Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak asing
***
Clara mencak- mencak di kamar apartemen nya, kaki mulusnya tak tenang. Mondar-mandir tak jelas sembari menggigit ujung kukunya.
" Bagaimana ini, tidak ! aku tidak boleh menyerah begitu saja, anak ku tidak boleh terlahir tanpa Ayah, kamu harus jadi milik ku sayang, milik ku. "
Ponsel yang berdering mengalihkan perhatian Clara, Ia mencari keberadaan ponsel tersebut. Setelah menemukan nya keningnya berkerut melihat nama yang muncul di layar ponsel nya, tensi nya seketika naik.
" Halo sayang. " Terdengar suara sapaan manis ketika ponsel baru saja tersambung.
" Sayang- sayang kepala mu peyang, ada apa kamu menghubungi ku ha~ "
Clara mengepalkan tangannya wajah cantik nya memerah bukan karena sedang bahagia tapi karena sedang menahan amarah yang meledak- ledak.
" Gara-gara kamu hidup ku jadi berantakan, kenapa juga aku harus hamil oleh seorang pria seperti mu, pria tidak bertanggung jawab. "
" Maaf sayang, aku bukan tidak ingin bertanggung jawab, tapi aku tidak mau mempertaruhkan masa depan ku. Orang tua ku hanya memiliki aku satu- satunya sebagai penerus keluarga, dan mereka tidak mungkin merestui kalau kamu menjadi menantu sanjaya. Lagipula sejak awal aku juga sudah meminta mu menggugurkan kandungan mu, tapi kamu saja yang ngeyel. Ya sekarang kamu tanggung sendiri akibatnya. "
Hampir saja ponsel yang berada di genggaman nya Ia lempar ke lantai apartemen namun sebuah notif mengalihkan perhatian nya.
" Itu untuk kamu, aku rasa itu cukup untuk mu bertahan hidup tanpa aku. "
Notif kedua yang masuk di ponsel itu membuat Clara meremas erat ponsel miliknya, kakinya melangkah perlahan dengan tangan memegang pinggiran meja sebagai penopang agar tubuh nya tidak limbung.
Air matanya luruh ketika bokong bulatnya berhasil mendarat di kursi samping meja rias, kedua tangannya terangkat menutup wajahnya di tengah tangis nya yang menyesakkan dada.
" Maaf Bu, kalau bisa saya sarankan, lebih baik Ibu pertahankan janin Ibu bagaimana pun caranya. Karena mengingat kondisi tubuh Ibu, mungkin setelah ini Ibu tidak akan pernah mempunyai kesempatan untuk hamil lagi. "
Ucapan seseorang beberapa bulan yang lalu kembali berputar di memorinya bagaikan lembaran puzzle yang kusut dah berputar hingga menjadi satu.
Tangan lembutnya turun guna mengelus perutnya yang memang sudah terlihat.
Air matanya semakin deras seakan membasuh luka hatinya yang lara.
***
Di belahan dunia lain, seorang pria membungkuk hormat pada seseorang yang tengah duduk sembari membaca koran di tangannya.
" Akhirnya kembali, apa yang kamu dapatkan dari pemberontakan mu di luar sana Wiliam. " Tanyanya tanpa mengalihkan atensinya dari koran yang sedang di baca.
Sebelum nya orang kepercayaan nya sudah memberikan kabar terlebih dahulu akan kepulangan Wiliam.
" Ayah... " Jawab nya sembari berjalan mengitari meja kecil dan duduk di sofa.
" Hm, kamu selalu ceroboh dan hampir saja kehilangan nyawa mu Wiliam. "
Baru pria itu menoleh ke arah sang putra yang sudah duduk santai di sofa.
" Aku adalah gambaran Ayah, bagaimana bisa Ayah tidak mengenali diri Ayah sendiri. Aku akan selalu baik- baik saja, soal terluka itu sudah biasa, bukankah begitu yang sering Ayah katakan. "
Ekspresi yang selalu dingin dan datar yang selalu Ia tunjukkan ketika berada di luar tidak berlaku ketika bersama orang tersayang nya.
Roland Eduardo seorang bos mafia yang terkenal kejam, sepak terjangnya sudah terkenal seantero negeri. Tidak segan- segan menghilangkan nyawa seseorang, namun di balik itu beliau justru takut perbuatan nya berimbas pada orang- orang tersayang nya.
Bisa di bilang luar macan sedangkan di dalam adalah helo kitty, tapi hal itu tidak banyak yang tau. Karena kalau sampai itu terjadi, akan banyak musuh yang memanfaatkan situasi itu.
Dunia mafia sangat kejam, siapa kuat dialah pemenangnya.
" Tapi Ayah, ketika aku terluka aku tidak sengaja bertemu seorang gadis yang terasa tidak asing bagi ku. "
Roland meneliti raut wajah sang putra pewaris, William duduk sembari berfikir keras, menerawang jauh.
" Maksud mu, gadis.... ? Ah sudahlah Wili, Ayah belum ingin kamu melibatkan hati di saat suasana seperti ini. Untuk saat ini jangan libatkan seorang wanita, karena keberadaan nya sangat tidak memungkinkan. "
William yang masih mengingat kejadian beberapa hari sebelumnya hanya bisa mengangguk sebagai jawaban atas ucapan sang Ayah.
" Benar kata Ayah, untuk saat ini lebih baik diam saja. Aku tidak mungkin mengatakan nya pada Ayah sebelum menyelidiki kebenaran nya, aku yakin kalau wanita itu bukan orang biasa. " Batinnya.
Tanpa William sadari sang Ayah sudah menghubungi orang kepercayaan nya setelah sepeninggal nya.
" Mateo, selidiki wanita yang sempat bersama Tuan Muda beberapa waktu yang lalu. Aku ingin kamu kirim informasi nya secepatnya. "
Mateo adalah orang kepercayaan Roland, bisa di bilang tangan kanannya. Pria itu sama- sama kejamnya, bahkan di kenal sebagai anjing peliharaan sang mafia karena selalu patuh pada perintahnya.
Mateo yang mendapatkan tugas langsung merogoh ponsel nya dan menghubungi anak buahnya yang berada di Indonesia.
***
Di rumah sakit, entah kelalaian siapa akhirnya Alvaro bisa menyusup masuk ke dalam ruangan dimana Arsy di rawat, ketika masuk Ia tidak mendapati siapapun di ruangan itu. Bahkan di ranjang pasien pun kosong, Alvaro mengendap- endap lalu mendengar gemericik air di dalam toilet.
Bibirnya menyunggingkan senyum karena berhasil menemukan targetnya.
Pintu terbuka dan dengan cepat Alvaro membekap mulut Arsy, tidak butuh waktu lama Arsy yang memang masih dalam kondisi lemah jatuh terkulai lemas.
Alvaro segera menahan tubuh itu agar tidak jatuh ke lantai kemudian mengangkat nya untuk di dudukan ke kursi roda yang memang ada di dalam ruangan itu.
Untuk menyamarkan wajah Arsy, Alvaro memakaikan penutup wajah, Ia pun mendorong kursi roda dengan cepat menuju tempat yang sudah di rencanakan.
" Jo, buruan buka pintu nya. "
Ya, Alvaro mengambil jalan belakang agar untuk menghindari kemungkinan ada yang mengenali mereka, setidaknya sampai mereka menjauh dari area rumah sakit.
Jo membantu menaikan tubuh Arsy ke dalam mobil, lalu berlari kecil ke arah kemudi. Mobil melaju di tengah hiruk pikuk ibukota.
Alvaro sendiri menatap wajah cantik itu, Ia mengagumi kalau Arsy memang memiliki wajah yang cantik.
" Tidak bisa di pungkiri, dia memang memiliki paras yang sangat cantik. Kalau di perhatikan dengan teliti, dia seperti bukan berasal dari negara ini. " Gumamnya hanya terdengar oleh nya sendiri.
Tangannya terangkat ingin membelai wajah putih mulus itu, hidung mancung, bulu mata lentik, bibir kecil bervolume serta dagu yang indah.
Semua yang di miliki Arsy nyaris membuatnya sempurna, namun kemudian urung di lakukan nya.
" Sempurna apanya, dia bahkan berada di tempat seperti itu. Tubuh nya pasti sudah di jamah oleh begitu banyak pria. "
Rupanya pria itu melupakan sesuatu bahwa Ia sendiri yang membuka segel wanita cantik itu, hingga kemudian Ia menyadari nya namun tetap berusaha Ia tolak kebenarannya.
***
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke