Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.
Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Sore harinya, Raja dan Laila seperti biasa akan menghabiskan waktu berdua lebih dulu sepulang dari kampus sampai magrib menjelang. Mereka pergi ke Cafe beramai-ramai, Raja bersama Laila, Erik dengan Bunga, Haikal dengan kekasihnya dan Ivan sendirian.
"Kalian pesan saja apa yang kalian mau. Nanti gue yang bayar."
Setelah mengucapkan itu, Raja duduk berdua di sudut meja bersama Laila. Keduanya memesan minuman dan makanan yang sama.
"Aku pengen banget kenalan sama Abah kamu, jadi kalau nganterin kamu tuh kita nggak perlu diem-diem La." ujar Raja pada Laila.
"Jangan dulu Ja, Abah masih kekeh mau jodohin aku sama Firhan. Kalau kamu dateng bilang kamu itu pacarku, yang ada malah Abah nikahin aku sama dia tanpa persetujuanku."
Mendengar jawaban Laila, Raja terdiam. Dia sangat ingin mendekatkan diri dengan keluarga Laila. Tapi Laila takut justru membuat Abah nya marah dan akhirnya menikahkan Laila dengan Firhan semakin cepat.
"Apa aku harus mengancam si Culun itu La ? Biar dia pergi jauh dari Kota ?" tanya Raja mencari solusi secara instan.
"Nggak perlu begitu Ja, sabar. Aku yang akan cari cara biar bisa menikah sama kamu jika Abah nggak setuju. Okeh !"
Raja mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban atas ucapan Laila. Setelah cukup lama mengobrol dan bercanda, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang karena sudah jam lima sore. Takutnya Laila kena omel Abahnya jika sampai magrib belum pulang.
Sepanjang perjalanan, Raja selalu ingin mencium tangan Laila. Entah kenapa dia tak ingin jauh dengannya. Tanpa mereka sadari, kemesraan keduanya tak luput dari seseorang yang terus memantau pergerakan mereka.
Tak berselang lama, Raja sudah sampai mengantar Laila sampai ujung gang seperti biasanya. Raja yang tidak biasanya turun, kini dia menuruni motornya dan memeluk Laila secara tiba-tiba hingga jadi pusat perhatian.
"Raja, Jangan seperti ini. Malu dilihat banyak orang."
Raja tak memperdulikan itu, entah kenapa perasaan nya gelisah dan ingin terus bersama Laila. Raja melepas pelukannya dan menatap wajah Laila dengan lekat dan tersenyum.
"Sayang... Apa kau mau jika kabur denganku dan menikah diluar Negeri ?" tanya Raja menatap Laila dengan intens.
"Kenapa harus kabur Ja ? Kita masih bisa kok nikah disini." sahut Laila yang juga menatap mata Raja.
"Aku nggak yakin kalau disini, takutnya Abah kamu tahu lebih dulu dan memisahkan kita." ucap Raja lagi.
"Kau kenapa Ja ? Kita kan udah sepakat mau nikah setelah lulus kuliah nanti lima bulan lagi. Kenapa sekarang ingin mengajakku kabur ?"
Raja terdiam, dia menunduk dan kembali menatap wajah Laila.
"Entahlah, perasaanku gelisah mikirin kamu sayang. Aku merasa kau akan pergi meninggalkan aku. Aku... Aku takut Abahmu memisahkan kamu dariku. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu Laila."
Mendengar ucapan Raja, Laila merasa khawatir pada Raja. Laila semakin tahu, bahwa cinta Raja sangat besar padanya. Hingga membuatnya gelisah jika ada yang ingin memisahkannya. Laila menggenggam tangan Raja dan menyentuh pipinya.
"Sayang percayalah, Aku hanya milikmu. Tidak ada yang bisa memiliki tubuhku selain dirimu, tidak ada yang bisa mengisi hatiku selain kamu. Jiwa dan Raga ini semua sudah kuserahkan untukmu, jika ada yang memisahkan kita, itu tandanya maut yang akan mempertemukan kita kembali. Sayang, aku sangat mencintaimu. I Love You Raja."
"I Love You More sayang."
Setelah saling mengungkapkan perasaan terdalamnya, mereka berdua berpelukan saat Adzan Magrib berkumandang. Jantung Laila dan Raja berdetak lebih cepat dari biasanya. Keduanya merasakan hal yang sama, merasakan kegelisahan yang tidak bisa ditahan.
"Aku pulang ya. Jika ada apa-apa langsung kabari aku. Aku pasti akan datang menjemputmu." ucap Raja lalu menaiki motornya.
"Iyaa, Kau juga hati-hati, kabari aku jika sudah sampai dirumah."
Raja menganggukkan kepala sebagai jawaban dan menyalakan motornya. Raja menatap Laila sekali lagi dan tersenyum padanya. Laila juga melakukan hal yang sama, mereka saling melambaikan tangan dan setelah itu Raja tancap gas melajukan motornya untuk segera pulang.
Laila melangkah pergi menuju rumahnya setelah kepergian Raja. Dia meneteskan air matanya takut apa yang dia rasakan akan terjadi. Sambil terus berjalan, Laila terus mengusap air matanya agar Abah Faris tak curiga jika melihatnya menangis.
Ditengah jalan, Raja melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Dia ingin segera sampai dirumahnya karena sudah magrib. Jalanan juga sepi karena semua umat muslim sedang melaksanakan kewajibannya untuk beribadah.
Saat sedang berbelok, Motor Raja menabrak sebuah Mobil yang menghadang nya ditengah jalan. Raja langsung menginjak rem secara mendadak dan motornya terbang bersamanya.
Raja berguling-guling ditengah aspal dan motornya jatuh jauh darinya. Raja merasakan lemas karena tubuhnya terbentur mobil dengan begitu kerasnya.
"Aaww.. Ssttt.."
Saat melihat Raja sudah terjatuh, Seseorang keluar dari mobil tersebut sambil membuang putung rokok di kepala Raja yang masih menggunakan helm. Pria itu melepas helm Raja dengan kasar. Hal itu membuat Raja terkejut setelah melihat siapa yang membuatnya terjatuh.
"Raka..." gumam Raja sambil meringis menahan sakit dilengannya.
"Ya ! Aku Raka ! Kenapa ! Kau terkejut melihatku disini !"
Dengan suara baritonnya Raka dan ke empat anak buahnya ingin menghajar Raja. Raka menyimpan dendam padanya karena Raja selalu saja memenangkan balapan yang diadakan olehnya.
Melihat Raka memutarinya Raja langsung berdiri sambil memegang lengannya yang sakit karena saat terjatuh membuatnya tergelincir sedikit. Dan tanpa Aba-aba, Raka menghajar Raja dari belakang menggunakan balok yang dipegang oleh anak buahnya.
"Aargh.."
Raja jatuh berlutut menahan tengkuknya yang sangat sakit. Raja lalu menggelengkan kepalanya untuk menetralkan rasa pusingnya kemudian kembali bangkit berdiri ingin membalas Raka.
Saat akan membalas, kepala Raja kembali di hajar oleh Raka menggunakan besi hingga membuat keningnya mengeluarkan darah segar yang mengucur ke bawah.
"Aargh.. Ba-ng-sa-att !"
Raja mengumpulkan tenaganya dan menghajar Raka, dia menghajar menggunakan tangannya karena tidak mempunyai senjata apapun. Saat sedang menghajarnya, bahu Raja ditarik oleh anak buah Raka dan kembali di pukul menggunakan besi.
Raja terhuyung jatuh menghadap aspal sudah tak sanggup berdiri karena kepalanya sudah sangat pusing dan penging. Hal itu membuat Raka menarik jaket Raja dan menyeretnya hingga ke semak-semak yang ada disana.
Mereka lalu secara bersamaan menghajar Raja menggunakan senjata ditangan masing-masing. Raja di pukuli disemua tubuhnya, di kepala menggunakan besi, punggungnya menggunakan balok dan kakinya terus diinjak oleh anak buah Raka membuat Raja terus berteriak kesakitan.
Setelah tak berdaya dan tak sadarkan diri, mereka meninggalkan Raja begitu saja.
"Ayo pergi ! Sebelum ada yang melihat !"
Semua akhirnya melangkah pergi. Senjata balok dan besi juga mereka bawa agar tidak meninggalkan jejak. Sebelum menaiki mobil, Raka menyuruh anak buahnya menyiram bensin di motor Raja dan menyuruhnya dibakar agar kejadiannya terlihat seperti kecelakaan.
Setelah motornya terbakar, mereka meninggalkan Raja begitu saja. Mereka menaiki mobilnya dan melajukan mobilnya tanpa memperdulikan Raja yang sudah tak berdaya.
...----------------...
Bersambung...