasnya yang kian memberat.
*
Mirza terlihat tengah berjalan terburu-buru keluar dari bandara dengan raut wajah yang terlihat begitu cemas. Saat sudah berada di luar bandara, Mirza memperhatikan sekitarnya untuk mencari keberadaan sopir pribadinya. "Itu dia." Ucap Mirza lalu melangkah lebar sambil menyeret kopernya ke arah mobil.
"Cepat jalankan mobilnya!" Titah Mirza setelah sang sopir memasukkan koper miliknya ke dalam bagasi.
Sang sopir pun mengangguk patuh tanpa bertanya lebih dulu. Setelah mobil melaju meninggalkan bandara, Mirza pun segera melakukan panggilan pada Bi Sarni yang tadi sempat mengirimkan pesan singkat padanya saat masih berada di dalam pesawat.
"Agh, sakit." Suara rintihan kesakitan Queen terdengar jelas di telinga Mirza. Wajah Mirza semakin cemas dan hatinya mulai tidak tenang memikirkan kondisi Queen saat ini.
"Bibi, apa Bibi mendengarkan saya?" Tanya Mirza dengan cepat.
"Saya mendengarnya, Tuan." Suara Bi Sarni terdengar tak kalah cemas di seberang telefon.
"Perut Queen sakit, Bibi..." Queen terdengar menangis kesakitan.
"Apa benar Queen sudah ingin melahirkan, Bi?" Tanya Mirza dengan nada semakin cemas.
"Sepertinya begitu, Tuan. Bisakah Tuan segera sampai karena perut Nona Queen semakin sakit, Tuan." Pinta Bi Sarni.
"Tunggulah sebentar saya akan segera sampai. Saat ini saya mohon agar Bibi bisa menenangkan Queen sampai saya tiba di rumah." Ucap Mirza.
"Baik, Tuan." Balas Bi Sarni yang masih terdengar cemas.
Mirza pun mematikan panggilan telefonnya lalu menarik nafas panjang. Setelah merasa cukup tenang, ia pun meminta sopir untuk menepikan mobilnya dan segera turun dari dalam mobil. "Biar saya saja yang menyetir. Queen sedang membutuhkan saya saat ini." Ucap Mirza dengan cepat.
Sang sopir pun mengangguk patuh lalu memutari mobil untuk duduk di sebelah kemudi. Setelahnya Mirza pun segera melajukan mobilnya dengan kencang. Untung saja suasa jalanan saat itu sepi sehingga mobilnya bisa melaju kencang tanpa hambatan. "Tunggu aku, Queen." Gumam Mirza seraya menambah kecepatan mobilnya.
Tak memakan waktu lama, lima belas menit kemudian mobil pun telah sampai di depan rumah milik Queen. Mirza segera turun dari dalam mobil dan segera berlari masuk ke dalam rumah.
"Queen..."
"Kak Mirza..." Ucap Mirza dan Queen hampir bersamaan.
"Perutku sakit, Kak... sangat sakit..." adu Queen sambil menangis.
Mirza tak menanggapi ucapan Queen dan lebih memilih mengangkat tubuh Queen dan menggendongnya. "Tenanglah, Kakak akan segera membawamu ke rumah sakit." Ucap Mirza lalu berjalan dengan langkah lebar keluar dari dalam rumah diikuti Bi Sarni di belakangnya sambil menenteng tas yang berisi perlengkapan persalinan Queen.
"Bibi temani Queen di belakang. Saya akan menyetir mobilnya sendiri." Ucap Mirza setelah membantu Queen masuk ke dalam mobil.
Bi Sarni mengangguk patuh dan segera masuk ke dalam mobil. Pun dengan Mirza yang segera masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobil menuju rumah sakit.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
kepin bakal balik lagi ke Quee