Niat baik salsa untuk membantu sang bos yang sedang hangover ternyata membawa petaka untuknya. bagaimana tidak, malam ini kesuciannya di rengut oleh Azka Aditama dengan paksa.
sementara Azka sendiri bingung, sudah hampir tiga puluh tahun dia tahu dirinya impoten, tapi malam ini, kamar apartemennya menjadi saksi bisu,bagaimana keperkasaan alatnya saat menggagahi gadis di bawah kungkungannya.
Azka-Salsa here
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sudah biasa!!
"kak, are you oke?" Rara melirik sekilas ke arah Salsa, menatap kakaknya dengan tatapan cemas. Salsa tersenyum lembut, kemudian mengangguk.
Dia bahkan tidak menangis sama sekali, bahkan wajahnya tak tampak tersinggung dengan kalimat mommy Airin tadi.
"sudah biasa, nanti juga baik dengan sendirinya.." jawab Salsa tak mempedulikan hal itu. Bukan karena dia suka, tapi mau bagaimana lagi, semua orang punya pandangan tersendiri, dan sepertinya Salsa memang di takdirkan untuk tidak di sukai oleh calon mertua, soalnya ini seperti Dejavu, dulu saat bersama Revan pun bahkan lebih parah.jika mommy Arini hanya berkata seperti tadi, lain halnya dengan mamanya Revan dulu yang bahkan selalu memakinya.
"kan sudah aku katakan, aku tidak suka dengan si om Azka itu!! Buktinya memang si nenek lampir itu tidak suka kan dengan kakak?" sahut Kenzo dari depan. Dia duduk di kursi samping pak sopir. raut wajahnya sejak tadi tidak bersahabat sama sekali. Hingga sampai dekat kontrakan bau bocah itu menyahut pembicaraan mereka.
"hmm, iya... Kenzo memang tidak salah, tapi ini juga bukan salah Azka kan?" lagi, Salsa masih sempat sempatnya membela pria itu. Entah hatinya di buat dari apa, wanita cantik itu memang kadang kadang, hal itu berhasil membuat Kenzo mencebikkan bibirnya.
"apa sebenarnya kakak sudah mencintai si om om itu?" tanya Kenzo menebak isi pikiran Salsa, bagaimana tidak dia menebak begitu, Salsa akhir akhir ini seolah selalu berpihak pada Azka di banding dirinya.
"kenapa tanya begitu?"
"tanya saja, biasanya kalau kakak nggak suka kan harusnya__"
"harusnya apa?" potong Rara cepat.
"tidak jadi,, udahlah malas aku,, tapi yang jelas, kakak tidak lagi di perbolehkan menemui pak Azka selain tentang pekerjaan, bila perlu, untuk satu Minggu ke depan kakak izin tidak ke kantor!!" tegas Kenzo, Salsa tersenyum lembut, bocah di depannya sangat posesif memang.
"hmm, siap tuan muda... Sesuai keinginan anda!!" balas Salsa, hingga taksi yang mereka tumpangi kini sudah sampai di depan kontrakan.
ketiganya turun, setelah selesai membayar, Salsa dan dua pengikutnya membawa langkah untuk masuk ke dalam apartemen.
.
.
Belum lima belas menit, suara ketukan pintu kontrakan terdengar berkali kali, mereka sudah memastikan bahwa itu Azka, memang siapa lagi yang akan datang malam malam kesini, selain pria itu.
"kakak masuk kamar!!" datar Kenzo, Salsa menurut saja, memang untuk saat ini dia sangat malas, enggan untuk menemui Azka.
"kamu juga kak.." tambah Kenzo pada Rara. kedua wanita itu kini masuk ke dalam kamar masing masing, tersisa Kenzo yang masih di meja ruang tamu.
Dia duduk diam sembari bermain game di ponselnya, telinganya dia pasang headset, untuk menyamarkan suara ketukan Azka yang belum berhenti di luar.
"Sa, buka pintunya..."
"Salsa, sayang heiiii... Buka tolong!!" suara Azka masih saja terdengar, entah sampai kapan, yang jelas Kenzo mana peduli, biarkan saja, hitung hitung dia membalas pria itu. Lagipula, siapa dia, bukan orang penting! Pikirnya.
"Sa,,, kali ini tolong, dengarkan aku... Sa, buka.." mana mungkin terbuka, Salsanya sudah di kamar, di jamin tidak akan mendengar teriakannya.
"aku akan tetap disini sampai kamu bukain Sa,,"
"mau tidur di depan atau apa gue enggak peduli om, malah senang.." sahut Kenzo masih dengan game yang dia mainkan.
Hingga hampir dua jam berlalu, dia masih betah di posisinya. mencabut headset dari telinga, hening.. Tidak ada lagi suara Azka.
"jam sepuluh, mungkin dia sudah pulang" Kenzo berdiri, membawa langkahnya ke jendela, mengintip ke depan melalui celah tirai ..
"eh,masih disini ternyata.." terlihat Azka masih bermain ponsel, duduk bersila di depan kontrakan Salsa. Pria itu masih berusaha menghubungi wanita tersebut, tapi tak tersambung sama sekali.
"kasihan sebenarnya,,, tapi lebih kasian kakakku yang di permalukan oleh ibunya yang cerewet bak emak lampir itu!!" hampir saja Kenzo luluh dan berniat membuka pintu, tapi membayangkan kembali wajah dingin mommy Airin tadi berhasil mengurungkan niat pria itu.
dia berjalan masuk, pergi menuju kamarnya.
"kalau memang dia benaran sampai besok pagi di depan, berarti dia benar benar tulus pada kakak saya.." sebelum berbaring, Kenzo sempat sempatnya berguman, kemudian dia membawa tubuhnya untuk mengarungi mimpi, mungkin mimpi buruk nantinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...