Blurb :
Ling, seorang Raja Legendaris yang bisa membuat semua orang bergetar saat mendengar namanya. Tak hanya orang biasa, bahkan orang besar pun menghormatinya. Dia adalah pemimpin di Organisasi Tempur, organisasi terkuat di Kota Bayangan. Dengan kehebatannya, dia dapat melakukan apa saja. Seni beladiri? Oke! Ilmu penyembuhan? Oke! Ilmu bisnis? Oke!
Namun, eksperimen yang dia lakukan menyebabkan dirinya mati. Saat bangun, ternyata ia bereinkarnasi menjadi pria bodoh dan tidak berguna yang selalu dihina. Bahkan menjadi tertawaan adalah hal yang biasa.
Popularitas yang selama ini ia junjung tinggi, hancur begitu saja. Mampukah ia membangun kembali nama besarnya? Atau mungkin ia akan mendapat nama yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan Muda Bodoh dari Keluarga Chen
Beberapa hari telah berlalu sejak berita tentang manfaat luar biasa dari rumput gruv menyebar dengan cepat. Banyak orang berbondong-bondong untuk mencari rumput tersebut, dan dengan meningkatnya permintaan, para pedagang pun mulai mencari peluang. Akibatnya, harga rumput melonjak drastis, yang biasanya seharga 10 koin per ikat, kini melambung menjadi 100 koin.
Zhuo Jia merasa kewalahan untuk menemukan rumput itu. Penjaganya hanya berhasil mengumpulkan beberapa ikat saja, dan itu pun terjadi setelah perebutan yang sengit dengan keluarga lain yang juga ingin mendapatkan rumput gruv. Zhuo Jia mulai merasa menyesal telah menyebarkan berita ini. Ia tidak menyangka jika rumput itu sudah sedemikian langkanya.
Di sudut pasar, Liam memperhatikan Ling yang duduk santai sambil meneguk jus buahnya. Sore itu, mereka berdua mengamati kekacauan di pasar akibat kelangkaan rumput. Keluarga-keluarga besar di kota juga terlihat heboh oleh berita yang berkembang. Liam menghela napas berat.
"Apa kau tahu ini semua akan terjadi?" tanya Liam kepada Ling.
"Bagaimana aku bisa tahu? Aku hanya seorang tuan muda bodoh dari keluarga Chen," jawab Ling sambil tersenyum malas, seolah tidak peduli dengan situasi di sekelilingnya.
Liam merasa frustrasi dengan sikap cuek Ling. "Jadi, kapan kau akan menjual rumput itu? Sudah dua hari berlalu," tanya Liam lagi, berusaha mencari kejelasan.
Ling menatap Liam sejenak, wajahnya tidak menunjukkan emosi. "Tenang saja," jawabnya dengan nada santai, seolah segalanya baik-baik saja.
Liam menghela nafas lagi, kini ia menyadari bahwa Ling telah memanfaatkan ibunya untuk menyebarkan informasi tentang rumput gruv. Jika Ling yang memberi tahu orang-orang, siapa yang akan percaya? Orang hanya akan percaya jika ia berbuat onar.
Sebaliknya, kata-kata ibunya dianggap lebih berharga dan patut dijadikan panutan. Dengan reputasi baik yang dimiliki keluarga Zhuo, mustahil bagi ibunya untuk berbohong, terutama ketika orang-orang bisa melihat hasilnya secara langsung.
Ling juga terus-menerus menolak undangan untuk makan malam dari keluarganya. Setiap kali dia ditanya, ia hanya menjawab, "Belum waktunya." Hal ini menimbulkan rasa penasaran dalam benak Liam.
Apa yang sebenarnya dipikirkan Ling? Apakah dia sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar? Siapa pun pasti merasa terhormat jika diundang oleh keluarga Zhuo, tetapi Ling menolaknya tanpa ragu.
"Apa kau belum bisa datang ke jamuan makan malam keluargaku?" tanya Liam dengan nada sedikit lesu, merasa khawatir ia akan ditolak lagi.
"Baiklah, baiklah," jawab Ling dengan malas.
Wajah Liam tiba-tiba bersinar. Entah mengapa, ia merasa sangat senang ketika Ling akhirnya menerima undangannya, seolah itu adalah kabar baik yang sudah lama dinanti-nantikannya.
"Apakah kau yakin tidak akan menjual rumput itu sekarang?" Liam melanjutkan percakapan.
Namun, sebelum Ling sempat memberikan jawabannya, seorang penjaga berpostur besar, yang tampak seperti penjaga keluarga Chen, mendekati mereka. Ia berjalan dengan langkah yang mantap dan tegak, membawa sejumlah kartu dalam genggamannya. Setelah tiba di hadapan Ling, ia menunduk dengan hormat.
Liam merasa bingung, bertanya-tanya dalam hati. Bukankah penjaga ini adalah orang yang beberapa hari lalu dijatuhkan oleh Ling? Mengapa dia bisa begitu hormat?
"Tuan muda, ini adalah kartu dan saku dimensi yang Anda minta. Semua hasil penjualan bersih telah dikumpulkan di sini. Pembagian hasil untuk Chen Company juga sudah dipisahkan. Kartu ini kini sepenuhnya milik Anda," ucap penjaga itu dengan nada hormat, sembari menyerahkan beberapa kartu serta saku dimensi kepada Ling. Kartu-kartu tersebut memiliki beragam bentuk.
Ling menerima semua itu dengan sikap acuh tak acuh. "Kirim lima kilogram rumput kepada keluarga Zhuo. Katakan pada mereka bahwa itu adalah hadiah terima kasih untuk jamuan makan malam nanti," perintah Ling dengan tegas. Penjaga itu mengangguk mengerti dan segera pergi dengan penuh hormat.
Setelah mendengar berita tentang khasiat luar biasa dari rumput gruv, para penjaga keluarga Chen yang sebelumnya mengeluh kini tampak sangat bersemangat. Mereka langsung memberi tahu para tetua keluarga Chen bahwa tuan muda mereka memiliki banyak rumput tersebut, bahkan satu gudang penuh!
Mendengar informasi itu, para tetua keluarga Chen segera memanggil Ling untuk menawarkan kerja sama. Mereka bersedia membantu menjual rumput tersebut kepada keluarga-keluarga besar dengan imbalan keuntungan sebesar 10%.
Ling, yang telah merencanakan semua ini sebelumnya, menyetujui tawaran tersebut tanpa ragu. Ia tidak memiliki waktu untuk menjual rumput itu sendiri karena pikirannya terfokus pada berbagai ramuan lain yang perlu ia buat untuk meningkatkan kekuatannya.
Para penjaga yang sebelumnya merendahkan dan menghina Ling kini berbalik menjadi sangat hormat padanya. Mereka bahkan menunjukkan rasa hormat yang luar biasa saat bertemu Ling kemarin, tidak seperti sebelumnya ketika mereka meremehkannya. Tuan muda mereka kini tidak lagi tampak bodoh seperti biasanya, sebaliknya, dia malah menjadi sosok yang mengintimidasi!
Siapa yang akan beruntung seperti itu, mengetahui bahwa harga rumput akan melonjak drastis? Melihat pemimpin penjaga yang pernah dibuat berlutut oleh Ling, para penjaga lainnya tidak berani lagi bermain-main dengan dia.
Ketika Ling menjual rumput itu kepada keluarga-keluarga besar, mereka semakin terkejut. Keluarga tersebut tidak bercanda saat menawarkan harga yang sangat menggiurkan. Akibatnya, Ling berhasil mengumpulkan banyak uang dengan cepat. Satu gudang rumputnya habis dalam sekejap, sementara Ling masih memiliki persediaan rumput dalam saku dimensinya.
Ling melihat-lihat kartu yang ada di tangannya. Dia memiliki sepuluh kartu, terdiri dari dua berbentuk segitiga, tiga berbentuk persegi, tiga berbentuk bulat, dan dua berbentuk bintang. Dengan santai, ia menyerahkan dua kartu segitiga kepada Liam. "Sesuai janjiku. Ini dua kali lipat dari uangmu. Ini juga saku dimensi level 2," ujar Ling dengan nada acuh tak acuh.
Kartu segitiga itu masing-masing berisi 100.000 koin. Kartu bulat memiliki nominal 500.000 koin, sedangkan kartu persegi berisi 1.000.000 koin. Namun, kartu bintang adalah yang paling langka, masing-masing kartu bintang berisi 10.000.000 koin. Hanya walikota di kota Urban yang memiliki kartu semacam itu.
Kini Ling memiliki dua kartu bintang? Betapa menakjubkannya!
Belum lagi saku dimensi yang ada di tangannya. Saku dimensi itu berwarna biru dengan bordiran bunga yang rapi. Apakah ini saku dimensi level 5? Tidak bisa terbayangkan betapa beruntungnya Ling.
Saku dimensi dibedakan berdasarkan warna, dimulai dari merah untuk level 1, jingga untuk level 2, kuning untuk level 3, hijau untuk level 4, biru untuk level 5, nila untuk level 6, dan ungu untuk level 7. Bahkan saku dimensi level 1 saja sudah sangat mahal, sementara Ling memiliki saku dimensi level 5. Jika Liam tidak bisa mengendalikan dirinya, mungkin ia sudah pingsan melihat semua ini.
"Te-terima kasih," Liam ucapkan dengan gugup sambil menerima kartu segitiga dan saku dimensi level 2. Sebagai anak dari keluarga kaya, kartu segitiga bukanlah hal yang asing baginya. Namun saat ia melihat kartu bintang, siapapun pasti akan terkejut. Orangtuanya bahkan hanya memiliki satu kartu persegi.
Dan untuk saku dimensi level 2, anak yang dimanjakan oleh orangtuanya pasti akan mendapatkannya dengan mudah. Liam merasa senang menerima semua ini secara gratis. Ia merasa takjub sekaligus takut pada Ling. Dia bersyukur bahwa dia tidak menjadi rival Ling.
Ling kembali meminum jusnya. Ini adalah jus yang sudah ia campur dengan ramuannya sendiri, bukan jus racun yang diberikan oleh Wuzhou. Dalam beberapa hari ia sudah mencapai tingkat kelima. Selain rajin berendam dengan rumput gruv, liontin giok kuno juga mempercepat kultivasinya. Racun yang selama ini mengendap pun sudah hilang.
"Saya akan menelepon ibuku untuk mempersiapkan jamuan makan malam," ucap Liam setelah terbangun dari lamunan panjangnya. Ling hanya mengangguk pelan, menunjukkan bahwa dia mendengar.
Awalnya, Liam ingin menjauh dari Ling, tetapi melihat sikap cuek Ling, ia mengurungkan niatnya dan tetap di situ.
"Halo, Bu. Ling sudah setuju untuk hadir di jamuan makan malam. Aku harap Ibu bisa menyiapkannya dengan baik," ucap Liam pada ibunya.
Mendengar kabar baik itu, Zhuo Jia sangat gembira. Ia hampir melompat-lompat saking senangnya, namun segera teringat bahwa ada beberapa tetua keluarga yang memperhatikannya, sehingga ia menahan diri.
"Baiklah, aku akan mengatur semuanya. Ingatlah untuk tetap menjadi anak yang baik. Ibu tutup dulu teleponnya," jawab Zhuo Jia sambil langsung mematikan sambungan.
Liam menghela nafas pelan. Ia tidak merasa terkejut dengan reaksi ibunya. Sebenarnya, ia akan lebih heran jika ibunya tidak bereaksi berlebihan. Dalam beberapa hari terakhir, keluarga Zhuo banyak berdebat karena Ling yang terus menolak undangan mereka. Meskipun mereka menganggap Ling sebagai sosok yang tidak berguna, semua itu berubah setelah melihat resep ramuan yang sangat luar biasa darinya. Mereka akhirnya menyadari bahwa Ling memiliki bakat yang sangat menjanjikan.
Sementara itu, Ling menyipitkan matanya saat melihat seorang wanita angkuh yang melenggang di pasar. Wanita tersebut dikelilingi oleh sekelompok wanita yang lain. Dia membawa banyak rumput gruv, seolah ingin memamerkannya kepada orang-orang di sekitarnya. Pakaian yang dikenakannya sangat ketat dan mencolok, jelas dirancang untuk menggoda perhatian siapa pun, terutama para lelaki.
Wanita itu tidak lain adalah Lu Yan. Saat ini, Lu Yan pun melirik Ling dengan tatapan penuh jijik dan penghinaan, seolah ia adalah sosok yang sangat menjijikkan di matanya.
kalo MCnya tetep kuat, kayak gk ada halangan sama sekali,, gk asik sih