Niat baik salsa untuk membantu sang bos yang sedang hangover ternyata membawa petaka untuknya. bagaimana tidak, malam ini kesuciannya di rengut oleh Azka Aditama dengan paksa.
sementara Azka sendiri bingung, sudah hampir tiga puluh tahun dia tahu dirinya impoten, tapi malam ini, kamar apartemennya menjadi saksi bisu,bagaimana keperkasaan alatnya saat menggagahi gadis di bawah kungkungannya.
Azka-Salsa here
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tak di restui~
Kenzo duduk menyendiri di kursi kayu dalam kontakan itu. Sejak tadi wajahnya tak bersahabat, dia bahkan hanya berdiam diri, tidak pernah menyahut pembicaraan Salsa yang sejak tadi mengajaknya bicara.
adapun Rara, gadis cantik itu hanya melihat dari bilik kamar, memperhatikan cara Salsa yang masih terlihat lembut tutur katanya sejak tadi. Jika dia yang menghadapi bocah itu, mungkin sudah emosi sejak tadi.
"mudah sekali kakak berubah, apa begitu besar pengaruh si om itu??" ketus Kenzo pada akhirnya.
Salsa memijat keningnya, kemudian menatap Kenzo " hanya makan malam, itu aja!!" sudah berkali kali dia mengucapkan kalimat itu sejak tadi,
"ya udah, kakak aja yang pergi, toh kita juga tidak ada gunanya di sana nanti!" pria itu membelakanginya, kembali bermain game di ponselnya.
"tapi Azka mengajak kita bertiga Ken, masa iya kamu nolak!"
"tidak usah sok baik dia, kalau memang tujuan utamanya untuk kakak maka harusnya ajak kakak aja, kami berdua dengan kak Rara tidak usah ikut!" kekeuh Kenzo yang keras kepala.
"ya udah kalau begitu.." Salsa berdiri, Kenzo hanya melihatnya
"kamu tidak akan di kasih uang jajan selama sebulan!" lanjut Salsa berhasil membulatkan mata bocah itu. Dia menyimpan ponselnya, mengejar Salsa yang sudah hampir sampai di kamar.
"mana bisa begitu, kak tolonglah.." Kenzo tak habis pikir, masa hanya karena dia tidak mau ikut pergi makan malam, uang jajannya harus di potong..
"terima saja, itu hukum alam!!" jawab Salsa dari dalam.
"baiklah, baiklah,, aku akan ikut! Tapi janji nggak akan lama disana kan?" Salsa tersenyum tipis, jika dia tahu hal itu berhasil membuat Kenzo ketar ketir, mungkin sudah dia lakukan sejak tadi tanpa harus capek capek membujuknya.
"good boy,, sekarang pergi mandi, Azka sebentar lagi datang!" sesuai permintaan pria itu beberapa Minggu lalu, dia tidak suka mendengar Salsa ayang terus terusan memanggilnya bapak, Jadi Salsa hanya memanggil namanya saja.
"hmm" dengan sangat berat hati, Kenzo membawa langkahnya ke kamar, langsung melesat ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sangat lama, sudah hampir dua puluh menit berlalu, dia masih saja belum keluar kamar. Salsa, Rara dan Azka hanya menunggunya sejak tadi.
"hmmm, anak itu!!" Salsa bangkit, pergi ke depan kamar Kenzo.
Tok tok tok
"Kenzo, nggak jadi pergi kah? Kalau iya maka kami pergi sekarang!!" belum juga Salsa berbalik, pria itu sudah tampak membuka pintu, senyum tengil ia tampilkan, puas sekali rasanya dia mengerjai mereka bertiga.
"jadi dong, udah tampan begini, sayang kalau nggak ikut,, di sana nanti makan gratis kan?" dia bersiul, seolah yang paling semangat di antara mereka, padahal jauh di dalam lubuk hatinya, dia enggan sekali, apalagi bertemu pandang dengan mata Azka barusan, muak Kenzo lihatnya.
"ayok!!" ke empat orang itu keluar, berjalan menuju mobil Azka. Dengan sigap, pria itu membuka pintu mobil untuk mereka, ini seperti sopir pribadi. Kenzo juga menunggu Azka yang membuka pintu, benar benar bocil mematikan.
"silahkan!" ujar Azka masih dengan nada suara rendahnya. Dia tidak mau berdebat dengan Kenzo sekarang, pria itu masih memikirkan moodnya nanti.
"terima kasih om.." masih dengan senyum jailnya, Kenzo berujar.
...----------------...
Dua puluh menit perjalanan, akhirnya Azka dan rombongan sudah berada di depan restauran mewah bergaya Klasik. pria itu berjalan lebih dulu, di ikuti oleh Salsa dan dua pengikutnya dari belakang.
Masuk ke dalam restaurant, keluarga Azka memesan ruang VVIP, disana hanya ada mereka, tanpa pengunjung lain.
Dari jauh, Salsa bisa melihat pak Raka duduk di kursi tunggal, di sampingnya ada mommy Airin, dan Aiden yang hanya diam sembari menunggu.
Bukan itu, tapi mata Salsa kini fokus pada wanita pemilik senyum lembut itu, duduk berhadapan dengan mereka, terlihat sangat akrab, khusunya dengan mommy Airin.
"selamat malam ded, mom.." Azka memberi salam saat sudah sampai, mereka ber empat mengalihkan tatapan, menatap Azka dan dan yang lainnya dengan memiliki arti masing masing.
"sudah sejak tadi?" setelah Azka memberi salam sambil mencium tangan pada kedua orang tuanya, kini giliran Salsa dan dua pengikutnya.
Deddy Raka tersenyum lembut, lain halnya dengan wajah mommy Airin yang datar datar saja.
"jadi, dia Salsa?" saat mereka berempat sudah duduk di kursi masing masing, Azka dan Salsa berdampingan, sementara Kenzo dan Rara juga sama, duduk di samping Salsa.
"Salsa wanita yang kamu maksud?" belum juga beberapa menit, mommy Airin sudah menyemprotkan pertanyaan dengan nada tak suka. Dia melirik Salsa sekilas, memperhatikan penampilannya dari bawah hingga sampai rambut.
Salsa yang di tatap begitu meneguk ludah kasar, perasaannya mulai tak karuan, apalagi melihat senyum wanita di sebelah Azka, Diandra Alvari.
"iya, Salsa mom,, kenapa reaksi mommy seperti itu?" tanya Azka yang sejak tadi melihat tak ada antusiasnya wanita paruh baya itu.
"berhenti bicara, aku mau bertanya pada Salsa lebih dulu!" kembali menatap ke arah Salsa, wanita itu memandangnya Lamat, seolah menyelami pikiran wanita cantik itu.
"Salsa, kamu serius dengan putra saya?"
Salsa bingung hendak jawab gimana, kalau dia tidak serius sekali pun, dia tidak akan berada disini.
"kamu tak bisa menjawab, berarti kamu masih belum serius, Salsa dengar! Alangkah baiknya kamu meninggalkan Azka, karena mommy tidak akan merestui hubungan kalian berdua!!" kalimat yang sangat mengejutkan itu keluar begitu saja, hal tersebut berhasil mengagetkan semua orang, termasuk Salsa yang kini sudah tertunduk.
"apa yang mommy bicarakan!!!" suara Azka sudah mulai menggelar, bagaimana bisa wanita itu berkata semaunya, dia menatap Salsa, menggenggam tangan wanita itu, seolah menyalurkan kekuatan pada wanitanya.
"Azka, kau membentak mommy?? Dan lagi__berhenti bersikap seperti itu, jauhkan tanganmu darinya!!" lantang wanita tua itu. Azka mana peduli, dia malam menatap tajam ke arah ibunya tersebut.
"lihatlah dia, dia sangat tidak cocok bersamamu, bagaimana bisa kamu memilih wanita seperti itu Azka,, saya pikir kamu mau mengenalkan Diandra sebagai wanita pilihanmu, kenapa malah Salsa,hah??"
Brakkkk
Kenzo menggerbak meja, terpancar kemarahan dengan tatapan menggelap dari matanya. Pandangannya menghunus ke arah mommy Airin yang sejak tadi banyak bicara menurutnya.
"anda pikir kami juga akan setuju putra anda itu menikahi kakakku? Asal anda tau, disini yang mengejar itu anak anda,nyonya,, bukan kakak saya!! anda mengeluarkan kalimat penghinaan seperti itu, hati anda ternyata tak secantik wajahnya!!" begitu marah, sangat!!
Kenzo menepis tangan Azka begitu kasar, menarik kakaknya keluar dari sana, meninggalkan mereka sekeluarga.
"Sa, tunggu!!" teriak Azka saat sudah sadar Salsa dan dua pengikutnya sudah berada di pintu. Pria itu tak tinggal diam, mengejar ketiganya.
"berhenti disana saya bilang!!" sambil menunjuk, Kenzo berhasil menghentikan langkah Azka. Setelah di rasa pria itu benar benar menurut, mereka kembali keluar restaurant.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...