NovelToon NovelToon
Mr. Adam & Mrs. Ana

Mr. Adam & Mrs. Ana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Playboy / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Sudah pukul 7 pagi dan Ana masih terlelap, sedangkan Adam sudah sedari tadi terbangun dan memandangi wajah cantik Ana.

Hari ini adalah hari pertama Ana masuk ke perusahannya, tapi dia masih tertidur pulas.

Tiba-tiba mata indah Ana terbuka, dia melihat tatapan Adam yang mengarah padanya.

Deghhh!!

Ana langsung mengecek ke dalam selimut.

"Masih utuh." Gumam Ana, sedangkan Adam terkekeh melihat tingkah Ana.

"Apa kamu pikir aku akan memakanmu saat kamu mabuk? Aku bukan pria seperti itu, meski sebenarnya tadi malam kamu selalu menggodaku."

Wajah Ana langsung berubah merah seperti udang rebus.

Dia segera turun dari ranjang dan menuju kamar mandi.

"Jangan lupa handuknya?" Teriak Adam.

Ana langsung berlari mengambil handuk, wajahnya begitu merah menahan rasa malu.

"Benar-benar bocah, aku jadi tambah menyukainya."

Adam kini terlihat menghubungi seseorang.

"Apa kalian sudah mengurus semuanya?"

"Baiklah, sebentar lagi dia ke sana, bilang pada penjaga, jangan katakan apapun meskipun nanti dia terlambat."

Adam segera mengakhiri panggilannya setelah Ana keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk.

Dia berlari kecil di hadapan Adam menuju walk in closet, Adam yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Setelah selesai berpakaian, Adam dan Ana kini sudah terlihat rapi.

Dari tadi Ana tidak henti-hentinya mengukir senyum.

"Akhirnya aku bekerja di perusahaan." gumam Ana.

Ia sangat ingin bekerja di perusahaan, meski dia tidak menyangka akan bekerja di perusahaan terkenal itu.

"Sayang... Pakaikan dasiku."

Ana memicingkan matanya saat mendengar panggilan dari Adam.

Namun, dia tetap memasangkan dasinya meskipun merasa tidak nyaman, karena Adam terus menerus menghirup rakus wangi tubuhnya.

"Jangan terlalu dekat?" Ana masih memasangkan dasi ada Adam meski sedikit kesulitan.

"Aku sangat bahagia, andai kamu mau tinggal disini, aku pasti merasa sangat senang." Adam menarik pinggang ramping Ana mendekat ke arahnya.

"Adam ayo, kita sudah terlambat!" Ana mencoba menghindar dari Adam.

"Semalam kamu yang terus-terusan menggodaku, tapi kenapa sekarang malah ingin menjauh. Padahal semalam ..."

"Stop, ayo kita turun aku sudah lapar." Ana benar-benar merasa malu.

Apa yang telah dia lakukan semalam? Apa dia benar-benar menggoda Adam? Dia sama sekali tidak mengingatnya.

Mereka turun kebawah untuk sarapan, Ana menikmati sarapannya dengan tenang, Adam yang hanya melihat Ana makan rasanya sudah kenyang.

"Kenapa, apa aku belepotan?"

Ana mengusap bibirnya dengan tisu, namun Adam masih terus memperhatikannya.

"Terserah!!" Ana memutar bola matanya malas lalu melanjutkan makanannya.

Setelah sarapan, Ana hendak keluar gerbang menunggu taksi.

"Ayo naik, sampai kapanpun tidak akan ada taksi yang lewat."

Mansion Adam berjarak cukup jauh dari rumah-rumah orang lain, kecuali memang ada sengaja memesan taksi atau ada taksi kosong yang kebetulan melintas setelah mengantar penumpangnya.

Tapi, hampir tidak ada taksi yang melewati daerah itu.

Ana terpaksa masuk ke dalam mobil yang sama dengan Adam.

Mereka sama-sama terdiam, Adam sibuk dengan tabletnya, sedangkan Ana sibuk dengan penselnya.

Tak lama kemudian mobil mereka mulai memasuki daerah perkotaan.

"Pak, turunkan saya disini saja ?" Ucap Ana pada sopir pribadi Adam.

Namun, sopir tersebut tidak berhenti sebelum majikannya langsung yang memerintahkan.

"Adam, turunkan aku di sini, aku tidak mau orang-orang berfikir yang aneh-aneh." Ana menarik tangan Adam.

"Memangnya kenapa kalau mereka melihat, mereka tidak akan ada berani berkata buruk tentang kita." Adam masih melihat ke arah tabletnya tanpa perduli dengan Ana.

"Baiklah, kalau kamu tidak mau berhenti, aku akan melompat." Ana mencoba membuka pintu mobil, tapi sayangnya mobil itu terkunci.

"Adam, turunkan aku disini, aku mohon." Ana memohon pada Adam.

"Panggil aku dengan baik."

"Adam, aku mau turun disini."

"Tidak."

"Kak Steve aku ..."

"Lalu apa aku harus memanggil Om?"

"Sayang."

"Hahahah, tidak mau, aku jijik dengan panggilan itu?" tolak cepat.

"Ya sudah kamu tidak akan..."

"Baiklah, Sayang, aku turun disini ya?" ucap Ana malas.

Raut wajah Adam langsung berubah berseri, dia segera mencium Ana.

"Baiklah, hati-hati sayang, nanti kita makan siang bersama."

Ana segera keluar, dia merasa geli saat mendengar Adam memanggilnya dengan sebutan sayang.

"Gila .." Gumam Ana.

"Aku gila karenamu, Sayang."

Ana segera pergi, dia berjalan kaki, karena kantor sudah terlihat di depan mata.

Sedangkan Adam masih mengikuti di belakang Ana, takut terjadi sesuatu pada kekasihnya itu.

Ana sudah tiba di depan gedung, yang di sana terpampang jelas nama perusahaan tersebut, perusahaan yang banyak di impikan oleh banyak orang terutama kaum hawa.

"Permisi Pak, maaf saya terlambat." Ana tahu kalau dia sudah terlambat hampir setengah jam.

Tidak apa-apa Nona, kami masih memaklumi karena ini hari pertama anda bekerja." Security itu tersenyum ramah meski sebenarnya dia merasa ketakutan.

"Terimakasih banyak Pak." Ana segera masuk ke dalam gedung pencakar langit itu.

Dibelakangnya, Adam segera menyusul Ana, semua orang membungkuk hormat saat CEO perusahaan tersebut telah tiba.

Ana yang melihat semua orang membungkuk dia juga ikut membungkuk.

"Selamat pagi, Pak?" Sapa para karyawan.

Adam tidak perduli, dia terlihat sangat angkuh, Adam melirik ke arah Ana sekilas, kemudian berlalu menuju lift khusus petinggi di kantor itu.

"Aku harus kemana sekarang? Kantornya besar sekali." Ana masih takjub melihat kemewahan kantor tersebut.

Hingga tak lama kemudian seseorang datang dan meminta Ana ke ruangan yang telah di tentukan.

"Mari Nona, anda sudah di tunggu oleh Pak Elliot." Ana mengangguk, dia mengikuti wanita yang sangat terlihat sangat seksi itu.

Ana memperhatikan seluruh karyawan wanita yang ada di sana, mereka semua terlihat sangat seksi.

"Seperti wanita yang berkerja di club saja." batin Ana.

Ana terlihat sangat mencolok, dia hanya memakai pakaian formal seperti karyawan pada umumnya dan terlihat berbeda dari yang lain.

Tok...tok...tok..

"Permisi Tuan." wanita itu membungkuk hormat seraya membuka pintu.

"Ayo kamu masuk, jangan membuat onar." Bisik perempuan yang tadi mengantar Ana.

Ana mengangguk, dia masuk ke dalam dan terkejut melihat Adam yang sudah duduk disana dengan senyum yang sulit di artikan.

"Kenapa kamu disini, bukannya Pak Elliot yang..."

"Duduk..."

Ana duduk di hadapan Adam.

"Kamu akan bekerja di lantai 5 bersama yang lainnya. Aku tidak akan memperlakukanmu secara spesial di sini, Sayang. Tapi, saat di luar baru kita sepasang kekasih."

"Ya aku tahu, itu adalah kesepakatanku dari kemarin, bukan kemauanmu?" Ana memang sudah mengatakan itu sebelumnya pada Adam.

"Baiklah, Sayang, selamat bergabung di perusahaan Steve Corporation. Jangan berani-berani nakal. Ingat, kamu hanya milik seorang Adam." Bisik Adam dengan suara yang di buat seksi.

"Ehem.." Ana berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya. Ia sebenarnya merasa merinding saat mendengar bisikan Adam.

"Boleh aku keluar sekarang?"

Cup!!

"Biar semangat kerjanya." Adam mengecup bibir Ana sekilas.

Ana tersenyum, sebenarnya dia sangat senang karena Adam memperlakukannya dengan baik.

Tapi dia masih ketakutan mengingat perlakuan Adam yang sangat kasar padanya waktu itu.

Ana keluar dari ruangan itu dan berpapasan dengan Elliot.

"Hai Ana, masih ingat aku?"

"Ya aku ingat." Ana tersenyum kearah Elliot.

"Ehem!!!"

Elliot dan Ana menoleh ke arah suara tersebut.

"Bekerja lah dengan baik. Ingat, ini hari pertamamu berkerja, kamu mau gaji kamu saya potong?"

"Dasar aneh!" Ana mendelik malas dan segera berlalu dari sana, sementara Elliot tersenyum melihat keberanian Ana.

"Apa kamu mau aku pecat?" sentak Adam dengan tatapan membunuh.

"Tenang Bro, aku hanya kagum melihat keberaniannya. Akhirnya ada seseorang yang tidak takut pada seorang Steve Adam." Elliot segera menyusul Ana masuk ke ruangannya.

************

************

1
♥Kat-Kit♥
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Mamimi Samejima
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Jihan Hwang
hai thor aku mampir..mampir juga dikaryaku ya jika berkenan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!