NovelToon NovelToon
Sunda Manda

Sunda Manda

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Cerai / Murid Genius / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yourlukey

Joano dan Luna adalah dua remaja yang hidup berdampingan dengan luka dan trauma masa kecil. Mereka berusaha untuk selalu bergandengan tangan menjalani kehidupan dan berjanji untuk selalu bersama. Namun, seiring berjalannya waktu trauma yang mereka coba untuk atasi bersama itu seolah menjadi bumerang tersendiri saat mereka mulai terlibat perasaan satu sama lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourlukey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Setelah sampai di sekolah, mereka langsung bergegas menuju toilet untuk mengerjakan tugas mereka masing-masing. Termasuk dua teman Joano yang sudah menunggu sedari tadi.

Sebenarnya mereka berempat adalah teman satu kelas. Tapi karena Luna tidak satu frekuensi dengan kedua temannya yang lain, jadi dia lebih sering menyebut mereka sebagai teman Joano, bukan teman dirinya. Entahlah, Luna kurang nyaman menyebut mereka sebagai teman.

Waktu terus berlalu, mereka sibuk dengan tanggung jawab masing-masing.

"Eh, Luna. Ngapain berdiri di depan toilet?”

Dia juga teman sekelas Luna. Namanya Daniel. Dibandingkan dengan mereka yang sedang membersihkan toilet bersama Joano, Luna lebih akrab dengan laki-laki itu.

Di sekolah, Luna sebenarnya tidak terlalu punya banyak teman. Bahkan temannya masih bisa dihitung dengan jari. Itu karena dia terlalu sibuk belajar. Atau mungkin itu hanya alasannya saja? Kenyataannya Joano masih bisa bergaul dengan banyak orang meski dirinya juga sibuk belajar. Tidak, sebenarnya Luna memang kurang pintar dalam bersosialisasi. Dia tipe orang yang mudah lelah jika berhadapan dengan banyak orang. Dia lebih suka menyendiri, bertemu Joano atau berkumpul dengan kelompok yang lebih kecil.

Luna dan Daniel mulai dekat sejak penerimaan peserta didik baru. Selain selalu menjadi teman sekelas, Daniel juga sering membantu Luna dalam melakukan sesuatu. Misalnya, mengantar tumpukan tugas ke ruang guru, membantu piket mingguan dan beberapa hal yang dilimpahkan kepada Luna.

Bahkan sempat ada rumor di sekolah yang mengatakan bahwa Daniel dan Luna sebenarnya pernah menjalin hubungan, namun karena Joano selalu menempel pada Luna bak perekat membuat keduanya harus mengakhiri jalinan asmara mereka. Yang namanya rumor tetaplah menjadi rumor. Kenyataannya Luna tidak pernah menerima pernyataan apa pun dari Daniel, apalagi berpacaran.

“Oh, ini lagi jagain anak-anak lain bersihin toilet cewek. Takut ada yang masuk.” Kata Luna, jujur.

Daniel melirik sekilas toilet perempuan. Melihat Joano yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu.

“Udah selesai?” Luna bertanya. Dua teman Joano muncul bersamaan dari dalam toilet.

“Belum kelar, bantuin gue buang airnya sebentar.” Joano menyahut. Mukanya masam.

“Bukannya udah kelar? Airnya,” Salah satu teman Joano yang bernama Alfian ikut menimpali, tapi belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, Joano lebih dulu menginjak kaki laki-laki itu dan membuatnya menjerit kesakitan.

“Buang air apa? Lo bertiga kan cowok, ngapain nyuruh cewek buang air? Bohong kan, lo?”

“Beneran. Iya, kan?” Joano kembali meminta persetujuan teman-temannya.

Kali ini teman Joano bernama Mike yang menyahut, menganggukkan kepala. Ragu.

“Gue masuk duluan ya, Lun. Sampai jumpa di kelas.” Kata Daniel tiba-tiba.

Luna tersenyum, mengangguk pada Daniel. Membereskan masalah Joano adalah yang paling utama sebelum murid lain berdatangan. Karena kalau tidak, urusannya akan semakin panjang.

“Sampai ketemu di kelas, Daniel.” Balas Luna sambil melambaikan tangan.

Setelah memastikan Daniel hilang dari pandangan, Luna menoleh ke arah Joano dan dua temannya.

“Kenapa nggak buang airnya di toilet? Emang mau dibuang ke mana?”

“Nggak ada apa-apa kok, Lun. Joano ngarang. Ngomong-ngomong, makasih ya udah bantuin kami. Gue duluan.” Kata Mike kemudian berlalu lebih dulu.

“Oh, airnya tadi udah lo buang, ya?” Joano tertawa kaku sambil menepuk pundak Alfian.

Alfian meringis kemudian menjawab. “Bocah gila. By the way, thanks ya, Lun ” Dia lantas berlalu menyusul Mike.

Luna mendecak sebal. Dia tahu kalau Joano berbohong padanya.

“Lagian lo ngobrol mulu sama Daniel. Seru banget kayaknya.”

“Ngobrol apanya? Baru satu pertanyaan aja lo udah nongol duluan.” Kata Luna, menyayangkan.

Joano membuka mulutnya, hendak mengatakan sesuatu. Tapi Luna lebih dulu melanjutkan perkataannya yang belum selesai, "Daniel tuh perfect banget, ya. Udah kaya, keren, ramah, pinter lagi. Kok bisa sih segala kesempurnaan diborong sama dia semua. Emaknya dulu ngidam apa, ya?"

"Lah, gue juga cakep. Lebih pinter malah dari pada dia."

Padahal Luna tidak sedang menghina atau membandingkan Daniel dengan Joano, tapi perkataan laki-laki itu terdengar tidak terima. Luna menoleh kemudian menatap Joano menyelidik. “Lo juga iri kan sama dia? Ngaku!”

Joano mendengus, dia lalu menjauh dari Luna begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun.

“Orang aneh. Nggak bilang makasih lagi.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!