Sistem Pembalasan Dendam

“Aku sudah tahu ini adalah ide yang buruk mengikuti acara seperti itu.” ucap Satria.

Riki menoleh padanya dan tersenyum, “bukannya Abang menang, ya?“

Satria menoleh pada Riki, dengan wajah menahan kesal, ”kau yakin merasa puas dengan pertandingan tadi? Sial, aku tidak tahu Stevan selemah itu, aku sudah berharap banyak untuk melawan orang yang kuat, kau tahu, aku kecewa, hanya beberapa pukulan dan dia tumbang.“

Riki pun tertawa mendengar omelan Satria, ”hahahaha, aku paham dengan perasaan mu, bang, apalagi aku menang hanya dengan satu pukulan kecil. Aku juga tidak puas, tapi aku memang sengaja melakukannya, agar mereka berpikir jika aku menang karena keberuntungan. Tidak ada bagusnya untuk memperlihatkan kekuatan ku untuk saat ini, aku harus menahannya.“

Satria menopang dagunya dengan tangannya, menatap Riki dengan tatapan penuh rasa penasaran.

”Kau sedang ada misi tertentu, Rik?“

Mendengar itu, Riki menjadi terkejut, ”ap-apa maksudmu, bang?“

Tidak, Satria tidak tahu apa-apa tentang sistem, kan? Riki pikir, hal seperti itu tidak akan muncul pada sembarangan orang.

Satria masih menatap Riki dengan tatapan penasaran, ”yah, kau terlihat seperti itu… tiba-tiba mau ikut pertandingan, lalu melawan sepupu mu sendiri… bahkan kau membuat seolah-olah kau menang karena keberuntungan saja, bukan karena kamu kuat. Kau pasti sedang… itu— kau ingin membalas dendam?“ Satria memelankan suaranya pada kalimat terakhirnya.

Riki tersenyum lemah, ”begitulah, tapi ini rahasia kita berdua. Aku ikutan karena tahu orang-orang itu juga ikut pertandingan. Dengan begitu, aku bisa memukul mereka, kan? Haha.“

Mereka pun terdiam, karena pesanan mereka telah datang.

”Nasi goreng kambing dan nasi goreng udang.“ ucap pelayan.

Mereka sedang makan siang di dekat tempat acara yang tadi. Karena Satria bilang, tempat itu biasanya ramai dengan pengunjung, jadi dia tidak pernah bisa masuk.

Namun, karena sekarang tempat makan itu cukup sepi, jadi akhirnya mereka memutuskan untuk mencoba.

Katanya makanan disana enak, murah dan porsinya banyak.

Tempat makan itu bersih, pelayan juga bersih. Makanan mereka juga bersih dan terlihat rapih.

Namun kenapa tiba-tiba sepi, ya?

Riki penasaran sekali.

Pelayan yang membawakan makanan untuk mereka pun duduk di dekat mereka.

”Kalian adalah pelanggan terakhir kami, terimakasih sudah datang, ya? Aku putri dari pemilik tempat ini, semoga kalian —“

”APA? APA TEMPAT INI MAU DITUTUP?“ tanya Satria dengan mata membelalak, dia sangat terkejut. Membuat Riki ikutan terkejut mendengar suara keras Satria.

Gadis yang mengaku sebagai putri pemilik tempat makan itu pun tersenyum canggung, ”be-begitulah, mau bagaimana lagi… kami akan membuka cabang di tempat lain saja.“

”Ah, kenapa? Aku baru saja bisa makan disini…“ keluh Satria lagi, kali ini menatap si gadis dengan tatapan memelasnya.

Satria yang melakukannya, Riki yang malu. Tapi, Riki juga penasaran, sih.

Gadis itu menghela nafas berat, ”kau tahu, ada aja orang yang iri. Tempat ini sebenarnya tempat yang ayahku sewa. Sudah sekitar lima bulan kami sewa dan kami semakin ramai pelanggan. Namun tiba-tiba saja pemilik sewanya ingin mengusir kami, jika tidak mau diusir, kami harus membayar sewa dua kali lipat. Kami tidak mungkin membayar dua kali lipat, karena itu sangat mahal. Lalu, seminggu yang lalu aku bertemu seorang pelanggan setia kami di jalan, dia baru saja makan dari tempat dekat sini. Dia pun terkejut melihatku, dia menanyakan, kenapa tempatku tutup. Padahal tempat kami selalu buka… pasti ada yang mengguna-guna tempat kami, kan? Kami tidak percaya dengan hal mistis, tapi…“

Kini Satria pun bingung, bagaimana cara menenangkan gadis yang menangis secara tiba-tiba.

Sementara itu, Riki segera memberi tisu pada gadis itu.

Gadis itu tersenyum pada Riki, ”makasih ya? Dan maafkan kami, kami juga tidak mau pindah, tapi jika terus seperti ini, kami akan bangkrut.“

Riki biasanya tidak suka ikut campur dengan urusan orang lain. Tapi dia juga tidak enak hati melihat gadis itu. Pasti ayah gadis itu juga sangat stress memikirkan masalah mereka.

Riki tahu rasanya berada di bawah dan tidak bisa berbuat apapun.

[Apakah anda ingin menolong mereka?]

Iya, aku mau. Jawab Riki dalam pikirannya. Dia hanya tidak tega melihat gadis itu.

Riki sangat beruntung bisa dibantu oleh kekuatan yang tidak kasat mata seperti sistem. Tapi gadis itu dan ayahnya kan tidak punya yang seperti itu.

Biar adil, jadi lebih baik Riki tolong saja.

[Kalau begitu sistem akan menjadikan ini sebagai misi anda]

[Carikan tempat baru yang strategis untuk mereka, dan menjadi pemegang saham terbesar bagi mereka, itu artinya, modali mereka.]

[Anda akan mendapatkan keuntungan besar dimasa depan karena tempat ini memiliki potensi yang besar]

[Jika anda berhasil, anda akan mendapatkan hadiah berupa satu unit apartemen mewah dari The Mannor Residence dengan harga 65 miliar]

Hadiah yang mewah pun akhirnya muncul. Meski Riki sudah punya apartemen mewah di kawasan yang sama dengan The Mannor Residence, tapi Riki tentu akan senang jika bisa memiliki apartemen yang jauh lebih besar dan lebih mewah.

Riki juga bisa menyewakan apartemen barunya nanti, dengan harga selangit.

Baiklah, deal! Riki akan membantu tempat makan sederhana ini.

Nama tempat makan itu memang 'Sederhana'.

”Aku akan membantumu, kakak cantik, jadi jangan bersedih.“ ucap Riki, dia menyunggingkan senyuman tampannya, yang membuat si gadis terpesona.

”Eh, tapi gimana caranya, Rik?“ Tanya Satria.

”Iya, gimana caranya, apa anda orang kaya?“ tanya gadis itu.

Riki mengangguk, ”benar, aku adalah putra dari CEO PT Anggara jaya. Aku lebih dari mampu untuk menangani masalah ini.“

Riki sebenarnya hanya membual, tapi dia harus terlihat meyakinkan agar mereka percaya padanya.

”Sungguh? Aku akan memanggil ayahku dulu! Kalian makanlah dulu dengan tenang disini, aku akan segera kembali.“ gadis itu pun segera pergi dengan senyuman lebarnya.

Satria menoleh pada Riki, ”Rik, kamu yakin? Baru aja ketemu langsung dibantuin?“

Riki mengangguk, ”benar… yang mereka butuhkan hanyalah investor, dan aku mau menjadi investor mereka. Bang Satria tahu sendiri, kan? Jika tempat ini langsung ramai, itu karena makanan disini enak, tempatnya juga bersih dan nyaman. Pelanggan akan selalu datang karena mereka menyukai rasa masakannya dan pengalaman makan juga baik. Tempat ini memiliki potensi besar. Kita hanya harus mencarikan tempat baru bagi mereka, aku yang akan carikan, dengan koneksi ayahku, ku rasa itu hal yang mudah.“

Satria tersenyum lebar, ”sungguh? Aku nggak terlalu paham bisnis, tapi ku harap tempatnya di dekat apartemen mu saja, dengan begitu aku bisa sering makan disana.“

Riki mengangguk pelan, jika itu di dekat apartemen Riki, maka itu memanglah tempat paling strategis.

Tempat itu memiliki gedung hunian mewah, gedung perkantoran dan beberapa sekolahan serta universitas.

Namun, harga sewa disana mahal.

Tidak, biar Riki beli saja tempat disana, lalu dia sewakan pada tempat makan sederhana ini.

”Itu ide yang bagus, aku akan hubungi ayahku nanti.“