NovelToon NovelToon
Menjadi Madu Sahabatku

Menjadi Madu Sahabatku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:642.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayu Andila

Dilarang Boom like !!!

Yuk hargai karya dari seorang penulis 🥰

Dia tidak menyangka kalau akan menjadi pemeran antagonis dalam kehidupan sahabatnya.

Viola Rinjani, seorang gadis muda berusia 23 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang merupakan suami dari sahabatnya sendiri.

Awalnya, Viola menolak tawaran pernikahan itu. Namun, keadaan yang terus memburuk terasa mencekik leher Viola hingga membuatnya harus mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua.

Biduk rumah tangga pun dimulai, akankah Viola berhasil melewatinya ?

Atau terpuruk dengan segala siksaan dan hinaan yang dilayangkan oleh semua orang ?

Yuk ikuti kisahnya hanya di Noveltoon !

Follow IG Author ayu.andila 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 2. Wanita Pengantar Makanan

Setelah berhasil membungkam mulut dua wanita ular itu, Viola kembali duduk dan melayani para pembeli. Terlihat beberapa orang mulai bisik-bisik tetangga, tetapi Viola merasa tidak peduli dan terus melanjutkan pekerjaannya.

"emang gitu anak zaman sekarang, gak tau sopan santun!" ketus Bik Pipin sembari pergi meninggalkan Viola dengan menenteng belanjaannya, dia mengibaskan rambutnya yang berwarna coklat berpadu dengan warna putih alami.

Viola hanya berdecak kesal saat melihat wanita itu, wanita yang bagaikan duri dalam kehidupannya. Sejak kedua orangtuanya masih hidup, Bibinya itu tidak pernah bertingkah baik pada mereka.

Apalagi ketika orangtuanya sudah meninggal, wanita itu selalu saja menghina dan merendahkan Viola dan juga adiknya yang saat ini sedang dirawat dirumah sakit.

"Bik, aku pergi dulu ya," pamit Viola, dia harus pergi ke tempat pengantar makanan saat ini.

"iya Vio, kamu hati-hati ya. Jangan ngebut!" seru Bik Rima, dia memasukkan beberapa lembar uang ke dalam saku jaket Viola.

"terima kasih ya Bik," ucap Viola, dia kemudian pergi dari tempat itu menuju ke pekerjaan selanjutnya.

Matahari sudah mulai beranjak naik, Viola melirik ke arah jam yang melingkar dipergelangan tangannya untuk melihat pukul berapa saat ini.

"15 menit lagi," gumam Viola sambil terus menekan gas motornya.

Tidak berselang lama, Viola sudah sampai ditempat pengantar makanan. Dia segera mengganti pakaian dan bersiap untuk mengantarkan pesanan untuk orang-orang.

"Vio, nanti kamu antar makanan ini ke jalan goyang ya!" perintah bosnya, Viola hanya menganggukkan kepala untuk mengiyakan perintah sang bos.

Kemudian Viola memakai peralatan lengkap berkendara dan segera pergi untuk mengantar pesanan dari para pelanggan.

"permisi! pengantar makanan sudah tiba!" teriak Viola yang sudah sampai dirumah salah satu pembeli.

"permisi!" teriaknya lagi.

"siapa sih, pagi-pagi gini teriak-teriak!" ketus seorang wanita sembari membuka pintu rumahnya.

"selamat pagi Bu, saya mau mengantarkan pesanan anda," ucap Viola sembari memberikan makanan yang dia bawa pada wanita itu.

"lain kali jangan teriak-teriak dong Mbak, emangnya ini dihutan!" ketus wanita itu sambil menarik kuat pesanannya, kemudian dia kembali masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengan kasar.

"huh, apa-apaaan sih. Masih pagi lagi udah marah-marah," gumam Viola, dia kembali naik ke atas tunggangannya dan melaju ke tempat selanjutnya.

Setelah mengantar semua pesanan, Viola kembali ke tempatnya bekerja untuk mengantar pesanan yang selanjutnya. Namun, tiba-tiba seorang wanita cantik sedang berjalan menghampiri Viola yang sibuk memasang helm dikepalanya.

"Viola!" seru seorang wanita dari arah samping membuat Viola yang akan menghidupkan motornya menjadi tidak jadi, wanita berlari kecil untuk mendekati Viola.

"loh, Alea? kau ada di sini juga?" tanya Viola, dia kembali melepas segala atribut yang terpasang lengkap di tubuhnya, lalu turun dari atas motor menghadap ke arah wanita itu.

"iya, aku habis dari rumah teman. Kau belum selesai kerja?" tanya Alea kemudian, dia memperhatikan penampilan Viola yang sedang membawa tas besar.

"belum Al, aku kan kerjanya sampai sore," jawab Viola dengan cepat, dia meletakkan helmnya di atas tempat duduk motornya. Lalu mengusap kening saat keringat mengalir dikepalanya.

"Aku mau ajak kamu minum di kafe sana." tunjuk Alea, dia ingin menghabiskan waktu bersama temannya itu.

"emm, gimana ya?" Viola terlihat memikirkan apa yang Alea inginkan, dia sebenarnya sangat mau tapi pekerjaannya belum selesai.

"bisa ya, udah lama loh kita enggak ngobrol-ngobrol," rayu Alea, dia menggoyang-goyangkan tangan Viola agar temannya itu mau mengikutinya. Dia sudah sangat rindu ingin menghabiskan waktu bersama Viola.

"ya sudah deh, tapi jangan terlalu lama ya!" akhirnya Viola menuruti keinginan Alea, dia mengikuti langkah gadis itu untuk masuk ke dalam kafe yang ada disebrang jalan.

Sesampainya dikafe itu, mereka segera memesan minuman dan makanan ringan untuk menemani waktu mengobrol mereka.

"bagaimana kabarmu, Vio?" tanya Alea dengan lembut, dia sudah lama tidak bertemu dengan sahabatnya itu dikarenakan kesibukan masing-masing.

"masih waras Al, belum gila," jawab Viola yang keluar dari jalur kebenaran membuat Alea terkekeh pelan karna jawaban absurd dari temannya itu sedangkan Viola menyeruput minuman yang ada dihadapannya.

"kamu ini Al, selalu saja bisa bikin aku tertawa," seru Alea yang masih tergelak karna ucapan wanita itu.

"aku serius loh Al, dunia jaman sekarang becandanya gak main-main," desis Viola sembari meletakkan kedua tangannya untuk menyanggah dagu, mulutnya sibuk menggigiti sedotan yang ada digelas minumannya.

"yah, namanya juga hidup. Kadang senang, kadang susah. Ada yang di atas, dan ada yang dibawah,"

"enggak-enggak! itu enggak benar!" bantah Viola, dia mengibas-ngibaskan tangannya dihadapan Alea membuat wanita itu bingung.

"yang bener itu, ada yang di atas gak turun-turun, dan ada yang di bawah gak naik-naik. Ngesot-ngesot terakhirnya!" lanjut Viola sembari memperagakan apa yang dia ucapkan.

"Hahahaha." Tawa Alea pecah di tempat itu saat melihat apa yang dilakukan Viola, begitu juga dengan beberapa orang yang memperhatikan mereka terlihat menahan tawa saat melihat apa yang Viola lakukan.

"haduuuh, sampai sakit perutku," keluh Alea yang merasa perutnya sakit akibat terlalu banyak tertawa, sementara Viola merasa tidak ada yang lucu dan dengan santainya menyeruput jus dengan bongkahan es yang banyak.

"oh ya Vi, bagaimana keadaan Vedri?" tanya Alea setelah berhasil menghentikan tawanya, dia melihat ke arah Viola yang tampak sendu saat membahas masalah adiknya.

"yah gitulah Al, masih sama seperti biasa," jawab Viola, dia memakan camilan yang ada dihadapannya untuk mengalihkan kesedihan yang saat ini menusuk relung hatinya.

"sabar Vi, aku yakin kalau suatu saat nanti Vedri bisa sembuh dan bisa hidup bahagia bersamamu," ucapan tulus keluar dari mulut Alea, dia selalu mendo'akan Vedri agar bisa sembuh dari penyakit yang dia derita.

"aamiin," ucap Viola, dia juga sangat berharap agar penyakit yang dirasakan sang adik segera pergi dari tubuhnya.

"Oh iya, tunggu sebentar ya!" Alea keluar dari kafe itu menuju tempat di mana mobilnya berada, sementara Viola hanya menatap wanita itu dengan bingung.

Tidak berselang lama, Alea sudah kembali masuk dan duduk si samping Viola. Kemudian Alea memberikan amplop berwarna coklat pada wanita itu.

"apa ini Al?" tanya Viola sembari membolak-balikkan amplop itu, lalu dia menyodorkannya ke hadapan Alea dengan wajah penuh tanda tanya.

"buka saja!" seru Alea sembari menyeruput minuman dinginnya.

Viola segera membuka amplop yang diberi oleh Alea dengan perlahan-lahan, dia takut kalau isi dari amplop itu akan rusak.

Untuk beberapa saat, Viola terdiam ketika melihat isi dari amplop itu. "I-ini-" Viola melihat ke arah Alea dengan mata berkaca-kaca, dia sangat terharu dengan bantuan yang selalu diberi oleh temannya itu.

"aku cuma bisa kasi segitu Vi, semoga cukup untuk pengobatan Vedri," ucap Alea, dia juga ikut berkaca-kaca saat melihat kesedihan dimata Viola.

"semua ini sangat berarti untukku Al, terima kasih. Terima kasih banyak," lirih Viola, dia memeluk erat tubuh Alea dengan rasa syukur yang teramat dalam.

"jangan seperti itu Al, kita ini saudara. Anggap aku sebagai kakakmu," balas Alea, dia sangat menyayangi Viola seperti adiknya sendiri.

"terima kasih Al, kau adalah wanita yang sangat baik yang pernah ku kenal. Aku janji, jika aku bisa melakukan sesuatu untukmu, maka aku pasti akan melakukannya walaupun nyawaku yang menjadi taruhan!"

TBC.

Terima kasih buat yang udah baca 😘

1
Yuni Ngsih
Thoooor hebat ceritramu .....sehingga merasakan seperti kenyataan kejidian itu betul" menguras emosiku .....untuk si Danil satu kata Biadab karena harta ....😭😭😭👍👍👍💪💪💪
Zeeya Hissan
/Angry//Angry//Angry/
Ria yanti
sedih
Ridwan Hanif
terlalu lebay
Ayu Andila: gosah baca!
total 1 replies
Ridwan Hanif
wanita idiot
Fay
👍
Fay
lanjut
Fay
😀😀
Fay
😊
Fay
🙄
Fay
lanjut
Fay
👍
Fay
lanjut baca
Andri
kapok semua nya
Andri
barbahagialah lea sebelelum menangis
Andri
jangan ** paman nya raja
Andri
vio kenapa kamu lembek banget gregeten aq
Andri
raja tak bermahkota yo ngono iku egois
Andri
lanange kok aneh sih
TongTji Tea
ko kalo aku memakai sudut pandang alea.sakiit bangeet lo jadi Alea ini.Asliiik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!