Ho Chen ditakdirkan memiliki kekuatan di atas alam Dewa, dia berguru kepada Feng Ying yang menjadi legenda di masa lalu.
Namun untuk mencapai kekuatan tersebut tidaklah mudah.
Dengan berlatih di bawah bimbingan Feng Ying, Ho Chen telah berhasil menjadi pendekar hebat di usia yang masih muda.
Pada saat itulah gurunya memberi ujian untuk pergi berpetualang, petualangan yang akan memulai semuanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Guru Besar
“Kenapa ketua, apa ada yang aneh dengan gelang ku?" tanya Ho Chen
“Apa kamu tau gelang apa yang kamu pakai? Dan juga fungsinya?"
“Saya tau ketua, guru sudah menjelaskannya tentang semua fungsinya," jawab Ho Chen sambil kembali menurunkan lengannya.
“Kalau begitu kamu harus melindunginya dengan baik, jangan sampai orang lain mengetahuinya, terutama dari aliran hitam,"
Kang Jian lalu menjelaskan tentang gelang tersebut. Gelang yang digunakan memang sebuah pusaka, namanya gelang Pusaka Langit.
Gelang tersebut hanya ada dua di dunia. Saat ini Satu dipakai oleh kaisar dari kekaisaran Ming.
Dulu gelang itu dimiliki ketua sekte Awan Daun, dan menghilang bersama ketua sakte.
Kini Ho Chen jadi paham tentang gelang tersebut, dan mengetahui lebih tentang gurunya.
Saat semua sedang berdiskusi. Tanpa mereka sadari, ada seorang yang bukan dari anggota sakte mereka sedang menyamar menjadi salah satu pengawal dipintu depan.
Setelah mendengar gelang tersebut orang tersebut ijin beralasan sakit perut kepada temannya. Ketika cukup jauh orang tersebut langsung pergi keluar dari dalam sakte.
Kang Jian lalu mengeluarkan sebuah lukisan tua dan menunjukkannya kepada Ho Chen.
“ Guru!" Ho Chen kaget melihat lukisan yang ternyata adalah lukisan wajah Feng Ying.
Kang Jian dan para sepuh akhirnya mengetahui siapa Ho Chen sebenarnya.
“Jadi benar Sesepuh Feng Ying ini adalah gurumu? Kalau begitu..!" Kang Jian dan para sepuh bangun dan berlutut di depan Ho Chen.
“Maaf atas kelancangan kami, mohon terima hormat kami Guru Besar," mereka berlutut dan memberi hormat serempak.
Ho Chen loncat ke belakang kursi sampai hampir terjatuh karena takut dan kaget.
Jian Heeng membantu Ho Chen yang hampir terjatuh, dia dan yang lainnya merasa heran karena sikap ketua sakte guru dan sepuh lain.
Setelah berhasil menstabilkan posisi Ho Chen. Jian Heeng dan lainnya juga ikut berlutut, membuat Ho Chen bertambah bingung.
Rasanya aneh seorang anak kecil yang belum berumur 10 tahun di hormati dan di panggil guru besar.
Pendiri sekte Bukit Halilintar adalah murid Feng Ying. Ho Chen juga murid Feng Ying. Jadi kedudukan Ho Chen lebih tinggi dari kang Jian. Kedudukan Ho Chen sama dengan pendiri sekte yang juga termasuk guru besar mereka.
“Saya mohon semuanya bangun dan kembali ke tempat duduk masing-masing," Ho Chen ingin rasanya cepat keluar dari tempat itu.
“Terima kasih guru besar," Mereka semua kembali duduk, sedang Kang Jian tidak berani duduk di kursi jabatannya. Menurutnya Ho Chenlah yang seharusnya duduk di tempat tersebut.
“Ketua Jian, kenapa anda masih berdiri? Kembalilah ke tempat duduk anda," Pinta Ho Chen.
“Saya.. ehh..!" Kang Jian bingung apa yang seharusnya dia katakan. Dia menoleh ke sesepuh yang lain. Namun sama saja tidak ada yang berani berbicara.
Ho Chen jadi semakin canggung. Dia akhirnya memohon kepada Kang Jian untuk kembali duduk, butuh waktu beberapa menit sebelum Kang Jian menuruti keinginan Ho Chen.
“Ketua Jian, para senior sepuh dan senior lainnya. Tolong berhenti memanggil saya Guru besar. Bagaimana pun kalian lebih senior dari saya. Hanya karena saya murid Guru Feng, bukan berarti saya guru besar kalian," kata Ho Chen.
“Jadi kami harus memanggil guru besar dengan nama apa?" tanya Jian Heeng.
“Paman bisa memanggil ku Ho Chen, atau junior!" jawab Ho Chen dengan tersenyum.
“Kalian tidak perlu membuat Chen'er jadi bingung, panggil saja dengan junior atau Chen'er,"
Tiba-tiba Feng Ying muncul di samping Ho Chen, dan mengagetkan mereka semua. Setelah melihat wajah Feng Ying baru mereka sadar dan langsung bangkit dan berlutut kembali.
“Hormat kami pada guru sepuh,"
"Guru! Kenapa guru di ada disini?" tanya Ho Chen yang juga ikut kaget.
"Nanti guru akan ceritakan," kata Feng Ying lalu dia menoleh ke arah semua orang yang berlutut. “ Bangunlah kalian sekarang!"
“Terima kasih Guru Sepuh," lalu Kang Jian meminta Feng Ying duduk di kursinya. Namun Feng Ying menolak dengan halus, dan meminta Kang Jian tetap menduduki kursinya.
“Ada yang ingin aku bicarakan dengan muridku, jadi kami pamit pergi dulu,"
“Guru sepuh, saya akan mengantarkan ke ruangan pribadi saya, mohon ikuti saya,"
Salah satu wanita sepuh mengajak Feng Ying dan Ho Chen menuju ruangan pribadi. Setelah sampai, wanita sepuh tersebut memberi hormat lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
“Chen'er kenapa setelah aku tinggalkan beberapa hari tingkat energimu belum naik?"
“Saya masih belum sempat latihan guru,"
“Guru kenapa tiba-tiba guru ke sini? Apa tidak jadi kembali ke gunung Tirai Kabut?" tanya Ho Chen penasaran.
Feng Ying tersenyum, dia mengangkat lengan Ho Chen.
“Aku bisa mendengar semua yang kamu dan orang lain katakan, tentu melalui gelang ini. Keluarlah..!"
Ho Chen kaget dan menoleh ke gelangnya yang mulai bercahaya, beberapa detik kemudian muncul sosok bercahaya terang.
“Ha.. ha.. hantu..!" Ho Chen ketakutan bukan main melihat Ming Hao muncul di depannya.
“Setan kecil Namaku Ming Hao. Teman gurumu!" Ming Hao jelas tidak terima.
Feng Ying menjelaskan kenapa Ming Hao bisa berada di gelangnya, dan juga peran Ming Hao selama bersamanya.
Ho Chen akhirnya mengerti dan meminta maaf kepada Ming Hao karna menganggap dirinya hantu.
Setelah menyelesaikan urusan Feng Ying kembali ke tempat pertemuan. Dan meminta kepada semua sekte untuk melindungi Ho Chen. Semua tidak ada yang berani menolak.
Feng Ying menghilang setelah selesai berbicara dengan mereka semua. Sedangkan Ho Chen memasuki kamar yang disediakan sakte untuk dirinya.
***
Kemunculan gelang yang di gunakan Ho Chen segera tersebar ke semua aliran hitam. Tiga sekte aliran hitam melakukan pertemuan. Ketiga sakte tersebut adalah
Sakte Darah Iblis, sakte Racun Langit, dan sekte Lembah Tengkorak.
“Saudara Heng apa kamu setuju untuk ikut menyerang sekte Bukit halilintar?" Salah satu ketua sekte lembah tengkorak bertanya kepada Wei Heng.
“ Tentu! Saudara Shilin cukup mengabari saja, maka aku akan langsung menggerakkan semua anggotaku,"
"Lalu bagaimana denganmu saudari Peiyu,"
“Demi kekompakan sekte aliran hitam tentu aku membantu,"
Peiyu adalah ketua sakte Racun Langit, sedangkan Shilin adalah ketua sakte Lembah Tengkorak.
“ Baiklah kalau kalian setuju. Kita akan pergi menyerang dua bulan lagi," Shilin menambahkan agar jangan sampai pihak aliran putih mengetahui rencana tersebut.
“Sekte aliran putih! Kami telah bangkit kembali, Bersiaplah! Pembalasan ribuan tahun akan tiba, sejarah akan kami ulang kembali. Sekte aliran hitam akan kembali berkuasa. Hahahaha...!" Shilin berseru keras sambil tertawa lantang. Dan diikuti oleh seluruh aliansi.
Seluruh pihak aliansi segera mempersiapkan pasukan. Jangka waktu dua bulan sudah cukup untuk mengumpulkan kekuatan dan persediaan yang dibutuhkan.