Buta sejak lahir dan diasingkan dari keluarga, Nola Neilson kehilangan sosok ibu yang mencintainya. Ayahnya menikah dengan selingkuhan dan membawa anak-anak haram ke dalam rumah. Meski mengalami kekerasan, dia tidak pernah marah sedikit pun.
Ketika Nola dibawa pergi dari lubang neraka keluarga Neilson oleh pelindung mendiang ibunya, dia dijodohkan dengan Halbert Jefford—bos mafia yang mencuci tangannya dengan darah sepanjang hidupnya.
Jangan pernah membuat gadis itu marah karena akibatnya akan fatal. Meski Nola buta, dia mampu melihat mereka dengan kemampuan Supernatural nya. Bisakah Nola hidup berdampingan dengan Halbert yang dingin dan kejam?
Halbert tidak percaya adanya keberuntungan di dunia ini tapi dia mulai mempercayai keberuntungan yang diberikan istrinya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerabat yang Tersisa
Nola terus mengikuti diam-diam dan sudah lama membuang tongkat putihnya. Hingga saat pihak lain berbelok ke sebuah gang sempit yang gelap, dia juga pergi tanpa ragu.
Akhirnya, ketika tiba di gang, langkah gadis itu terhenti. Dia sepertinya merasakan kehadiran seseorang di gang itu dan aura supernatural yang kuat memancar dari tubuhnya.
Gadis itu menyipitkan mata abu-abunya. "Paman, apakah itu kamu?" tanyanya.
Tak lama, sosok pria berkemeja abu-abu itu berjalan perlahan ke arah Nola dan bertepuk tangan sebentar.
"Tanpa diduga, kemampuan keponakanku sangat baik," katanya. "Kamu masih mengingat aura Paman," imbuhnya.
Mengetahui jika itu memang pamannya, Nola senang. Di dunia ini, selain ibunya yang selalu dikabarkan tidak memiliki kerabat, hanya ada satu paman ini yang sangat peduli pada ibunya.
Wickson adalah kakak ibunya Nola, satu-satunya kerabat yang terhubung darah di dunia ini. Karena ibunya memiliki kemampuan khusus untuk memberikan keberuntungan pada orang lain, Wickson juga diburu oleh orang-orang dari organisasi itu.
Kemampuan memberikan keberuntungan ini hanya menurun pada anak perempuan. Tapi anak laki-laki juga diberkahi oleh keberuntungan di sepanjang hidupnya.
Keluarga Neilson tidak tahu tentang ini. Nola hanya pernah bertemu Wickson beberapa kali secara diam-diam saat masih kecil. Dia ingat aura pamannya. Jadi dia mengikutinya.
"Paman, aku merindukan ibu," kata gadis itu, matanya mulai memerah.
Wickson tidak tega melihatnya seperti ini. Dia sudah lama tidak mengunjungi adik dan keponakannya ini. Tanpa diduga, adiknya sudah meninggal karena sakit keras dan keponakannya diperlakukan dengan buruk di keluarga Neilson.
Awal mula dia tahu ini karena berita pernikahan Nola dengan Halbert di internet. Jadi dia yang jauh di negara lain segera datang untuk mencarinya.
Wickson memeluknya. "Jangan takut. Paman ada di sini. Apakah kamu ingin ikut dengan Paman?"
Nola ingin mengangguk tapi dia teringat dengan Halbert. Dia menggelengkan kepala saat ini. Tidak mungkin baginya untuk meninggalkan Halbert.
"Apakah karena pria itu?"
Nola mengangguk.
Karena Nola sudah menikah, Wickson tidak bisa memaksanya. Keluarga Jefford mengambil tanggung jawab untuk keselamatan Nola saat ini. Wickson diburu oleh pihak organisasi itu dan tidak bisa membawa Nola bersamanya.
Tapi jika gadis itu mau, dia akan berusaha untuk melindunginya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan paginya, Halbert yang mencari Nola sejak semalam sama sekali tidak tidur nyenyak. Wajahnya menunjukkan kelelahan dan dia masih membiarkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Nola.
Keluarga Neilson awalnya dicurigai tapi tidak ada bukti jika gadis itu dibawa ke suatu tempat. Tidak ada orang-orang mencurigakan dari Organisasi Supernatural Dunia. Lalu ke mana gadis itu pergi?
"Benar-benar merepotkan!" Halbert benci membuang-buang waktu dan dia ingin menghubungi kakeknya untuk meminta bantuan.
Kalung berliontin ikan koi perak yang dipakai Halbert tidak panas sama sekali. Itu artinya Nola tidak dalam bahaya hidup.
Baru saja hendak menghubungi Kakek Jefford, Halbert mendapati sederetan nomor asing memanggilnya. Dia mengerutkan kening dan segera menjawab.
Halbert tidak berbicara dan menunggu pihak lain bicara. Tanpa diduga, saat pihak lain bicara, ini terkait dengan Nola. Ekspresinya sedikit jelek tapi juga lega. Gadis itu baik-baik saja. Tapi dia masih tidak tahu siapa pria yang menelponnya.
Setelah mengakhiri panggilan, Halbert segera pergi ke sebuah vila yang dimaksud orang itu. Setibanya di sana, dia disambut dengan baik dan seorang pria berkemeja abu-abu muncul.
"Di mana dia?" tanya Halbert penuh permusuhan.
Pria di depannya ini sudah seperti paman. Apa yang dikhawatirkan Halbert, pria ini berniat buruk pada Nola.
Wickson tersenyum dan memperhatikan Halbert dari hingga bawah. "Tidak buruk," katanya tanpa memedulikan pertanyaan Halbert. Hanya saja siap Halbert terlalu dingin.
"Aku bertanya, di mana istriku?!" Halbert tidak sabar dan urat biru di dahinya bisa meledak kapan saja.
"Dia masih tidur di kamar. Dia kelelahan semalam."
Halbert akhirnya tidak tahan lagi dan memberinya tinju untuk memukul wajahnya. Kali ini dia tidak menahan diri lagi. Berani menyentuh istrinya?
Namun dengan cepat, Wickson menangkap kepslam tangan Halbert yang penuh tenaga. Dia juga tidak menunjukkan kelemahan.
"Nak, menurut senioritas, kamu harus memanggilku dengan sebutan paman," ujarnya.
Halbert tidak menimpali kata-katanya dan dia menarik kembali tangannya. Paman? Apakah gadis itu masih memiliki kerabat?
"Apa hubunganmu dengan Nola?"
"Aku pamannya, kakak dari ibunya Nola. Namaku Wickson. Karena kamu menikahi keponakan ku, tentu saja kamu harus memanggilku paman bukan?" Wickson terlihat percaya diri. Dia duduk di sofa sambil menyalakan sebatang rokok.
Melihat hal ini, Halbert berwajah gelap dan dia tidak mau memanggilnya paman. Tidak mau mendengarkan Wickson, dia buru-buru naik ke lantai dua di mana kamar berada.
Nola masih tertidur saat ini dan matanya sedikit bengkak karena banyak menangis. Halbert duduk di tepian tempat tidur dan menyentuh sisa air mata yang sedikit mengering di ekor mata gadis itu.
"Benar-benar merepotkan orang," gumamnya.
mampir yuk ke novel ku juga☺❤