NovelToon NovelToon
Terjerat DUDA Mafia

Terjerat DUDA Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

Prang!!!

Seeeeettt!!

Hujan deras menyelimuti malam ketika Hawa Harper mendapati sebuah mobil mewah terguling di jalan sepi. Di balik kaca pecah, ia melihat seorang pria terluka parah dan seorang anak kecil menangis ketakutan. Dengan jantung berdebar, Hawa mendekat.

“Jangan sentuh aku!” suara pria itu serak namun tajam, meski darah mengalir di wajahnya.

“Tuan, Anda butuh bantuan! Anak Anda—dia tidak akan selamat kalau kita menunggu!” Hawa bersikeras, melawan ketakutannya.

Pria itu tertawa kecil, penuh getir. “Kau pikir aku percaya pada orang asing? Kalau kau tahu siapa aku, kau pasti lari, bukan menolong.”

Tatapan Hawa ragu, namun ia tetap berdiri di sana. “Kalau aku lari, apa itu akan menyelamatkan nyawa anak Anda? Apa Anda tega melihat dia mati di sini?”

Ancaman kematian anaknya di depan mata membuat seorang mafia berdarah dingin, tak punya pilihan. Tapi keputusan menerima bantuan Hawa membuka pintu ke bahaya yang lebih besar.

Apakah Hawa akan marah saat tahu kebenarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 - Bicara Berdua

Malam itu, setelah selesai makan malam di rumah keluarga Harper, Hawa, Harrison, dan Emma kembali ke mansion mereka. Perjalanan yang melelahkan membuat Emma cepat terlelap. Hawa, yang menemani Emma tidur, merasa lega melihat gadis kecil itu tidur dengan tenang. Namun, ketika ia selesai dan kembali ke kamarnya, ia tidak menemukan Harrison di sana.

Rasa penasaran menghampirinya, tetapi ia memilih untuk beristirahat. Ia tahu Harrison mungkin sedang sibuk dengan sesuatu yang penting.

Sementara itu, di ruang kerja, Harrison tengah berdiskusi serius dengan Ares.

“Ares, apa pesan dari Papi?” tanya Harrison dengan nada rendah, tetapi jelas menunjukkan keseriusannya.

Ares mengangguk sambil menyerahkan tablet berisi pesan dari Harvey Noah, ayah Harrison. “Tuan Besar meminta Anda untuk pulang. Beliau ingin mendengar semuanya langsung dari Anda, termasuk siapa Hawa sebenarnya. Beliau tidak ingin informasi ini bocor ke orang luar sebelum keluarga tahu.”

Harrison mendesah, memijat pelipisnya. “Aku sudah menduga ini akan terjadi cepat atau lambat. Baiklah, aku akan menelepon beliau malam ini.”

Harrison langsung menghubungi papinya, Harvey Noah, melalui telepon. Suaranya tegas namun tetap sopan ketika berbicara dengan pria yang sangat ia hormati.

“Papi,” sapa Harrison.

“Jadi benar?” suara Harvey terdengar berat. “Ada seorang wanita dalam hidupmu sekarang?”

“Iya, Papi,” jawab Harrison tanpa ragu. “Namanya Hawa Harper. Dia adalah wanita yang membawa kebahagiaan dalam hidupku dan juga hidup Emma.”

“Apa dia tahu siapa kamu sebenarnya, Harrison?” tanya Harvey dengan nada dingin.

Harrison terdiam sejenak sebelum menjawab, “Belum, Papi. Tapi aku akan memberitahunya. Aku tidak ingin menyembunyikan apapun darinya.”

Setelah percakapan panjang, Harvey memutuskan bahwa Harrison harus membawa Hawa ke rumah besar mereka esok malam untuk bertemu seluruh keluarga.

***

Keesokan harinya, suasana mansion terasa lebih tenang. Emma sedang bermain dengan Nikki di rumah Malika Harper, memberikan waktu luang bagi Harrison dan Hawa untuk berbicara.

Harrison, yang saat weekend sedang menunggu di ruang tamu sambil membaca koran. Ketika Hawa turun dari lantai atas, ia menatap wanita itu dengan senyuman hangat.

“Hawa, bisa kita bicara sebentar?” tanya Harrison dengan nada lembut.

Hawa mengangguk, sedikit bingung tetapi tetap tenang. “Tentu, Mas. Ada apa?”

Harrison mengajak Hawa duduk di sofa panjang di dekat jendela. Sinar matahari pagi masuk melalui tirai, memberikan nuansa damai pada ruangan itu.

“Hawa,” Harrison memulai, suaranya sedikit berat. “Aku ingin jujur padamu tentang sesuatu yang mungkin akan mengubah pandanganmu tentangku.”

Hawa mengerutkan kening, merasa ada sesuatu yang besar akan diungkapkan. “Katakan saja, Mas. Aku siap mendengarnya.”

Harrison menarik napas panjang sebelum melanjutkan. “Aku bukan hanya seorang pengusaha biasa. Di balik semua ini, aku adalah salah satu dari bos mafia di negara ini. Bisnis utamaku adalah perdagangan senjata.”

Mata Hawa membelalak, dan ia terdiam sejenak. Pernyataan itu membuatnya terkejut, tetapi ia tidak langsung bereaksi negatif.

“Maafkan aku karena baru memberitahumu sekarang,” lanjut Harrison. “Aku tahu ini terdengar menakutkan, tetapi aku tidak ingin ada kebohongan antara kita. Aku juga ingin memastikan kamu tetap aman, apa pun yang terjadi.”

Hawa menunduk, mencoba mencerna informasi itu. Setelah beberapa saat, ia mendongak dan menatap Harrison dengan mata yang tenang.

“Mas Harrison,” ujarnya pelan, “aku menghargai kejujuranmu. Ini memang mengejutkan, tetapi aku tidak akan langsung menghakimimu. Aku percaya setiap orang memiliki alasan atas pilihan hidupnya.”

Harrison menatap Hawa dengan ekspresi lega. “Terima kasih, Hawa. Aku tahu ini tidak mudah bagimu.”

“Sekarang, giliran aku yang jujur, Mas,” kata Hawa tiba-tiba.

Harrison mengangkat alis, menunggu Hawa melanjutkan.

“Kenapa aku memilih menjadi suster daripada bekerja di perusahaan keluargaku?” Hawa mulai berbicara, suaranya lembut namun penuh keyakinan. “Itu karena aku ingin membantu orang-orang yang benar-benar membutuhkan. Aku ingin menjadi penolong, terutama bagi mereka yang sakit tetapi tidak punya biaya. Aku sering membayar tagihan rumah sakit pasien secara diam-diam.”

Harrison menatap Hawa dengan kekaguman yang tulus. “Itu keputusan yang sangat mulia, Hawa. Aku semakin yakin bahwa kamu adalah wanita yang tepat untukku dan Emma.”

Hawa tersenyum, pipinya merona. “Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar, Mas.”

Harrison meraih tangan Hawa, menggenggamnya dengan lembut. “Terima kasih telah menjadi dirimu sendiri, Hawa. Aku merasa beruntung karena kamu ada di hidupku.”

Setelah keheningan beberapa saat, Hawa akhirnya tersenyum lembut pada Harrison. “Mas, terima kasih karena sudah jujur padaku. Aku tahu tidak mudah untukmu mengatakan semua ini.”

Harrison membalas senyuman itu dengan penuh ketulusan. “Aku tidak ingin ada rahasia di antara kita, Hawa. Terlebih sekarang, saat aku merasa hubungan kita sudah berada di tempat yang lebih serius.”

Hawa tersipu mendengar kata-kata itu. Dia merasa jantungnya berdebar-debar, tetapi dia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa Harrison benar-benar serius.

“Mas, apa Rencanamu selanjutnya?” tanya Hawa akhirnya, suaranya terdengar penasaran.

Harrison menghela napas dalam, lalu menatap Hawa dengan tatapan penuh keyakinan. “Malam ini, aku akan membawamu ke rumah besar keluarga Noah. Aku ingin memperkenalkanmu pada Papi, Mamiku dan keluargaku secara resmi.”

Hawa terkejut mendengar itu. “Malam ini?”

“Iya,” jawab Harrison tegas. “Aku sudah berbicara dengan Papi semalam. Mereka ingin bertemu denganmu dan mengetahui siapa wanita yang telah mencuri hati anak mereka.”

Wajah Hawa memerah mendengar kalimat itu. “Tapi, Mas… apa mereka tidak akan menilai aku terlalu sederhana? Maksudku, aku hanya seorang suster…”

Harrison menggeleng cepat. “Hawa, kamu adalah orang yang paling tulus dan baik yang pernah aku temui. Status atau pekerjaanmu tidak akan mengubah apa pun. Kamu adalah wanita yang aku pilih, dan aku yakin Papi dan Mami juga akan melihat hal itu.”

Hawa terdiam, mencoba menenangkan kegugupan yang mulai merayap di dadanya. Ia tahu bahwa ini adalah langkah besar dalam hubungan mereka, tetapi ia juga tidak bisa menahan rasa takut akan penilaian keluarga Harrison.

“Mas, aku hanya berharap aku tidak mengecewakanmu,” ucap Hawa pelan.

Harrison meraih tangan Hawa dan menggenggamnya erat. “Kamu tidak akan pernah mengecewakan aku, Hawa. Kamu sudah melakukan lebih dari cukup untuk membuat aku dan Emma merasa bahagia. Dan aku yakin, setelah malam ini, keluargaku juga akan menyadari betapa berharganya kamu.”

Hawa hanya bisa mengangguk, meskipun hatinya masih dipenuhi kegelisahan. Namun, tatapan yakin Harrison memberikan kekuatan tersendiri untuknya.

***

Hari itu berlalu dengan cepat. Harrison membantu Hawa mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan keluarganya. Dia bahkan meminta bantuan seorang stylist untuk memastikan penampilan Hawa benar-benar memukau.

Hawa, yang awalnya merasa canggung, akhirnya menerima bantuan tersebut. Ia tidak ingin membuat Harrison kecewa, meskipun dalam hatinya ia tetap merasa gugup.

“Mas, apa ini tidak terlalu berlebihan?” tanya Hawa sambil melihat gaun elegan berwarna pastel yang disiapkan untuknya.

Harrison tersenyum kecil. “Tidak, Hawa. Kamu layak mendapatkan yang terbaik. Dan aku ingin keluargaku melihat betapa cantiknya kamu, baik di luar maupun di dalam.”

Perkataan Harrison membuat wajah Hawa kembali memerah. Ia merasa sangat dihargai oleh pria itu.

Saat sore menjelang, Harrison memastikan bahwa semua persiapan sudah selesai. Ia bahkan menelepon Papinya sekali lagi untuk memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana.

“Aku sudah tidak sabar untuk memperkenalkanmu pada keluargaku, Hawa,” ucap Harrison saat mereka akhirnya siap untuk berangkat.

Hawa menatap Harrison dengan senyuman kecil, meskipun ia masih merasa gugup. “Aku harap mereka menyukaiku, Mas.”

“Mereka pasti akan menyukaimu,” jawab Harrison yakin.

Saat mereka masuk ke dalam mobil, Hawa merasa campuran antara kegugupan dan harapan. Harrison, yang duduk di sampingnya, meraih tangannya dan menggenggamnya erat.

“Malam ini adalah awal dari sesuatu yang besar, Hawa,” bisik Harrison lembut.

Hawa hanya bisa tersenyum kecil, meskipun hatinya berdebar kencang. Ia tahu bahwa malam ini akan menentukan banyak hal dalam hubungan mereka.

Mobil mulai melaju menuju rumah besar keluarga Noah, meninggalkan mansion dengan suasana yang penuh harapan dan kegelisahan.

Hawa yang menatap ke luar jendela, merenungkan semua yang telah terjadi dan apa yang akan datang. Harrison, yang duduk di sampingnya, tampak tenang namun penuh keyakinan, siap menghadapi apa pun demi wanita yang kini menjadi pusat hidupnya.

Bersambung.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hi semuanya, jangan lupa ya like dan komentarnya. Batu kasih hadiah yang banyak ya lagi pengajuan kontrak.

Terima kasih.

1
Astuti Setiorini
konflik mulai muncul..semoga smua berjaln lancar
ziear: amin.
total 1 replies
Astuti Setiorini
kluarga horison udah merestui
beybi T.Halim
baru mampir.,sepertinya menarik.,perempuan yg kuat💪💪
ziear: terims kasih kak.
happy reading
total 1 replies
Astuti Setiorini
wah malu2 kucing emma dan papanya emma
ziear: ho oh kak, gimana kalau...
ah tunggu ya kelanjutannya.😁😍
total 1 replies
HARTINMARLIN
semoga impian mu terwujud Emma
ziear: amin ya allah.🤲
total 1 replies
Astuti Setiorini
luar biasa
ziear: Terima kasih kak dukungannya.🤗😁🙏
total 1 replies
Astuti Setiorini
semgat emma smoga rencanamu terwujud
ziear: amin ya allah.
total 1 replies
HARTINMARLIN
lanjut lagi
ziear: siap kak, tunggu ya.
🙏
total 1 replies
Astuti Setiorini
sama sama canggung
ziear: setuju, malu malu tapi...
total 1 replies
HARTINMARLIN
luar biasa
ziear: Terima kasih kak🙏
total 1 replies
HARTINMARLIN
akankah Horison akan jatuh cinta sama Hawa
ziear: Hem, kita lihat perjuangan keduanya ya kak. Bagaimana keduanya akan bersama atau tidak?

Terus baca kelanjutan kisah mereka ya kak🙏🤗
total 1 replies
ziear
terima kasih sarannya kak
Astuti Setiorini
coba hawa bisa bela diri pasti bisa melindungi diri sendr dan emma dr musuh papanya emma
HARTINMARLIN
lanjut lagi
ziear: besok ya kak kelanjutannya.
🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!