NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Mafia

Jerat Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Roman-Angst Mafia
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: mommy Eng

Reiner merupakan ketua Mafia/Gengster yang sangat di takuti. Ia tak hanya di kenal tak memiliki hati, ia juga tak bisa menerima kata 'tidak'. Apapun yang di inginkan olehnya, selalu ia dapatkan.

Hingga, ia bertemu dengan Rachel dan mendadak sangat tertarik dengan perempuan itu. Rachel yang di paksa berada di lingkaran hidup Reiner berniat kabur dari jeratan pria itu.

Apakah Rachel berhasil? Atau jerat itu justru membelenggunya tanpa jalan keluar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Eng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Intervensi keluarga

Marlon sampai merapatkan giginya demi mendengar lengkingan kurang ajar tersebut. Itu adalah suara Gina, darimana dia mendapatkannya nomornya?

"Dapat nomorku dari mana kau?" tanya Marlon yang keningnya memperlihatkan lipatan.

"Dari resepsionis rumah sakit lah, memangnya dari mana lagi? Eh, jangan mengalihkan topik, gara-gara kalian aku jadi seperti ini!"

Marlon hendak bergerak, tapi ia harus meringis karena perutnya benar-benar nyeri. Membuat Gina jadi dengar ringisan tersebut.

"Heh, kau sedang apa? Kenapa suara mu begitu?"

"Besok akan ku kabari lagi. Motor mu aman, tenang saja!"

TUT

"Eh!" Gina jadi mengumpat sendiri karena telepon di putuskan secara sepihak. Ia yang masih kesal akhirnya mengetik pesan kepada Dilan dan mengatakan jika dia harus izin karena sedang sakit.

Malam harinya, budak perempuan yang bernasib malang itu tampak lebih segar karena sudah mandi dan berganti pakaian. Ia yang semula merebahkan tubuhnya ke kasur tipis itu seketika terkejut manakala pintu tiba-tiba di jeblak oleh Leon.

Leon tertegun saat melihat wanita itu. Penampilannya sungguh berubah seratus delapan puluh derajat berbeda dari saat ia masih mengenakan gaun putih polos yang kumal tadi.

"Emhhh, aku membawa makanan untuk mu!" kata Leon agak gelagapan.

Perempuan itu lalu mendudukkan tubuhnya. Leon pun menarik kursi lalu mengangsurkan makanan ke hadapan perempuan itu. Perempuan itu pun kini memindahkan tubuhnya ke kursi yang ada di depan Leon.

"Aku belum tahu nama mu!" kata Leon.

Perempuan bermata teduh itu pun menjawab, "Mulan."

Leon memindai tampilan wanita bersuara pelan itu. Ia sungguh penasaran, bagiamana bisa ia menjadi bahan lelang? Tapi ia harus segera menemui Reiner untuk beberapa laporan.

"Makan lah dulu, aku akan berbicara lagi denganmu nanti!"

Mulan melihat Leon yang sudah menarik handle pintu. Namun sejurus kemudian,

"Eh tuan!"

Leon pun menoleh. "Apa?'

Mulan menelan saliva gugup. "Bolehkah aku meminjam gunting?"

Kening Leon mengerut. "Untuk apa?"

"Untuk memotong rambut ku!"

Ia menjengit. "Kenapa di potong?"

"Ingin membuang sial!"

Leo menjadi terkekeh tak percaya. "Memangnya hal konyol seperti itu masih berlaku?"

Mulan tak lagi menjawab, dan Leon pun akhirnya keluar. Di luar, ia bertemu dengan Marlon yang berjalan, wajahnya tampak sedikit menahan nyeri.

"Eh, dari mana kau?"

Marlon menoleh. Melihat Leon yang masih saja ganteng di jam semalam itu. "Motor perempuan itu masih di depan. Dia barusan menelpon ku dan marah-marah!"

"Minta orang saja untuk mengantarkan. Siapa dia seenaknya memarahi seorang Marlon?" Leon menggerutu tak suka sebab merasa Marlon selalu memakai hati.

Leon jadi kesal, tapi Marlon memilih terus berjalan. Meninggalkan Leon yang malah jadi uring-uringan karena motor Gina.

"Woy, aku masih berbicara dengan mu!"

"Woy, Marlon! Sialan! Beraninya dia meninggalkan aku saat aku sedang berbicara!" Leon mendecak melihat kelakuan rekannya.

Leon kembali ke kamar Mulan sekitar pukul sepuluh malam. Sebelum ke sana, ia sudah menghadap kepada Reiner dan kini ia memiliki waktu senggang. Sialnya dia malah benar-benar membawakan gunting yang di minta oleh Mulan.

Begitu pintu di buka, Mulan langsung berdiri. Leon berjalan dan melempar gunting itu ke atas meja.

"Beraninya kau memerintah ku!" ia mendengkus dengan muka merengut.

Mulan tak bereaksi. Tapi ia segera meraih benda itu lalu berucap. "Terimakasih banyak tuan. Saya tidak mengira jika anda teryata orang baik!"

"Cih!" Leon mendecih lirih. Baru kali ini ada orang yang mengatakan jika dia baik. Leon masih menatap datar Mulan yang kini sudah mulai tersenyum.

Leon menarik kursi itu lalu melipat kedua tangannya. "Bagiamana bisa kau jadi bahan lelangan?"

Mulan terlihat menghela napas ketika mendapat pertanyaan itu. "Saya di jual keluarga saya!"

"Di jual?" Leon membelalak tak percaya.

Mulan mengangguk.

Leon merubah ekspresi menjadi heran. "Siapa yang menjual mu?"

"Ayah!"

Leon mengerutkan keningnya. Ternyata masih banyak cerita tak menyenangkan soal ayah di luaran sana. Sejenak ia tiba-tiba teringat dengan diri sendiri yang juga tidak tahu asal usul kedua orangtuanya.

***

Marlon terpaksa menunda mengantar motor Gina karena Reiner hari ini mengajaknya bertemu dengan seseorang. Pengiriman dari Vuma disita oleh kepolisian di dermaga dan semua itu sepertinya bakal menjadi rumit.

Bahkan hingga hari ke tujuh ini, Gina hanya terus mendapatkan permohonan maaf sebab pria itu tak bisa mengantar dan terpaksa meminta orang lain untuk mengantarkan motor Gina.

Sebenarnya, Marlon ingin menemui perempuan itu sekalian memohon maaf. Tapi Reiner merupakan hal penting dalam hidupnya dan tidak bisa ia tinggalkan.

"Tuan Reiner, team kami mendapat laporan soal bungkusan mencurigakan di dalam kontainer ikan yang di kirim dari Vuma!"

Reiner terlihat tenang, namun Marlon dan Leon di belakang terlihat gelisah. Kalau sampai barang mereka ada di dalam box itu, maka tamat sudah riwayat mereka.

"Buka saja jikalau anda curiga!" tukas Reiner terlihat tenang.

Jay yang juga ada di sana terlihat menatap tajam Reiner. Ia lalu meminta anak buahnya membuka box-box itu. Leon dan Marlon benar-benar tegang, para polisi itu menggeledah satu persatu kiriman dari Vuma.

Sementara itu di mansion, Rachel yang baru menyuapi Ayahnya kini pamit untuk membereskan tempat tidur Reiner. Ia mencium kening sang Ayah sebelum pergi.

"Jangan nonton TV lama-lama, ayah harus istirahat!"

"Tenang saja, aku akan disiplin! Kau juga harus banyak istirahat. Wajahmu sekarang semakin pucat dan tubuh mu kurus!"

Rachel keluar, namun ketika melintasi ruang tengah, ia terkejut karena melihat nenek Reiner sudah berada di sana.

"Selamat pagi nyonya!" ia berusaha menyapa dengan ramah.

"Kemari kau!" seru sang nenek yang merasa kebetulan karena melihat Rachel lewat.

Rachel agak kaget saat ia di panggil. Tapi ia akhirnya berjalan mendekat. "Ia nyonya?"

Perempuan tua itu terlihat melipat kedua tangannya sembari memindai tampilan Rachel dengan tatapan menghina.

"Ada apa hubungan apa kau dengan cucu ku?"

Rachel meneguk ludah. Aura ketidaksukaan terasa begitu nyata. Nada bicara nenek Reiner juga terdengar tak ramah.

"Saya, saya pelayannya tuan Reiner!"

"Apa kau sudah pernah di tiduri?"

DEG

Rachel diam dan menjawab. Kenapa perempuan ini ceplas-ceplos sekali?

"Jika kau diam itu artinya kau pernah di tiduri, heh!" sengit nenek Reiner sembari tertawa kecut.

"Reiner memang sering membawa perempuan kemari. Sudah tak terhitung banyaknya. Aku tutup mata soal itu. Tapi jangan kau bermimpi untuk terus berada di sini. Reiner dalam waktu dekat akan aku jodohkan dengan seseorang yang selevel. Tidak seperti mu. Miskin dan rendahan!" ucap nenek dengan nada tak suka.

Rachel sampai menggenggam tangannya kuat-kuat hanya untuk dalih menyabarkan diri dari omongan menyakitkan itu. Dan tunggu dulu, kenapa jadi dia yang seolah di salahkan? Pria itu yang membuatnya ada di tempat ini.

"Kalau sudah tidak ada lagi yang di bicarakan, saya izin masuk ke dalam nyonya. Masih ada pekerjaan yang belum selesai!"

Perempuan tua itu hanya mengibaskan tangannya dengan gestur jijik kepada Rachel. Rachel pun pergi dengan mata dan hidung yang memanas.

Di kamar, entah mengapa perasaan Rachel menjadi sedih. Ia bahkan jadi teringat saat Reiner melakukan or*l s*x dengan seorang wanita dan ia melihat tempo hari. Dan perkataan nenek Reiner tadi tidak tahu mengapa malah menyakitinya.

"Kenapa kau harus sedih Rachel. Itu bagus bukan? Kau akan pergi dari tempat ini jika ucapan nenek Reiner benar adanya!" ia bermonolog menguatkan hati.

Ia lalu melanjutkan pekerjaannya. Mengepel , mengelap, membersihkan kamar mandi. Ia terus bekerja sampai tubuhnya terasa gemetaran karena ia lupa sarapan.

Ia yang tak kuat dan merasa lemas akhirnya menuju ke dapur . Begitu sampai di sana, ia melihat Lusy baru saja menutup kulkas untuk mengambil bahan-bahan masakan untuk makan siang.

"Lusy, apakah masih ada sisa makanan?"

Lusy agak kaget. "Kau belum sarapan?"

Rachel menggeleng. "Astaga, ini sudah hampir siang. CK, kau buka lemari di sana, masih ada daging!"

Rachel mengangguk dan mengucapkan terima kasih kepada Lusy. Namun ketika mencium aroma daging sapi yang di masak, perut Rachel seketika seperti dia aduk. Dia mual seketika.

"Huek!"

Maka Lusy yang berada di sana membelalakkan matanya.

1
Yumna
Mom gantunggg… 😭
Yumna
Dasar xena ganjennnnn 🤬🤬
Yumna
Rachel🥹🥹🥹
Yumna
🥹🥹🥹
merry jen
kbur hell bw ppmuu dan wuln ,,kau tau kan nenkk lmpirr itu gk suka SM kmuu ,,dam semlhaa aghata ketauan perbuatan yy
Yumna
Apakah rachel bakalan kabur??
Yumna
Ruwet dah ini.. 🥹
Yumna
Yg sabar yah dillan… smga nnt ada jodoh yg terbaik buat kamu
Yumna
Ngga kebayang gmn modelnya rainer pake baju kyk gitu🤭
Yumna
Ntar klo udah akur , kencannya pake baju couple itu ya kalian🤭🤣
Yumna
Tespek aja hel
Yumna
Si rachel ngga suka bau2 daging tuan mafia.. lagi ngidam orokmu 😏 peka dikit donkk
Yumna
Kencan model apa itu mafiaaa ??🤭🤣
Yumna
Dicipok Biar hilang bekasnya si cewek gatel itu
Yumna
Busettt nih mafia…🤭🤣
Yumna
Yg adem2 aja dlu deh.. gina & marlon
Slnya si rainer lg mumet sm nenek sihir
Yumna
Cieeee marlonnnn😁😁😁
Mommy Eng
habis ini ya, habis posyandu 🤪
Yumna
Mom aku tungguin nih🤭
Yumna
Ngidam yg asem2 trnyata🤭.. sok atuh suruh rainer yg beliin kmu makanan hel.. sekalian kerjain tuh mafia gendeng…
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!