Pernikahan yang yang sudah berlangsung selama 2 tahun harus kandas begitu saja ketika Ela mengetahui suaminya Dayu yang mempunyai wanita lain yang dimana wanita itu bekerja sebagai pelayan dirumahnya
Ela meminta Dayu untuk menceraikannya dan ia berencana untuk membalas semua perbuatan Dayu dengan menikah dengan Salman yang tak lain adalah Kakak Dayu.
Apakah rencana Ela akan berhasil untuk membalas perbuatan Dayu atau ia malah akan jatuh cinta kepada Salman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Keesokan paginya dimana Ela sudah bangun untuk menyiapkan sarapan pagi.
Tia yang juga sudah bangun segera menghampiri Ela yang sedang memasak.
"Nona, ini jawaban dari pengemudi mobil itu" Tia menunjukkan isi pesannya.
"Kamu saja yang datang dan ini nanti kamu berikan uang ganti ruginya" ucap Ela sambil menaruh uang itu di atas dompetnya.
Tia mengambil uang itu dan memasukkannya ke dalam tas.
"Sampaikan maaf ku yang tidak bisa datang" ucap Ela.
Tia menganggukkan kepalanya dan setelah itu ia kembali masuk ke kamarnya.
Ela kembali memasak nasi goreng dan setelah matang ia langsung menghidangkannya di meja makan.
Hari ini Ela memutuskan untuk libur karena ia ingin menemani Nadine yang akan rekreasi.
Jam menunjukkan pukul enam pagi, Ela masuk ke kamar dan membangunkan Nadine yang masih tertidur pulas.
"Nadine sayang ayo bangun"
Nadine membuka matanya dan ia langsung memeluk erat tubuh Ela.
Kemudian Ela menggendong Nadine dan mengajaknya ke kamar mandi.
Setelah semuanya selesai mereka berdua langsung berangkat menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah Ela mengajak turun Nadine yang masih ada di dalam mobil.
"Mama, Nadine nggak mau ikut rekreasi" ucap Nadine.
"Nadine kenapa? Nadine sakit?" tanya Ela.
Nadine menggelengkan kepalanya dan ia menangis karena semua temannya mempunyai Papa.
Ela langsung menghela nafasnya saat mendengar jawaban dari putrinya.
"Nadine maaf kalau Om datang terlambat" ucap Bukit yang baru saja datang ke sekolah Nadine.
Ela langsung terkejut ketika mendengar suara Bukit yang sudah ada disekolah Nadine
"Kenapa kamu ada disini?" tanya Ela.
Nadine langsung memeluk Bukit dan mengajaknya masuk kedalam sekolahnya.
"Ini Papa Nadine, kalian tidak percaya jika aku punya Papa" ucap Nadine.
Ela yang mendengarnya langsung masuk kedalam dan meminta Nadine untuk tidak berbohong.
"Nanti aku akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Nadine" ucap Bukit sambil menggenggam tangan Ela.
Tak berselang lama Kepala sekolah meminta mereka untuk masuk kedalam bis yang sudah disiapkan.
Mereka bertiga langsung duduk di bangku depan, Bukit meminta Ela untuk duduk di dekat kaca.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi" ucap Ela.
Bukit mengambil ponselnya dan ia menunjukkan pesan yang ditulis oleh Nadine lewat ponsel Ela.
Nadine meminta Bukit untuk datang ke sekolah karena teman-teman Nadine suka membully dengan mengatakan Nadine anak yang tidak punya Papa.
"Jangan kamu marahi Nadine, kasihan dia" pinta Bukit.
Ela menganggukkan kepalanya dan ia langsung memeluk Nadine yang ternyata sudah tidur.
Sementara itu di tempat lain dimana Tia sedang menunggu di cafe yang sudah merasa tentukan.
"Apa pemilik mobil ini tidaklah datang ya?" gumam Tia.
Akhirnya Tia memutuskan untuk menunggu selama tiga puluh menit lagi.
Sepuluh menit kemudian Salman datang dan melihat Tia yang sudah datang.
"Apakah kamu orang yang menyerempet mobilku?" tanya Salman.
"M-maaf Tuan bukan Saya melainkan Nona saya yang tidak sengaja menyerempet mobil anda"
"Nona kamu? Lalu dimana dia? Kenapa bukan dia yang kesini?" tanya Salman.
Tia menghela nafasnya dan mengatakan kalau Ela sedang menemani putrinya yang sedang rekreasi.
"Berapa yang harus kami bayar?" tanya Tia.
"Dua juta" jawab Salman.
"Kenapa mahal sekali?"
Salman mengambil bukti pembayaran dimana ia baru saja dari bengkel.
Tia mengambil uang yang tadi diberikan oleh Ela dan segera ia memberikannya kepada Salman.
Setelah selesai membayar Tia langsung meninggalkan Salman.
"Untung saja bukan Nona Ela yang menemuinya" ucap Tia dalam hati.
Tia langsung melajukan motornya menuju ke rumah Ela.
Setelah kepergian Tia, Salman memesan kopi sebelum nanti ia kembali ke Mercury hotel
"Ini Tuan kopinya" ucap pelayan.
Pelayan menghentikan langkahnya saat melihat foto Salman yang jatuh.
"Tuan foto anda jatuh" ucap Pelayan yang baru saja mengambil foto di tempat Tia duduk tadi.
"Foto apa?" Salman melihat foto itu dan ia langsung terkejut ketika melihat foto pernikahannya dengan Ela.
Salman langsung bangkit dari duduknya dan mencari keberadaan Tia.
"Sayang akhirnya aku menemukanmu" gumam Salman.
Salman berlari menuju ke parkiran tetapi tidak menemukan keberadaan Tia.
Ia pun langsung mengambil ponselnya dan mencari nomor Tia.
Untung saja ia belum membuang nomor Tia dan ia segera menghubungi Tia.
Tia yang sedang berada di mini market langsung mengangkat ponselnya.
"Ada apa lagi Tuan? Apakah mobil anda rusak lagi?" tanya Ela dengan suara yang jengkel dengan Salman.
"Kembalilah kesini karena barangmu ada yang tertinggal disini" jawab Salman yang membohongi Tia.
Tia langsung menutup ponselnya dan segera kembali ke cafe itu.
Sesampainya di cafe ia melihat Salman yang berdiri di depan menunggunya.
"Masuklah kita perlu bicara" ucap Salman yang langsung menggenggam tangan Tia.
Salman memandang Tia dan setelah itu ia memberikan foto yang jatuh tadi.
"Ini barang kamu yang sepertinya terjatuh tadi" ucap Salman.
Tia langsung memasukkannya kedalam tasnya tanpa melihatnya terlebih dahulu.
"Dimana Nona kamu?" tanya Salman.
"Tuan kenapa anda mencari Nona saya? Bukankah saya sudah mengatakan kalau Nona sedang mengantarkannya putrinya rekreasi" jawab Tia.
"Dimana rumah nona kamu?"
Tia mengernyitkan keningnya saat mendengar pertanyaan Salman.
"K-kenapa anda tanya alamat? Apakah anda masih ingin menuntut Nona Ela?"
Salman langsung tersenyum saat mendengar nama Ela disebut oleh Tia.
"Jadi nama Nona kamu Nona Ela?".
Tia yang mulai jenuh langsung bangkit dari duduknya dan saat akan pergi keluar cafe tiba-tiba ia melihat beberapa orang yang menghadangnya.
"Bawa dia" ucap Salman yang kemudian masuk ke dalam mobilnya.
"Hey Tuan! Kamu akan membawa aku kemana? Ini penculikan namanya! Tolong!"
Salah satu anak buah Salman langsung menutup mulut Tia agar tidak berteriak.
Salman membuka tas Tia dan mencari alamat rumah Ela.
Ia malah menemukan kartu nama yang bertuliskan Ayam bakar Nadine.
"Bukankah ini alamat rumah yang aku hadiahkan kepada Ela" Salman langsung melajukan mobilnya menuju ke rumah Ela.
Salman melihat Tia yang sedang tertidur akibat obat bius yang diberikan oleh anak buahnya.
Selama hampir dua jam akhirnya Salman telah sampai di rumah Ela.
Salman membuka pintu rumah dan ia melihat foto Ela dan Nadine.
"Apakah ini putriku?" gumam Salman.
Salman tidak menyangka jika Istrinya selama ini bersembunyi disini.
"Tuan bagaimana dengan wanita ini?"
"Kamu taruh di kamar belakang" jawab Salman.
Salman masuk ke dalam kamar Ela yang saat ini tidak dikunci.
"Sayang maafkan aku yang sudah membiarkanmu kamu hidup seperti ini" gumam Salman.
Sementara itu di tempat lain Ela sedang duduk bersama dengan Bukit yang sedang menunggu Nadine berenang.
"Ela apakah kamu tidak mau menikah lagi?" tanya Bukit.
Ela yang sedang minum langsung tersedak mendengar perkataan Bukit.
Bukit langsung bangkit dari duduknya dan menepuk-nepuk punggung Ela.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud..."
"Tidak apa-apa"
Bukit kembali duduk di samping Ela yang sedang melihat Nadine berenang.
Ela menjadi salah tingkah saat Bukit malah memeluk duduk disampingnya.
"Mama..." panggil Nadine yang telah selesai berenang dan mengajak Ela untuk ke kamar mandi.
Ela langsung memandikan Nadine dan setelah itu mengganti pakaiannya.
Setelah selesai mereka kembali ke tempat duduk, Ela tidak melihat keberadaan Bukit yang tadi masih ada disini.
"Ayo kita makan dulu" ajak Bukit yang tiba-tiba muncul dari belakang.
Bukit langsung menggendong Nadine dan ia mengajak Ela untuk mencari makan sebelum kembali ke rumah.