NovelToon NovelToon
Painkiller

Painkiller

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: pink berry

Kata orang pernikahan adalah salah satu hal yang paling membahagiakan. Tapi ternyata mereka salah. Menikah dengannya dan hidup bersama dengannya adalah awal dari sumber sakit yang kurasakan. Awal dari luka yang tak pernah sembuh dan sakit yang selalu tak berujung. Bahagia? Apa itu? Rasanya itu seperti mimpi disiang bolong. Jika itu mimpi, maka mimpi itu ketinggian. Tapi.. Bolehkan aku menggapai mimpi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pink berry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sang Pemangsa

"Cari dia, Orion. Kau harus membalaskan dendam yang terkubur selama bertahun-tahun. Dia harus merasakan kehilangan yang sama dengan yang kau rasakan." Mendengar itu Orion mengepalkan kedua tangannya. Ia bertekad akan menemukan siapa pelakunya.

Langit di malam itu semakin terang benderang dengan adanya cahaya bintang di atas nya. Bulan tampak bersembunyi di balik awan. Sinarnya memancarkan cahaya terang ke bumi.

Orion berjalan kearah mobil nya dengan langkah yang begitu tegas. Tatapan mata nya terlihat begitu dingin. Rahang tegas nya menambah kesan bahwa pria ini sedang tidak ingin di ganggu.

Pintu mobil tertutup dengan sempurna. Ia meremat stir mobil dengan kedua tangannya. Tatapannya begitu tajam ke depan. Api amarah nya mulai berkobar. Pikirannya masih tentang perkataan Tuan Lee tadi.

Pria itu sama sekali tidak bercanda dengan perkataan nya. Kaluna, nama mendiang istrinya di sebut lagi. Menambah kesan tersendiri bagi Orion. Kepergian Kaluna telah direncanakan.

Seseorang yang sangat dekat dengan dirinya, seseorang dari dunia bawah dan politik. Keluarga ternama. Seorang adik dan istri yang sangat di sayangi. Orion mengerutkan keningnya. Otaknya sedang berfikir keras sekarang.

Siapa? Orang terdekat nya yang memiliki latar belakang seperti itu? Orion mendengus pelan. Dirinya tersentak seketika. Satu nama muncul di kepala nya. Qian Kun. Apa pria itu?

Satu-satunya yang Orion kenal sekarang ialah Qian Kun. Pria yang juga memiliki latar dunia hitam dan kehormatan dari publik. Qian Kun.

Tapi... Siapa wanita itu? Apa istrinya? Istri Qian Kun? Hmm bisa jadi. Orion merogoh sakunya, ia menatap serius ke arah ponsel nya. Jarinya mulai mengetik sesuatu di layar ponselnya.

Tak selang berapa lama, ponsel itu berbunyi menampilkan sebuah pesan yang sudah di tunggu-tunggu oleh Orion tadi. Senyum tipis terukir di bibir nya. Gotcha!

Orion menemukan nya sekarang. Istri dari Qian Kun. Alreisha Putri Aruna.

Ia menatap lekat foto tersebut. Matanya membola. Wanita ini... Kenapa sangat mirip dengan istri nya? Kaluna... Perasaan apa ini? Kenapa wanita ini begitu mirip dengan nya?

"Kaluna... Ini kamu sayang?" tatapan tajam itu berubah menjadi sendu. Orion mengusap lembut layar ponselnya. Dadanya terasa sesak sekarang. Ada perasaan bahagia dan bingung bercampur menjadi satu.

Wanita ini, bagaimana bisa begitu mirip dengan mendiang istrinya? Mata hazel nya, begitu mirip dengan Kaluna. Tatapan teduh itu, senyum lembut miliknya kenapa seperti Kaluna.

Orion tersenyum tipis. Tatapannya melembut. "Tunggu Mas sayang" ucapnya seperti berbisik. "Sebentar lagi kita akan bertemu, kita pulang ke rumah kita ya?" ucap Orion pada foto di ponsel nya.

Orion seperti lupa akan niat awalnya. Semangat nya seperti muncul kembali. Kaluna nya telah kembali. Dan dia siap untuk menjemput istrinya itu.

Tanpa ia sadari jika dirinya telah salah orang. Wanita itu Alreisha, bukan Kaluna. Alreisha istri Qian Kun. Alreisha wanita nya Qian Kun, milik Qian Kun.

Tekad itu semakin kuat. Ia harus bertemu dengan wanita ini segera. Ia harus bertemu dengan wanita tercinta nya. Perlahan ia menjalankan mobilnya. Senyum tipis tak lepas dari bibir nya sejak tadi.

Orion seperti menemukan kembali kebahagiaan nya yang telah lama hilang. Dan dirinya siap untuk menyambut kebahagiaan yang telah lama hilang itu.

"Kaluna... Tunggu Mas sayang" ucapnya sekali lagi pada dirinya. Raut kebahagiaan terbit di wajahnya. Orion... Bahagia sekarang.

Sementara itu, ditempat yang berbeda, di kediaman Keluarga Qian Kun. Keluarga kecil itu sedang berkumpul di ruang keluarga. Sang kepala keluarga sedang membaca buku sambil menggenggam erat tangan sang istri. Sesekali tangan nya berpindah mengelus perut rata sang istri.

Senyum manisnya tak pernah pudar dari wajah tampannya. Sesekali ia mencuri pandang ke arah istri nya yang juga sedang fokus membaca.

Ketiga anak mereka sedang asik bermain di lantai dengan beralaskan karpet bulu berbahan lembut. Si kembar Leon dan Atlas, dan si bungsu Senja. Ketiganya sedang asik dengan dunianya masing-masing.

Sesekali si anak tengah Atlas, dengan usilnya mengganggu sang adik, Senja. Sesekali wajah protes Senja menimbulkan gelak tawa bagi sang kakak. Bagi Atlas mengganggu Senja adalah bagian dari hobinya.

Sedangkan si sulung Leon, lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan membaca buku. Sama seperti ayahnya. Dibanding Atlas, Leon lebih pendiam dan tidak banyak bicara nya. Mirip seperti ayahnya. Ya, ayahnya.

Sesekali matanya melirik kearah kedua orang tuanya. Ayahnya yang sedang mengajak bicara sang adik didalam perut bunda mereka. Ya, calon adik mereka.

Anak itu tersenyum begitu tipis, saking tipis nya tidak terlihat jika ia sedang tersenyum. Leonidas Evander anak itu akan banyak bicara nya jika sedang bersama sang bunda. Senyum manis nya hanya akan ia berikan kepada sang bunda, Alreisha.

Ketika berbicara dengan ayah atau adik-adik nya, ia akan berbicara seperlunya. Selebihnya hanya menggeleng atau menggangguk. Leon selalu menjadi bulan-bulanan nya Atlas. Si tengah dengan sifat cerianya. Berbanding terbalik dengan kakaknya.

Atlas Helios, si tengah dengan sifat cerianya. Dia adalah si pencair suasana. Rumah besar ini akan terasa sepi jika tidak ada si anak tengah. Entah sifat cerianya datang dari mana, yang pasti anak ini sedikit berbeda dengan kakak dan adiknya.

Berbeda dengan Senja, Aqhisa Senja Athena Qian. Si bungsu ini lebih sering menghabiskan waktu nya dengan sang ayah. Benar-benar anak ayah sekali. Walaupun sering bertengkar dengan Atlas, dia lebih merasa dekat dengan Atlas ketimbang Leon.

Dalam sehari bisa dihitung dengan jari beberapa kali mereka berbicara. Bagi Senja, Kak Leon adalah ayah versi lebih galak. Senja selalu menjaga jarak dari kakak tertuanya itu. Berbicara dengan Kak Atlas lebih baik dari pada harus berbicara dengan Kak Leon.

Kak Atlas adalah bunda versi laki-laki jika sedang mengomel. Se cerewet itu anaknya. Tidak bisa diam barang sedetik.

Semenjak kehadiran mereka berdua, Senja sudah tidak kesepian lagi. Ia sudah ada teman bermain sekarang. Rumah ini juga tidak sesepi dulu. Setidaknya itu bisa mengobati rasa kesepian nya Senja, dikala ayah dan bunda sedang sibuk bekerja.

Anak itu menatap wajah tenang Leon. Sejak awal pertemuan mereka, Leon memang tidak banyak bicara nya. Ia hanya bicara seperlunya saja. Berbeda dengan Atlas, anak itu yang menyapa nya terlebih dahulu.

Leonidas Evander, dia hanya berubah menjadi banyak bicara ketika sedang bersama sang bunda. Anak itu juga akan menunjukkan sisi lemahnya jika bersama dengan bunda.

Bunda... Sosok yang kehadiran nya begitu penting di dalam rumah ini. Sosok hangat yang selalu membersamai langkah kami. Bunda itu adalah pengendali. Dia.. Wanita dengan hati yang begitu besar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!