Aku hidup kembali dengan kemampuan tangan Dewa. Kemampuan yang bisa mewujudkan segala hal yang ada di dalam kepalaku.
Bukan hanya itu, banyak hal yang terjadi kepadaku di dunia lain yang penuh dengan fantasi itu.
Hingga akhirnya aku memiliki banyak wanita, dan menjadi Raja Harem yang membuat semua pria di dunia ini merasa iri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karma-Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perang Masa Lalu
"Apa yang terjadi, Brian? Kenapa kelima goblin itu tidak menanggapi seranganmu barusan?" tanya Catrine kebingungan.
"Aku tak tahu, mereka sepertinya sedang membahas sesuatu sangat penting, makanya mereka tak peduli dengan kehadiran kita," jawabku apa adanya. Lagi pula, aku memang tak mengerti dengan situasi aneh di dalam dungeon ini.
Seeet!
Helena tiba-tiba melepar belati ke arah salah satu goblin, tapi serangannya tidak berdampak sama sekali, malah belati itu langsung mental seakan ada sesuatu yang menghalanginya.
"Sungguh aneh, mereka juga masih belum bereaksi meski sudah berhasil menahan seranganku," ujar Helena sembari geleng-geleng tak berdaya.
"Ayo kita hampiri mereka, siapa tahu mereka bukan musuh kita," saranku, lalu berjalan perlahan ke arah kelima goblin itu.
Catrine dan Helena mengekoriku dengan takut-takut, kedua gadis itu tampak agak ragu akan keputusan yang telah aku ambil.
"Gwara ... Gwara ... Gwara ...."
"Kuk ... Kuk ... Kuk ... Kuk ...."
"Ga ... Ga ... Ga ... Ga ...."
"Kekekek ... Kekekek .... Kekekek ...."
"Hia ... Hu ... Na ... Hia ...."
Aku mendengar suara-suara aneh dari mulut kelima goblin itu, sontak aku perhatikan juga pakaian yang dikenakan oleh mereka. Dan ternyata mereka memiliki pakaian yang berbeda dengan penampilan yang berbeda juga.
Singkatnya, ada lima jenis goblin dengan lima jenis kemampuan yang sedang mengobrol di tempat ini. Hanya itu saja informasi yang bisa aku dapatkan setelah memperhatikan cukup laa tingkah laku dari kelima goblin itu.
"Apa kalian bisa bahasa goblin?" tanyaku kepada Catrine dan Helena.
"Nggak, mana mungkin kita bisa bahasa monster yang berasal dari benua kegelapan," sahut Helena.
"Bentar-bentar, sepertinya aku agak akrab dengan bahasa goblin-goblin ini," ujar Catrine, memberanikan diri mendekat ke sisi salah satu goblin.
"Ah, ternyata ini bahasa kuno, bukan bahasa dari benua kegelapan. Para goblin ini sepertinya bukan mahluk jahat," lanjut Catrine usai mendengar percakapan kelima goblin itu.
"Benarkah? Lalu, apa yang sedang mereka bicarakan?" tanyaku sangat penasaran.
"Hmm, tunggu sebentar. Aku akan coba menerjemahkannya," balas Catrine, kemudian menguping kembali obrolan dari para goblin.
Namun, Catrine malah memasang wajah jelek selama ia sedang menguping di sana, tampaknya ia sudah mendengar sesuatu yang buruk dari mulut kelima goblin itu.
"Kamu baik-baik saja, Catrine? Kenapa wajahmu sangat jelek sekali?" tanyaku agak bercanda.
"Aku baik-baik saja, Brian. Cuman, aku agak tak nyaman saat tahu maksud ucapan dari kelima goblin ini," sahut Catrine.
"Memangnya mereka lagi ngobrol apa sih? Mungkinkah mereka lagi bahas sesuatu yang sangat berbahaya?" tanyaku lagi.
"Kamu mending ke sini deh, terus kamu coba sentuh benda bulat yang berada di tengah-tengah kelima goblin ini," balas Catrine.
Aku dan Helena segera merapat ke tempat Catrine, memang benar ada sebuah benda bulat yang terus mengeluarkan cahaya di tengah-tengah kelima goblin itu.
"Apa benda ini yang kamu maksud? Terus, aku harus ngapain kalau sudah menyentuhnya?" tanyaku sembari terus melihat benda bulat.
"Katanya, hanya keturunan pahlawan yang bisa membuat kelima goblin ini terbebas dari sihir raja iblis," ucap Catrine.
"Raja iblis? Memangnya ada raja iblis di dunia ini?" tanya Helena jelas-jelas tak percaya.
"Entahlah, aku hanya menyampaikan inti permasalahan yang sedang dibicarakan oleh kelima goblin ini. Mereka sepertinya bingung, harus kembali mengabdi kepada raja iblis atau mengabdi kepada pahlawan yang sudah mengampuni nyawa mereka," jelas Catrine.
Aku mau tak mau berpikir keras kalau sudah begini urusannya. Tapi, aku seketika paham, bahwa pernah terjadi perang besar di dunia ini. Dan peperangan itu mungkin terjadi jauh di masa lalu.
"Ya sudah, aku akan coba menyentuh benda bulat ini, siapa tahu aku akan mendapatkan kekuatan luar biasa, hehehe." ujarku, kemudian kusentuh benda bulat bercahaya itu.
Seeet!
Sebuah gambaran peperangan tiba-tiba masuk ke dalam pikiranku, aku pun bisa melihat dengan jelas situasi sengit yang tengah terjadi di medan perang.
Di sana, nampak ada dua kubu pasukan sedang bertarung mati-matian di sebuah tanah tandus tanpa tumbuhan apapun. Hanya ada tanah dan bebatuan besar sejauh mataku memandang.
Aku tidak terlalu peduli dengan lingkungan di medan perang, perhatianku fokus tertuju kepada dua mahluk yang sedang bertarung di tengah-tengah kedua pasukan itu.
"Aku akan menghentikanmu di sini, kau tak akan pernah bisa melangkah lebih jauh lagi," ucap seorang manusia berjirah warna putih di sekujur tubuhnya.
"Hentikan saja kalau kau bisa melakukannya. Intinya, aku tak akan pernah berhenti sampai aku berhasil menguasai semua benua," balas musuh dari orang berjirah putih. Ia terlihat menggunakan jirah serba hitam dengan hiasan tulang benulang pada seluruh Jirahnya.
Aku akhirnya sadar betul usai mendengar percakapan mereka, dugaanku mereka adalah pahlawan dan raja iblis dari masa lalu. Dan mereka sedang berperang di tanah ini untuk memperebutkan keinginan masing-masing.
Pihak pahlawan sudah jelas ingin melindungi tanah kelahirannya dari serangan raja iblis, sementara pihak raja iblis ingin mengalahkan pahlawan agar bisa menguasai seluruh benua.
Sungguh klasik sekali alasan terjadinya peperangan ini, tapi aku tak banyak berpikir dan kembali fokus melihat jalannya pertarungan.
Tak lama berselang, muncul banyak sekali mahluk berwarna hijau dari arah pasukan raja iblis. Mereka adalah prajurit goblin dari benua kegelapan, yang datang ke medan perang atas perintah raja iblis.
Aku pun bisa melihat lima goblin yang memiliki rupa sama persis dengan goblin yang ada di dalam dungeon. Aku tebak kelima goblin itu merupakan raja dari semua goblin yang ada di dunia ini.
Bukan main, ternyata kekuatan kelima golin itu sangatlah hebat meski mereka berasal dari ras terlemah di antara pasukan raja iblis. Kekuatan kelimanya benar-benar di luar nalar seakan mereka bukan goblin.
"Gila! Aku baru tahu kalau goblin bisa sekuat itu, mereka bahkan bisa membunuh jendral dari bangsa Dwarf dan Peri secara bersamaan!" seruku dengan mata terbelalak.
Kemudian, aku mempehatikan lagi jalannya pertarungan dengan lebih serius. Namun, aku hanya bisa mengerutkan kening saat melihat pasukan pahlawan semakin terdesak gara-gara kemunculan lima goblin itu.
"Kau ... Apa yang sudah kau lakukan kepada goblin-goblin itu? Kenapa mereka memiliki kekuatan di luar nalar?" tanya Pahlawan kepada raja iblis.
"Kau pasti penasaran, kan? Hmm, kau harusnya sudah tahu tentang ritual pemanggilan mahluk dari dunia lain," ujar raja iblis.
"Jangan bilang kau sudah memanggil jiwa-jiwa ksatria hebat dari dunia lain, terus kau masukan jiwa mereka ke tubuh goblin-goblin itu?" tebak pahlawan.
"Ya, kurang lebih seperti itu. Kenapa memangnya? Apa kau punya masalah dengan caraku?" balas raja iblis.
"Sial, kau benar-benar sudah gila. Apa kau tahu dampak buruk yang akan terjadi di dunia ini bila kau menggunakan jurus terlarang?"
Pahlawan menghentikan serangannya sejenak, lalu berdiri di tempanya sembari menatap lurus ke arah raja iblis.
"Apa peduliku? Paling-paling dunia ini akan hancur di tangan kelima goblin itu setelah aku mati nanti," tanggap raja iblis acuh tak acuh.
Aku benar-benar bingung meski bisa mendengar dengan jelas percakapan antara pahlawan dan raja iblis. Merasa ada yang janggal karena raja iblis bisa memanggil mahluk dari alam lain meski hanya jiwanya saja.
"Aku tak punya pilihan lain kau sudah begini, kau sendiri yang memaksaku untuk melepaskan kekuatan paling berbahaya di dunia ini," ucap pahlawan seraya melepas helmnya.
Dan aku semakin bingung saat melihatnya, karena pahlawan itu ternyata seorang wanita berambut merah, terlebih warna rambutnya sangat mirip dengan warna rambut si Brian.
...