Bagaimana sih seru nya menjadi princes Jihaen Mayleen yang sangat di sayangi oleh empat kakak laki-laki nya yang semua nya adalah pangeran super tampan?
Bagaimana pula kalau pangeran Richard Erling sang pria masalalu Jihaen yang belum selesai malah muncul lagi namun sebagai tunangan Mheyrina sepupu nya Jihaen?
Jihaen cantik,pintar seorang puteri raja pada kenyataan nya kisah cinta nya tak seberuntung kehidupan nya..
Santai dulu gak sih sama novel satu ini
Sebelum merilis novel selanjut nya, kayak nya autor mau santai dulu sama novel yang ringan ini
yuk mampir di novel yang ke-16
Royal Princes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♡ LIA Lestari ♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Royal Princess Chap 26
"Richard..memang apa bukti nya kalau aku suka Chiko, siapa yang bilang kepada mu kalau aku pernah menyatakan cinta kepada nya" Jihaen berusaha membela diri nya, ia tentu saja tak suka di tuduh..
"Apakah perkataan Chiko tidak cukup sebagai bukti? Chiko saudara ku, sejak kecil kami sangat dekat..mana mungkin dia berbohong? aku percaya pada nya" kata Richard mantap
"bagaimana jika perkataan nya tidak terbukti? Apa kau masih tetap percaya pada nya ketimbang pada ku?" Jihaen sangat terluka
"terbukti apa nya? Jelas-jelas aku dan Chiko saudara. sesama saudara pasti saling percaya, tapi kau..Jihaen antara kau dan aku..kita berdua hanyalah orang asing jadi untuk apa aku lebih mempercayai mu ketimbang saudara ku sendiri?" Richard keukeh dengan kesimpulan nya
"Richard kapan Chiko bilang aku menembak nya?" Jihaen penasaran, mata nya memerah..kesal bercampur sedih
"masih mau pura-pura lupa..? Malam saat kau menemani membahas pementasan bersama Reinara. Jangan bilang kalau kau juga lupa itu?" seringai Richard
"oh jadi itu?" Jihaen tau betul kalau malam itu mereka pernah bercanda, jadi Chiko mengada-ada dengan perkataan candaan itu...lalu trik apa lagi yang Chiko main kan selain itu ? Jihaen kaget juga ternyata Chiko orang yang seperti itu..!
Richard mencibir menatap Jihaen lalu ia berkata "ya..aku juga tak berhak melarang kau suka siapa itu terserah mu, tapi tolong jangan libatkan aku jika kau memang suka sama Chiko"
"Baik..aku juga tidak akan memperjuangkan jika kau memang tidak suka aku..! tapi aku tidak suka di tuduh seperti ini, jelas-jelas Chiko mengada-ada.., aku akan panggil Reinara" Jihaen mulai kesal, berani sekali Chiko memfitnah nya, padahal muka Chiko kk 'orang bener' kan?
Reinara yang kebetulan sedang berada tak jauh dari sana menunggu Jihaen akhir nya muncul karena mendapat pesan dari Jihaen
"Ada apa?" tanya Reinara saat melihat muka dua orang tidak baik-baik saja
Setelah Jihaen mengatakan permasalahan nya pada Reinara, gadis ini pun tercengang
"apa-apaan Chiko itu? Jelas-jelas malam itu hanya bercanda..! Bukan kah aku juga bermain-main dengan Amran dengan kata yang serupa" Reinara juga merasa geram, apa-apaan si Chiko ini?
"huh, kalian itu sahabat.., mana mungkin kalian saling menghianati. Semua dunia tau kalau nona muda Reinara akan melakukan apa pun untuk nona muda Jihaen begitu pun sebalik nya.., mana mungkin dalam permasalahan apa pun kalian tidak saling membantu" tuding Richard..ia semakin jauh mempercayai Choki..hingga Richard tanpa sadar ia telah menjadi orang jahat hari ini.
"Jangan gila kamu Richard. Kami ini orang baik-baik, sekali pun kami mau membantu teman kami tidak akan membantu untuk hal-hal yang buruk" Reinara kesal sampai menyingsing lengan baju nya seperti mau menghajar Richard
Namun Richard hanya tertawa kecil melihat Reinara yang kesal, ia sama sekali tak gentar meski Reinara ini menonjok nya. lagi pula Reinara juga kecil begitu, sebelas dua belas sama dengan Jihaen jadi bagi Richard gadis ini tidak ada seram-seram nya sama sekali.
"kalau perlu panggil Choki kemari..! Sekalian Amran dan Lodi..! biar di buktikan siapa yang jujur dan siapa yang bohong..!?" tantang Reinara dengan suara lantang seraya berkacak pinggang dengan garang di depan Richard yang jelas-jelas jauh lebih tinggi di atas nya.
Bagi Reinara, ia akan melindungi sahabat nya sampai titik penghabisan. Enak saja mereka mau memfitnah Jihaen seperti ini? Ini bukan tentang kisah cinta lagi, tapi ini tentang nama baik yang di cemari..
"Reinara..sudah lah.." Jihaen menahan nya, ia tak ingin permasalahan cinta nya malah mengaitkan orang banyak takut nya di kira lebay lagi. Lagi pula untuk apa di perpanjang? jelas-jelas tadi Richard bilang kalau ia juga tidak pernah menyukai Jihaen..
"ayo kita pergi saja.." Jihaen mengajak Reinara pergi. Tadi nya ia fikir kalau Reinara mengatakan kejadian sebenar nya kepada Richard maka pria ini akan percaya namun ternyata semua nya tak sesederhana ini.
"kenapa? Takut kebusukan nya terbongkar ya?" tanya Richard sinis saat melihat Jihaen hendak menarik Reinara pergi
Belum sempat Jihaen respon, Reinara sudah lebih dulu membentak Richard
"keterlaluan kamu Richard..!!" hardik nya
"siapa yang takut? Jihaen tidak takut..aku akan memanggil Lodi,Amran, dan Chiko sekarang..!!" Reinara berkata lantang dan menggeram..
Tanpa menunggu lama Reinara langsung menelpon dengan penuh amarah..
"Amran cepat kemari ke depan gedung aula..!!bawa Lodi dan juga jangan lupa Chiko si brengsekk itu..!!" kata Reinara di telepon, Amran di seberang sana yang kebetulan sedang naik skuter bersama Lodi sangat terkejut. Lodi juga jelas mendengar amarah Reinara dari ujung telepon.
Mereka fikir ada masalah dalam pekerjaan pementasan pertengahan bulan nanti, jadi mereka segera kesana berboncengan skuter dengan terburu-buru.
Benar saja tak lama berselang Amran dan Lodi sudah tiba di sana dengan skuter listrik mereka. Melihat ekspresi masing-masing orang seperti nya ini bukan masalah pementasan seni..
"ada apa?" tanya Amran heran
Seperti nya jelas sekali wajah Richard, Reinara dan juga Jihaen yang ada di depan nya sama sekali tidak baik sedikit pun
"Amran, apa malam di pertemuan itu kau juga mendengar kalau Jihaen menembak Chiko dengan serius..aku sama sekali tidak menganggap seperti itu" Reinara langsung ke inti nya
"lho, kan seingat ku waktu itu ketika Chiko bilang itu ke Richard dan teman-teman di tongkrongan, aku juga menanggapi nya ku kira Chiko juga bercanda.." kata Amran apa ada nya
Lodi juga ingat, kalau ia pernah di tanya. Ia tak tau apa permasalahan orang-orang ini, yang jelas ia tak mau terlibat..
"ya..aku juga di tanya Chiko dan aku jawab iya aku dengar Jihaen menembak nya tapi aku tak tau apa kah itu candaan atau bukan karena aku juga lebih sibuk dengan earphone dan game" Lodi cepat-cepat menjawab agar tidak di introgasi lebih, bagaimana pun muka Reinara dan Richard terlihat penuh amarah, hanya Jihaen yang tampak lesu.
Namun dari yang di lihat Richard, jawaban Amran dan Lodi saat ini hanyalah semata-mata tidak mau ambil resiko amarah Reinara. Semua teman nya tau Reinara sangat galak dan sangat seram saat marah. Ia tak akan segan mencakar dan menonjok wajah orang jika ia rasa tidak sesuai dengan pemikiran nya.
Jadi saat memikirkan jawaban Amran dan Lodi yang hanya seperti terancam, ekspresi senyuman Richard yang tampak mengejek langsung terpampang di wajah pria tampan nya itu..