[𝐄𝐥𝐝𝐡𝐨𝐫𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬#𝟏]
ON GOING!!!
Percayakah kalian dengan sesuatu yang berbau sihir?. Di Eldhora itu sudah menjadi hal yang lumrah. Namun tak hanya karena penyihirnya, ada keluarga bangsawan, ksatria, dan roh yang diberi kesempatan kedua menjadi satu dalam tempat ini
Alarice Academy. Sebuah sekolah yang menjadi tempat impian semua warga Eldhora. Cerita ini tentang Esther, seorang bangsawan yang memiliki takdir luar biasa
Bersama dengan anak-anak dari asrama lain, mereka diberi tugas untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan di masa lalu
Apakah mereka mampu mengalahkan kegelapan yang telah lama terkunci, ataukah nasib Eldhora akan terjebak dalam lingkaran tak berujung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FILIA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 08
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
"Sebenarnya ... untuk apa kalian memberikanku benda mengerikan begitu?!"
Keadaan hening karena mereka semua terkejut. Esther meringis ngilu saat kepalanya berdenyut luar biasa
"A-air, tolong." Suster dengan cepat memberikan segelas air yang langsung dihabiskan Esther
"Nak-."
"Aku mau sendiri. Kalian juga harus istirahat kan?" Esther menarik selimut kemudian menutup seluruh tubuhnya
Suster mengambil gelas kosong kemudian keluar. Adrian merangkul Molly dan menyusul meninggalkan ruangan
Valent melirik masternya yang mengambil cincin emas itu kemudian pergi, dia segera berlari mengejarnya
"Master!. Sebenarnya apa yang terjadi?!" Antonious diam
"Dia … melihat sesuatu dibawah alam sadarnya."
"Apa?!"
"…Kau tak perlu khawatir Valent. Dia akan baik'saja." Antonious kembali berjalan
"Mana bisa aku tidak khawatir!. Dia itu … muridku." Valent memelankan suaranya dan berhenti
Antonious tertegun. Valent memanglah guru muda yang juga merupakan alumni Roylt. Dia bersama Adrian dan Molly dulunya adalah tiga sekawan dari Roylt
Molly merupakan putri yang paling cantik dan baik sehingga menjadikannya primadona, dia sangat suka belajar sihir dan bermain dengan anak-anak Novare. Adrian adalah seorang pangeran yang humoris, dia berteman dengan siapa saja dan selalu ada bahan untuk berbincang
Berbanding terbalik dengan Valent yang dingin tapi punya otak diatas rata-rata. Bisa dibilang dia ini campuran Roylt dan juga Alkemis, walau sikap kepemimpinan nya diyakini oleh banyak orang sekaligus Antonious
Tapi biarpun dia menjadi pemimpin Roylt atau wakil pemimpin akademi, dia bukan tipe yang menganggap muridnya, karena dia sangat tahu bangsawan seperti apa
"Begitu ya. Aku paham kekhawatiran mu, tapi kau pun tau kondisi gadis itu sedang tidak baik'saja kan?. Seperti yang kau bilang, dia itu muridmu." Antonious pergi meninggalkan Valent yang membeku
"Baik, master."
...Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ...
Keesokan harinya berjalan seperti biasa. Esther memaksa dirinya untuk pergi sekolah, hingga jam makan siang pun datang
"Hey, kenapa makanmu sedikit?. Sup nya tidak enak?" ucap Erynn menyadari Esther hanya menyuap sedikit
"Aku tidak selera makan."
"Walau begitu bagaimana kau bisa fokus belajar dengan perut kosong?. Mau ku ambilkan yang lain?" Freya menawarkan diri
"Tidak, terimakasih. Ini sudah cukup."
Freya dan Erynn saling tatap, mereka sama-sama menyadari anak-anak angkatan kedua Roylt saat ini tengah menatap meja mereka
"Esther, adikmu dari tadi memperhatikan kesini," bisik Freya
"Tak usah hiraukan. Aku malas mengurus itu."
Jam makan siang selesai, mereka bertiga berpisah. Tapi bukannya kembali ke pelajaran selanjutnya, Esther memilih untuk bolos dengan mengelilingi akademi
"Esther." Sang empunya nama tersentak, dia menatap sekeliling rupanya tanpa sadar dia terus berjalan sampai ke asrama Alkemis
"Ahh kau sibuk ya."
"Tidak, sama sepertimu." Atlas diam dan mengusap tengkuknya
"Kau … sudah membaik?" Esther tertegun dan mengangguk
"Baguslah. Aku mau menemuimu saat istirahat kedua nanti tapi kau malah datang sendiri, ayo ke perpustakaan!" Atlas langsung pergi begitu saja
Esther hendak menyusul tapi kemudian dia melihat seseorang bertubuh tegap di kaca paling atas asrama Alkemis, dia sempat tertegun saat bertatapan dengan sepasang mata berwarna hijau zamrud itu
"Esther?. Ngapain kau?!"
"A-ah iya aku datang." Esther membuang pikirannya dan segera pergi, tanpa dia sadari sepasang mata hijau tadi langsung menghilang dalam sekali kedip
Mereka berdua akhirnya sampai di perpustakaan. Esther terkesima karena baru pertama kali datang. Perpustakaan Alarice Academy adalah satu-satunya perpustakaan antik yang punya apa saja di Eldhora
Orang-orang dari luar kadang diperbolehkan masuk saat akhir pekan demi mengemban ilmu di perpustakaan ini
"Wow, sudah berapa lama perpustakaan ini berdiri?"
"Sebelum Alarice tercipta." Esther tertegun
"Kau!. Cepat isi nama hadir sebelum masuk!" seru guru pengawas perpustakaan
Atlas tersenyum kecil melihat Esther yang kelabakan lalu memberikan pena bulu karena dia lebih dulu menulis namanya
"Kau mau ikut denganku mencari buku atau mau keliling dulu?" kata Atlas
"Ah aku ikut saja."
Mereka berdua segera pergi ke salah satu rak yang berisi buku-buku kuno. Esther menyadari perhatian anak-anak perempuan yang berada di kursi baca tengah memperhatikan mereka, lebih tepatnya Atlas
"Kau populer di asrama Valora ya."
Atlas hanya mengangkat pundaknya kemudian mengambil satu buku
"Pegang ini." Esther menerima buku itu dengan tatapan jijik karena buku itu sangat penuh debu
"Kenapa harus buku-buku lama begini?"
"Kau pikir ada yang mau membuat versi baru?. Justru jaman sekarang tidak ada lagi yang penasaran dengan sejarah, sudah cepat cari tempat duduk."
Esther mendengus kesal kemudian mereka berdua duduk di kursi baca. Atlas meniup debu disana dan membukanya
Tulisan-tulisan di dalamnya yang mulai memudar menandakan kalau buku itu sudah sangat lama berada disana
"Tunggu, kau tak memakainya?" Atlas meraih tangan kiri Esther yang kosong
"Ah aku mengembalikannya. Tapi memangnya informasi penting tentang benda keramat begitu bisa didapatkan dengan mudah?"
"Tidak. Buku aslinya ada pada kepala master, Antonius Ethanol. Ini hanya sedikit informasi."
Esther diam, mimpi yang ia lihat semalam benar-benar membuatnya tidak tenang. Atau itu bukanlah mimpi?
"Ah ketemu." Esther tersadar dari lamunannya dan dengan cepat menatap ke buku
"Cincin itu namanya Empyreal Circlet. Yang digunakan kaisar pertama, Darian Aranthor, saat menyelamatkan Eldhora. Sama seperti yang terjadi di lapangan kemarin, cincin ini punya elemen cahaya dan juga logam."
"Bukan, bukan itu yang mau ku cari tahu. Aku sama sekali tak peduli dengan benda-benda keramat begitu," kata Esther menarik perhatian Atlas
"Lalu?"
"Apa yang terjadi … seabad yang lalu?"
...Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ...
Di dalam kelas, Alarion melirik satu kursi kosong yang seharusnya diisi oleh Esther
"Oh bel istirahat kedua sudah berbunyi, lanjutkan lagi nanti ya!. Selamat siang!" Professor itu segera pergi dari ruangan
Alarion terus saja menatap dingin kursi itu sampai tak sadar keempat temannya berjalan mendekat
"Hee!!. Yang Mulia sedang jatuh cinta ya?!" Alarion terkejut dan menatap kesal mereka bertiga yang tertawa
"Hentikan Benjamin, itu kekanakan," sahut Sebastian. Dia satu-satunya pangeran yang tidak suka mengganggu karena dia sendiri menyukai ketenangan
Benjamin hanya cengengesan. Seorang laki-laki lagi duduk di hadapan Alarion kemudian memberikan satu botol soda
"Ada apa?. Pikiranmu sedang kacau ya saat ini," ujar Diego. Dia pangeran primadona yang hampir mengencani seluruh siswi di akademi
Alarion menghela nafas kemudian meneguk air soda itu hingga sisa setengah
"Aku bukan kepikiran yang macam-macam. Hanya saja … dia punya Empyreal Circlet." Mereka berempat terdiam
"Hmm, aku juga merasa ada yang aneh. Kau yang keturunan asli kaisar pertama tapi malah seorang putri yang identitasnya tertutup yang dapat benda keramat begitu. Tapi kan dia dari keluarga Genevieve, mungkin itu anugerah?. Yahh kalian taulah seberapa baiknya keluarga itu," tutur Malvin. Pangeran bermata sipit yang memimpin kelompok pembullyan di akademi
"Kau cemburu?. Katanya kalian sudah berteman dari kecil," sahut Benjamin sambil duduk diatas meja. Dia adalah keponakan Adrian Gallagher, jadi wajar kalau sifat humoris mereka sama
"Hahh bukan begitu. Ah sudahlah-."
Alarion beranjak hendak pergi tapi tiba-tiba saja Valent memasuki kelas membuat keadaan hening seketika
"Masing-masing dari kalian ambil ini." Valent memberikan tumpukan lembaran yang kemudian dibagi
Perhatian pria 25 tahun itu teralihkan pada Alarion
"Master!. Apa maksudnya ini?" Benjamin mengangkat tangannya
"Kau tak bisa baca ya?. Itu formulir pendaftaran Mythic Trails yang akan diadakan bulan depan. Karena kalian sudah angkatan ketiga maka boleh mendaftarkan diri, tapi kalau tidak mau tidak apa. Sekalian saja cabut logo Roylt di seragam kalian."
Mereka semua terdiam. Alarion menyipitkan matanya tak suka, sampai pintu belakang kelas terbuka menampilkan Esther yang baru saja datang
"Darimana saja kau?" Esther tertegun baru sadar
"A-ah kan bel istirahat sudah berbunyi, pak- eh master." Esther dengan cepat duduk di kursinya dan menatap sekeliling dengan bingung
"Itu apa?" tanyanya pada teman sebangku yang memegang selembaran
"Master formulir nya kurang!" seru gadis itu
"Benarkah?. Kalau begitu selesai kelas nanti pergi ke ruangan ku, selamat siang." Valent pergi begitu saja
"Ahh nyebelin deh, dia sengaja ya bawa sedikit. Alarion kau bisa ambil punyaku kalau mau," kata Diego
"Gak. Ambil saja." Alarion melirik Esther yang tidur dengan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan
'Dari sekian banyaknya orang, kenapa dia?'
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...