TAP..
TAP..
...........
Suara langkah kaki seorang pria bergema dilorong sepi nan gelap, mata berwana abu kegelapannya bagaikan elang yang ingin memangsa santapannya, ia terus berjalan mendekat dan terus mendekat tatkala seorang wanita yang ia incar melihatnya dalam jarak dekat.
"Hahaha.. Sayang seharusnya kamu tidak melewati batas, Apa kau tak sabar menunggu hukuman dariku baby? " ucap laki-laki tampan itu semakin mendekat dan memojok wanitanya.
"Mm-menjauh ku mohon menjauh, jangan mendekat apa salahku kenapa kk-kau menculik ku?" ucap sang gadis bergetar dan mundur perlahan
"Menjauh? Kau pikir setelah ini bisa lepas dariku Hem? " Ucap laki-laki tersebut dengan tatapan marah semakin mendekati gadis tersebut.
"Kumohon jangan mendekat hiks, tolong jangan seperti ini aku takut, kumohon menjauhlah. Apa salahku? kenapa kau sangat kejam ha? Kumohon lepaskan aku" sang gadis tersebut terjatuh lemas dengan air mata mengalir..
penasaran? yuk baca sekarang!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadina naa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ITKK
Happy Reading yaa..
Semoga kalian suka...
_________oOo__________
Violleta kembali dengan hidup nya yang Damai, Hampir satu minggu ini Zanendra tak menghampiri nya bahkan mengganggu nya lagi.
Ia sangat amat merasa senang dan tenang akan hari tanpa Zanendra sang pengganggu didalam hidupnya. Violleta berharap pria itu tidak lagi kembali dan mengatur atur kehidupan nya yang indah ini.
"Hufft.. Dunia ku yang damai semoga tidak ter-usik kembali oleh pria tidak tau diri itu." ucap Violleta pelan.
ia sedang berjalan di area taman belakang rumahnya, menikmati angin dan udara segar disore hari, Violleta pun duduk di salah satu kursi yang tersedia di taman nya itu, dan mulai membaca buku novelnya, ia juga sambil menikmati teh dan biskuit buatan sang mama.
Saat sedang asik menikmati waktu sendirian, tiba-tiba ada sebuah pesan yang masuk di handphone nya. Ia pun sejenak berhenti membaca bukunya dan melihat siapa pengirim pesan tersebut.
Future husband
Apa kau tidak merindukan ku gadis nakal? Aku sangat merindukan mu baby! Hmm.. tunggu aku beberapa hari lagi ya sayang, sampai tugas ku selesai di sini(di luar kota), maka saat waktu itu tiba kebebasan mu akan berakhir my little rabbit.
Violleta mengernyit bingung dengan pesan yang baru saja masuk ke handphone nya, ia tidak tau siapa pengirim pesan itu, terlihat aneh dengan nama 'Future husband' yang tertera di handphone nya, Ia berpikir sejenak sejak kapan ia memiliki calon suami? Ia pun tak menghiraukan nya, bisa jadi itu hanya pesan random dari orang asing.
Ting ( anggap saja bunyi notifikasi ya.)
Future husband
Jangan mengabaikan ku sayang, aku tidak suka!
Kembali lagi Violleta mendapatkan pesan dari orang yang sama, karena merasa risih Violleta pun membalasnya.
Violleta
Dengan siapa ini? Maaf aku tidak mengenali mu, ku harap kau tidak mengganggu ku, karena aku bukan tipe yang suka menanggapi pesan random orang seperti mu Mr/tuan.
Future husband
How can you not recognize me, honey? Ini sungguh keterlaluan baby, kita lihat saja hukuman apa yang pantas untuk kelinci kecil ku ini.
Violleta
Apa maksud mu?
Violleta merasa bingung dengan siapa ia sedang berkirim pesan ini, kenapa orang itu terlihat sangat suka mengancam seperti Zanendra teman kakaknya.
Saat memikirkan pria itu, seketika tubuh Violleta menegang.
' jangan bilang yang mengirim pesan ini kak Zanen? Oh my god, ya Tuhan kenapa harus dia lagi, sudah cukup dia kemarin membuat ku trauma kini ia kembali lagi huwaa, tidak.. tidak.. bisa jadi itu hanya orang yang usil, tapi kenapa namanya tertera di handphone ku? Ah mungkin saja aku lupa dan salah membuat nama ' batin Violleta berusaha positif thinking, Violleta sebenarnya merasa gusar, ia takut apa yang ia pikirkan tentang Zanendra benar adanya, bahwa yang mengirim pesan tersebut Zanendra Erland Davidson.
Saat Violleta sedang kalut dengan pemikiran nya sendiri, tiba-tiba saja ponsel nya itu berdering menandakan ada panggilan masuk.
Drtt..
Drtt...
Drtt..
Dring.. Tring.. Dring.. (Anggap saja bunyi nya kayak gitu wkwk..)
Violleta pun gugup saat seseorang menelpon nya, ia bingung harus kah ia mengangkat telpon itu tau tidak, jika benar yang menghubungi nya adalah Zanendra. Maka, akan jadi masalah jika ia tak mengangkat nya. Mau tak mau Violleta pun harus mengangkatnya.
"H-halo? ini S-siapa ya..?" tanya Violleta sedikit takut, sungguh ia sangat berharap bahwa yang menelepon nya bukan Zanendra. Ia sangat takut jika harus berurusan lagi dengan pria itu.
"Halo baby, apakah kau melupakan ku sayang? Merasa bebas huh selama satu minggu ini tidak ada aku?" tanya seseorang di sebrang sana dengan nada maskulin nya..
"K-kak Zanen?" Violleta kaget, bahwa dugaan nya benar, jika yang menghubungi nya adalah Zanendra laki-laki yang tak di harapkan Violleta.
"Iya baby girl, apa kau merindukan ku sayang? Ah apa kau memang tak merindukan ku? Huh aku jadi sedih sekali jika tebakan ku ini benar." ucap Zanendra berpura-pura sedih.
Violleta yang mendengar itu merasa jijik dengan ucapan Zanendra barusan. Sungguh ia takut laki-laki itu mengacaukan Hari-harinya lagi.
"A-aku m-merindukan mu kak.. " balas Violleta gugup, sungguh ia berbohong mengatakan rindu kepada Zanendra, jika Violleta bilang tidak merindukan Zanendra, maka Violleta takut akan ada hal buruk yang terjadi kepada dirinya.
"Sungguh baby girl? Ah aku senang mendengar nya, tapi kurasa kau berbohong sayang! Aku tau kau sangat suka aku tak mendekati mu akhir akhir ini. Jangan merasa bebas dulu gadis nakal, aku selalu memantau setiap pergerakan mu, termasuk sekarang ini baby" balas Zanendra menyeringai di sebrang sana, jika Violleta pikir Zanendra benar-benar meninggalkan nya begitu saja, Violleta salah besar.. Walaupun jauh Zanendra tetap bisa memantau gerak gerik Violleta berkat orang suruhan nya.
"M-maksudnya kak Zanen apa?" tanya Violleta takut, Violleta memandang kiri dan kanan takut bahwa Zanendra berada dekat dengan nya.
"Kau pahami saja sendiri baby girl, intinya aku selalu tau apa yang kau buat sayang, jadi jaga sikap dan batasan , aku selalu melihatmu dari dekat sayang." ucap Zanendra penuh penekanan. Memang sudah hampir satu minggu ia tak menghampiri Violleta, tapi bukan berarti ia tidak tau apa yang di lakukan Sangat gadis di belakangnya.
Zanendra bukan sekedar menyewa mata-mata, tapi ia juga memasang kamera tersembunyi di setiap sudut rumah maupun luar rumah Violleta, semuanya ia lakukan agar bisa melihat gerak gerik gadis yang menarik seluruh dunianya itu.
"S-sungguh aku tidak mengerti apa yang kakak maksudkan, K-kak sudah dulu ya, mama memanggilku.. " Bohong Violleta, ia pun langsung mematikan Panggilan tersebut tanpa mendengar jawaban dari Zanendra.
'Aku tidak bisa terus terusan dibaluti dengan rasa takut dari kak Zanendra, aku harus bisa lepas dari pria itu, apa yang bisa ku lakukan agar terlepas dari jeratannya?' Violleta berpikir keras agar bisa lepas dari Zanendra yang mengekang dan selalu mengikat nya.
"Gimana ini hikss.. Aku seperti gadis tak berguna disaat diriku layaknya dijajah oleh penjahat, tapi tidak bisa melakukan perlawanan.. Aku tak mau merasakan takut seperti terakhir kali bertemu dengannya.. " Violleta menangis terisak, juga sedikit kencang suara tangisannya sehingga sang mama yang berada di dapur mendengarkan suara tangisan sang putri bungsu.
Diana pun berjalan ke arah tempat Violleta duduk, dan mendekati sang putri.
"Ya ampun sayang, kenapa kamu menangis kayak gini? Apa yang terjadi, bilang sama mama, apa yang terjadi" ucap Diana panik melihat sang putri menangis segugukkan.
"Mamaaa!!! Hikss.. A-aku hikss.. Huwaa" bukannya mereda tangisan Violleta malah semakin besar dan lebih kencang dari sebelum nya.
"Cup.. Cup.. Sudah sayang coba tenangin diri kamu dulu, tarik nafas terus buang.. " Diana memberi arahan kepada sang anak agar bisa tenang.
Sesaat sudah tenang Violleta pun memeluk sang mama, ia merasa bingung apa dia harus menceritakan tentang semua hal yang ia alami kepada sang mama? Tapi jika Violleta menceritakan semuanya, ia takut Zanendra akan berbuat hal nekad dengan keluarganya ini, apalagi dengan tabiat Zanendra yang sangat buruk itu. Zanendra pastinya akan mengusahakan apapun untuk mendapatkan nya dan menghancurkan siapa pun yang menghalangi dirinya.
"Oke kamu sudah tenang, coba cerita sama mama kenapa kamu menangis sampai segitunya?" tanya Diana lembut. Sambil mengusap usap kepala sang putri.
" A-aku.. Hmm.. A-aku baca novel yang sedih sekali ma, jadi aku tidak bisa menahan rasa sedih itu makanya aku nangis kayak gitu" bohong Violleta, ia tidak berani menceritakan semuanya kepada sang mama.
"Astaga, kamu ini bikin mama khawatir saja.. Ya sudah ayok masuk kedalam rumah udah mau magrib ini." ajak Diana kepada sang putri.
"I-iya ma.. Ayok kita masuk." Jawab Violleta
Mereka berdua pun berjalan beriringan memasuki rumah.
_________oOo_________
Semoga suka ya guys..